4. Tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk Hidup dan dasar hukum dalam menata kehidupan semasa di dunia. Allah menjelaskannya dalam firman-Nya :
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta”. (124) Berkatalah ia: “Ya Tuhan Penciptaku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? (125) Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan”.(126) Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di Akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.(127) (Q.S. Thaha (20) : 124 – 127)
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Selanjutnya, dosa-dosa yang menyebabkan kita masuk neraka ialah :
5. Memakan harta anak yatim. Memakan harta anak yatim itu bisa karena harta itu merupakan hak mereka sebagai warisan dari orang tua mereka yang telah meninggal dunia, ataupun melalui pengumpulan dana atas nama mereka, namun tidak digunakan untuk kepentingan mereka kecuali sedikit dengan alasan biaya manajemen dan sebagainya. Hukuman memakan harta anak yaitim itu di akhirayt amatlah berat. Allah menjelaskannya :
إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا (10)
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim (tidak adil), sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam Neraka Sa’ir (api yang menyala-nyala)” (10) (Q.S. An-Nisa’ (4) :10)
6. Memiliki habit (kebiasaan) meninggalkan shalat lima waktu, tidak mau memberi makan orang-orang miskin dan suka membahas masalah yang bathil dan sistem hidup yang yang bathil (tidak sesuai dengan sistem Allah), serta tidak percaya pada hari pembalasan. Allah menjelaskan dalam firman-Nya :
مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44) وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ (46) حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ (47) (سورة المدثر)
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Neraka Saqar?” (42) Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang menegakkan shalat (43) dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, (44) dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, (45) dan adalah kami mendustakan hari pembalasan,(46) hingga datang kepada kami kematian”.(47) (Q.S. Al-Muddts-tsir (74) : 42 – 47)