Tidak Mencintai Istri

Assalamualaikum. Ibu Siti Urbayatun

Saya seorang Pria yang sudah menikah usia pernikahan kami 1,5 thn dan istri saya sedang hamil pertama usia kandungannya 5 bulan. Saya tidak mengetahui apakah saya  cinta kepada istri saya aatau tidak. Karena pertama kali mengenal dia waktu kuliah, dia begitu baik pengorbanan dia begitu banyak kepada saya. Hingga tiba saatnya saya lulus kuliah dia mengajak saya menikah, jujur waktu itu saya belum ingin menikah karena ingin menikmati masa muda dan membahagiakan orang tua saya karena orang tua saya hanyahidup berjualan kue hingga sekarang, namun saya merasa tidak enak hati kepada calon istri saya hinnga akhirnya saya menikah hingga sekarang. Namun sekarang saya menyesal melihat kondisi orang tua saya berjualan kue dan uang saya tidak cukup untuk membantu mereka dan sekarang sering sakit-sakitan tapi saya tidak mampu untuk membantu orang tua saya apalagi sekarang istri saya hamil. apa yang harus saya lakukan? saya ingin menceraikan istri saya apakah it lebih baik?

Saya mohon bantuannya untuk menyelesaikan persoaalan ini. Terima Kasih banyak

Wassalamualaikum

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Sdri. Andi yang dirahmati Allah swt.,
Anda mempunyai masalah yang bersumber dari kebingungan Anda dalam menentukan sikap, di satu sisi ingin berbuat baik dengan memberi santunan materi pada orangtua namun Anda merasa kemampuan Anda terbatas. Dalam Islam, tanggungjawab utama seorang suami adalah memberikan hak pada anak-istrinya makanan, pakaian dan tempat tinggal serta hak-haknya yang lain dengan cara yang ma’ruf. Juga hak untuk mendapat bimbingan agar keluarganya terjauh dari api neraka.

Allah swt. berfirman dalam Al Qur’an yang kurang lebih artinya:

”Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..!” (QS At-tahrim).

Sudahkah kewajiban Anda pada Allah swt. yang merupakan hak-hak anak-istri ini Anda tunaikan? Karena semua kewajiban akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah swt.

Rasulullah saw. bersabda yang kurang lebih artinya:
” Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam rumahnya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya” (HR Bukhari-Muslim).

Jangan melalaikan kewajiban utama ini dengan dalih untuk mengerjakan sesuatu amal sunnah yakni bershadaqah pada orangtua. Anda tetap dapat bershadaqah tanpa harus mendzalimi pihak lain, oleh karena itu skala prioritas tetap harus pada anak-istri. Apakah dengan alasan tidak cinta anda kemudian dapat menceraikan istri begitu saja, setelah pengorbanan sedemikian rupa apalagi saat ini istri sedang mengandung anak Anda? Berpikirlah secara rasional dan gunakan qalbu yang lurus, Sdr. Andi. Sungguh tidak rasional membalas ketulusan istri selama ini dengan kesalahan kedua yakni menceraikannya, setelah kesalahan pertama Anda menikahinya dengan keterpaksaan. Jangan bebankan keputusan yang telah Anda buat dengan menyakiti dua hati yang mengharap uluran tangan figur suami dan ayah. Ingatlah jabangbayi yang sedang dikandung istri, bahwa masa depannya masih panjang dan berada dalam ketidakpastian jika tanpa kasih sayang Ayah. Renungkan lagi sebenarnya apakah egoisme atau kemuliaan yang mendorong Anda ingin menceraikan istri?

Sdr. Andi, saya yakin bahwa cinta bukan sesuatu yang tidak bisa dipelajari, karena cinta justru adalah buah keimanan. Kalau Anda pernah merasakan manisnya iman, maka Anda akan bisa menciptakan cinta itu dalam hati anda. Tidak ada manusia yang sempurna, begitupun istri Anda. Lihatlah manusia dari kelebihannya, insya Allah kelebihannya akan mempengaruhi jiwa Anda. Tapi kalau yang Anda pikirkan adalah kekurangannya maka itupun akan mempengaruhi jiwa Anda.

Sdri. Andi yang dirahmati Allah swt.,
Anda mempunyai niat yang baik untuk menyantuni orangtua yang berjualan kue. Jangan meremehkan pekerjaan ini karena pintu-pintu rizki memang banyak jalannya. Ini adalah pekerjaan mulia sedangkan masih banyak orang yang tak dapat bekerja samasekali karena keterbatasan. Bantulah semampu Anda, tingkatkan etos kerja anda agar dapat pemasukan lebih untuk bershadaqah. Ajarilah istri untuk berhemat dan peduli pada orangtua Anda, membantu kerepotan orangtua di dapur, membantu berbelanja, dsb. Insya Allah istri yang baik akan memahami niat baik Anda ini. Sekian Sdr. Andi, teriring do’a Anda dikaruniai kebeningan hati untuk mengambil langkah yang tepat, amin.

Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Bu Urba