Assalamu’alaikum Ibu Sri,
Saya seorang ibu rumah tangga yang sedang resah karena memikirkan kenaikan tariff dasar listrik yang mengakibatkan kenaikan harga kebutuhan sehari-hari. Suami saya bekerja disebuah perusahaan swasta dengan gaji perbulannya Rp 1.500.000, dan anak kami 3 orang. Saya sudah berusaha membantu penghasilan suami dengan berdagang makanan di rumah. Tetapi hasilnya tetap tidak mencukupi kebutuhan kami. Bagaimana solusinya ya Bu agar tetap survive dan bisa mengatur keuangan rumah tangga dengan baik.
Sebelumnya terima kasih atas jawaban yang diberikan.
Wassalam
Wassalamu’alaikum Ibu Wati,
Memang masyarakat Indonesia sangat ini sedang dihadapkan pada problem kenaikan harga yang demikian memberatkan akibat kenaikan tariff dasar listrik yang berimbas pada kenaikan harga sembako. Sementara gaji tidak meningkat, gimana perusahaan mau menaikkan gaji kalau semua harga bahan baku juga meningkat. Padahal sebenarnya tariff listrik hanya naik 10 % saja, harusnya sih dengan kenaikan tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap kenaikan harga, tetapi kenyataannya harga barang melonjak bahkan belum diumumkan kenaikan harganya, harga diluaran sudah duluan naik.
Siapa yang paling dipusingkan dengan kondisi ini? Tentu saja ibu rumah tangga yang dituntut tanggung jawabnya mengelola pengeluaran. Untuk itu harus pinter-pinter memutar uang agar bisa tetap survive. Jangan dihadapi dengan keluhan dan stress berkepanjangan nanti bisa timbul masalah baru. Yang penting mari kita sama-sama hadapi dengan semangat terus mencari solusi terbaik. Saya yakin ada hikmah tersembunyi dibalik kejadian ini. Paling tidak membuat kita bijak mengatur pengeluaran dan mulai memikirkan pengelolaan keuangan dengan baik.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menghadapi masa sulit ini :
1. Susunlah anggaran bulanan
Anggaran bulanan ini sebagai pedoman pembelanjaan dan pengeluaran kita. Setiap awal bulan catatlah semua pengeluaran yang akan kita lakukan selama 1 bulan ke depan termasuk sumber pemasukan kita. Besar pengeluaran harus disesuaikan dengan potensi pemasukan yang diterima. Kemudian patuhi anggaran dengan membelanjakan yang sudah dicatat.
2. Bijak dalam pengeluaran
Lakukan analisis pengeluaran mana yang masih bisa ditekan. Penghematan dapat dilakukan dengan cara-cara :
- Berpikir ulang dahulu sebelum melakukan pembelian. Prioritas belanja yang yang diperlukan dahulu terutama kebutuhan pokok. Sesuaikan dengan anggaran yang sudah dibuat. Perilaku belanja sangat penting di jaman seperti sekarang ini. Kendali untuk memperturutkan keinginan harus sangat kuat. Tunda dulu keinginan yang belum perlu.
- Menggunakan barang subtistusi/pengganti. Kebutuhan belanja dapur memang secara kuantitas sulit berkurang, tetapi secara kualitas bisa menggunakan barang substitusi/pengganti. Tetapi kadar gizi dari makanan harus tetap terjaga lho. Contohnya belanja daging diganti dengan ikan, ayam digantikan dengan telor atau tempe. Memasak dengan menggoreng dengan minyak bisa diganti caranya dengan membuat pepes atau merebus. Lebih sehat karena berkurang lemaknya dan sekaligus sambil berdiet.
- Pemakaian listrik. Pakailah lampu hemat energi, matikan lampu penerang bila ruangan tersebut tidak digunakan. Jika menggunakan mesin cuci lakukan sekaligus untuk mencuci banyak pakaian jangan hanya mencuci 1 – 2 potong pakaian. Kumpulkan pakaian sekaligus dalam jumlah banyak untuk disetrika. Demikian juga untuk televisi dan tape recorder. Bila tidak ada yang melihat atau mendengarkan lebih baik dimatikan saja. Penggunaan kulkas juga perlu diperhatikan usahakan mendinginkan makanan dulu di luar sebelum dimasukkan ke dalam kulkas
- Pemakaian air. Komponen lain yang pelu dihemat adalah pemakaian air. Hemat air ini juga merupakan penghematan anggaran keluarga. Matikan keran bila tidak digunakan. Gunakan air bekas mencuci untuk membersihkan kamar mandi, atau mengguyur kloset bila habis buang air. Usahakan mencuci baju dalam jumlah banyak sekaligus.
- Pemakaian telepon. Berbicaralah singkat dan padat pada orang yang kita hubungi. Bila tidak ada hal yang terlalu penting untuk dibahas cukup menggunakan SMS. Penghematan telepon rumah harus dilakukan kolektif bersama anggota keluarga. Jangan hanya Anda yang komitmen melakukan penghematan tetapi anggota lain tetap boros.
- Rawatlah barang-barang dengan baik sehingga tidak cepat rusak sehingga tidak ada pembelian baru.
3. Mencari penghasilan tambahan
Dalam kondisi ketidak pastian ekonomi sekarang ini mau tidak mau kita harus ikhiar terus untuk berupaya meningkatkan penghasilan ini. Untuk yang ini Bu Wati sudah terbiasa dagang. Tetapi mungkin belum optimal lagi untuk memasarkan dalam skala lebih luas lagi. Cobalah tidak hanya mengandalkan pembeli yang datang ke rumah tetapi lakukan jemput bola tawarkan ke kelompok arisan, pengajian di sekitar tempat tinggal Ibu. Ibu harus aktif dalam berbagai kegiatan di masyarakat agar orang mengenal makanan buatan Ibu. Usahakan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya meningkatkan penghasilan ini. Potensi suami dan keahlian bisa dioptimalkan di luar jam kerja. Anak-anak juga mulai di asah kecerdasan finansial dengan diajak berdagang.
Demikian Ibu Wati, semoga bermanfaat. Semoga tetap semangat dan optimis dalam kondisi sesulit apapun.
Wassalam
*) Penulis adalah konsultan keuangan keluarga muslim, Owner Kurnia Consulting
dan penulis buku Cerdas dan Cerdik Mengelola Uang