Assalamu`alaikum…… Ibu yang terhormat. Usia saya 30 tahun, saya mempunyai seorang putri yang berusia 6 tahun. Saya mohon ibu berkenan memberikan saya saran terkait dengan perilaku anak saya. Anak saya sekarang bersekolah di TK Islam kelas B. seringkali saya merasa risih dengan perilaku putri saya yang suka berdandan seperti orang dewasa, padahal baik saat saya dirumah maupun kerja (saya mengajar di sekolah swasta) tidak pernah memakai kosmetik yang berlebihan (saya memakai jilbab). Bagaimana cara saya mengarahkan putri saya ? Saya sangat bingung dan khawatir pada perilaku putri saya. Yang terbaru, dia mencukur alisnya dengan pisau cukur ayahnya sehingga tinggal separuh. Padahal sekalipun saya tidak pernah melakukan hal tersebut. Kemudian yang kedua, motivasi anak saya untuk sekolah dan mengaji sangat minim, sehingga seringkali saya memaksanya untuk berangkat sekolah dan mengaji. tolong bu….berkenan memberikan saya saran dan jalan keluar. Jazaakumulloh…..wassalam
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Ibu im yang dirahmati Allah swt.,
Ibu merasa risih dengan putri Ibu yang baru berusia 6 tahun tapi suka dandan seperti orang dewasa, seperti memakai kosmetik bahkan mencukur alis? Wah, lucu juga ya! Tidakkah terpikir bahwa betapa lucunya ananda dengan kosmetik itu? Jangan berpikir bahwa Ananda akan melakukannya terus, karena dia akan melihat kiri-kanan, jika temannya berbeda maka dia akan berganti gaya lagi. Saya memahami bahwa keprihatinan Ibu dilandasi oleh tanggungjawab yang besar dan kecintaan pada Ananda tercinta. Setiap Ibu akan cermat mengamati setiap tahap perkembangan anak, namun juga perlu memahami karakteristik perkembangan pada tiap tahap tersebut. Ya, kan, Bu?
Ibu im yang shalihat,
Proses perkembangan anak berlangsung sepanjang hidup, dipengaruhi oleh interaksi antara faktor dari dalam keluarga maupun faktor di luar keluarga/ lingkungan. Misalnya pola asuh orangtua akan berinteraksi dengan pergaulan teman sebaya, pengaruh media massa maupun faktor eksternal lainnya dalam mempengaruhi perilaku. Pola belajar anak akan dilakukan pada awalnya melalui pengindraan (mata, hidung, kulit, telinga, lidah/ indra pencecap) kemudian ini akan menjadi informasi pertama anak tentang dunia barunya. Informasi ini pada saatnya akan muncul dalam bentuk perilaku melalui proses imitasi (peniruan) dan lingkungan akan menjadi model yang berpengaruh. Proses peniruan pada masa anak berlangsung begitu saja tanpa ada proses penelaahan yang matang seperti halnya dalam proses perkembangan yang lebih lanjut. Penanaman nilai perlu dilakukan pada masa anak sebagai langkah pengenalan dan pembentukan informasi awal. Hal ini karena perkembangan kognitif maupun perkembangan moral yang belum matang. Setelah usia baligh dan anak memasuki kedewasaan maka hasil dari pendidikan orangtua akan kelihatan hasilnya. Saat ini kematangan berpikir terbentuk dan telah terjadi kematangan moral.
Ibu im yang dirahmati Allah swt.,
Mengingat usia Ananda yang baru 6 tahun wajar jika nampak perilakunya masih berdasarkan imitasinya pada lingkungan, apakah dari informasi internal keluarga maupun eksternal. Anda merasa bahwa perilaku Anda sendiri tidak menggambarkan seperti halnya putri Anda, bukan? Nah, mungkin model itu ada pada figur wanita lain yang pernah ananda lihat. Mungkin figur itu tantenya, tetangga, Ibu temannya, tamu-tamu Anda yang datang ke rumah, atau bintang iklan di TV, semua serba mungkin dan semua punya kans menjadi model bagi Ananda. Apa yang didengar, dilihat, disentuh, diindra…akan direspon, namun yakinlah bahwa ini ada masanya. Ada masanya ini akan berganti dengan perilaku lain yang lebih sesuai, lebih patut sesuai dengan penanaman nilai-nilai dan perkembangannya yang semakin matang. Justru reaksi anda tidak perlu berlebihan pada anak, karena mereka memang belum mengerti. Biarlah secara wajar anak mengalami masa peniruan ini, sembari mengevaluasi stimulus yang dapat menjadi model-model buruk untuk diminimalisir dari kehidupannya. Mengapa diminimalisir? Ya, karena tidak mungkin menghilangkan samasekali stimulus semacam itu dalam kehidupan masyarakat yang beragam ini. Oleh karena itu selektiflah terhadap acara-acara TV, yang bersifat audiovisual akan semakin menarik padahal tak semuanya sesuai untuk usia anak.
Ibu im yang dirahmati Allah swt.,
Seiring tertanamnya konsep patut dan tidak patut, layak dan tidak layak dari Anda sebagai pendidik maupun dari lingkungan, maka konsep tersebutlah yang akan membersamai anak dalam kehidupannya kelak. Janganlah konsep ini ditanamkan secara satu arah, namun harus dengan pemahaman yang baik. Mendengarkan kisah/ dongeng, cerita bergambar, berbagai alat peraga, melalui permainan, dan lainnya akan membantu proses penanaman suatu nilai. Berdoalah pada-Nya, karena anak adalah titipan-nya, sebagaimana do’a ibrahim as. yang mendoakan anak keturunannya untuk menjadi pemimpin orang-orang bertaqwa. Ibu Im, bagaimanapun kelekatan anak pada Anda maupun pendidiknya yang lain, adalah senjata ampuh untuk memperbaiki setiap hal yang bengkok yang akan mungkin terjadi pada setiap tahap perkembangan anak. Tetap optimis ya bu, im!
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba