Eramuslim.com -Nama besar Al-mam mujtahid, Al-Imam Muhammad bin Idris as-Syafi’i atau lebih dikenal dengan nama Imam as-Syafi’i terdengar menggaung di negeri-negeri Islam. Kehebatan beliau dalam berhujjah dan berdebat tak tertandingi, sehingga memunculkan banyak tokoh pembesar yang iri dan hasad akan kepopuleran beliau.
Di antara yang ingin menghancurkan karier Imam Syafi’i ada seseorang bernama Mutharrif bin Mazin, seorang pembenci akut Imam Syafi’i. Dialah yang memfitnah dan melaporkan pada Khalifah Harun bin Rasyid bahwa Imam Syafi’i terlibat dalam rencana merongrong kekuasaan khalifah.Akhirnya, Imam Syafi’i ditangkap, tangan dan kakinya diikat dengan rantai, diarak di jalanan sebagai seorang yang tertuduh melawan kekuasaan negara.
Orang yang diutus Khalifah Harun al-Rasyid untuk menangkap Imam Syafi’i bernama Hammad al-Barbari. Imam Syafi’i ingin dipermalukan di depan pengagumnya bahwa ia ternyata bukan seorang ulama, namun seorang perongrong negara. Itulah pesan yang disampaikan dari pemborgolan Imam Syafi’i.
Beruntung, Imam Syafi’i dihadapkan dihadapan seorang khalifah yang cerdas dan bijaksana. Tuduhan bahwa beliau seorang yang terlibat sebagai bagian dari Syiah Rafidhah yang diduga merencanakan konspirasi perlawanan tidak terbukti dan kemudian dilepaskan.
Imam Syafi’i dihadapkan pada pemimpin negara yang cerdas. Sekali lagi, pemimpin negara yang cerdas dan bijaksana. Bukan pemimpin yang menuruti hawa nafsunya. Akhirnya, fitnah itu terselesaikan.