Merasa dirinya mendapatkan teguran dan peringatan, lelaki itu secara spontan membuang jauh-jauh atas pikiran tentang duniawi yang ada di dalam benaknya. Ia kembali berdoa dengan sungguh-sungguh dan memfokuskan hatinya agar senantiasa mengingat Allah SWT. Tak lama berselang doa itupun terkabulkan. waAllahu a’lam
Demikian disarikan dari hikayat ke seratus tujuh puluh, kitab An-Nawadir, karya syekh Ahmad Syihabuddin bin Salamah Al-Qulyubi, halaman 154, cet. Al-Haromain. (okz)