Beberapa hari kemudian, Natalia mendiskusikan temuannya itu bersama dengan kawannya yang Muslim. Dia lantas mendapatkan pertanyaan kembali. Apakah kitab aslinya menyebutkan hal yang sama? Setelah dia mencari di kitab suci yang sama, tetapi dengan bahasa aslinya, ternyata Nabi Isa ditegaskan tidaklah mengaku sebagai Tuhan. Sosok al-Masih menegaskan dirinya sebagai guru dan bapak (junjungan), yang dalam bahasa Ibrani diistilahkan sebagai kurios.
Akhirnya, hatinya mulai mantap. Dia telah menyadari betul, kebenaran datang dari Islam yang secara tegas menyatakan Nabi Isa AS hanyalah utusan-Nya, tidak pernah mengakuaku sebagai tuhan. Dengan penuh kesadaran, Natalia menerima ini sebagai fakta, dan langkah awal baginya untuk menemukan pijakan yang lebih teguh.
Kepada kawannya, perempuan itu menyampaikan niat ingin menjadi seorang Muslim. Betapa gembira temannya itu saat mendengarkan curahan hati (curhat) Natalia.
Termasuk ketika dikatakannya, bahwa tidak ada satu pun ayat dalam kitab sucinya dahulu yang menyebutkan Nabi Isa AS sebagai tuhan. Padahal, lagi-lagi dirinya berkata gamblang, kitab suci seharusnya 100 persen benar, tidak saling kontra diktif dalam isinya. Untuk itulah, lanjut Natalia, dirinya mengakui kebenaran Alquran. Dan, dia ingin menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
Hari yang bersejarah dalam kehidupannya terjadi pada 7 Oktober 2016. Dengan ditemani kawannya, dia mendatangi kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Malang Jawa Timur.
Di hadapan para ustadz dan ulama setempat, Natalia menyatakan ingin memeluk Islam. Mereka pun membimbingnya dalam mengucapkan dua kalimat syahadat. Sesudah itu, hati Natalia bagaikan lepas dari beban berat. dIa merasa lega dan sangat bersyukur karenanya. [gelora]