Assalaamu’alaikum, wr, wb.
Saya adalah seorang cina muslim, walaupunsaya jarang menjalankan perintah agama.Saya tidak tahu apa hukuman dalam Islam kalau saya berbuat seperti ini.
Saya sering bertengkar dengan kakak saya. Sampai saat ini saya tidak berbicara dengan dia karena bertengkar hebat. Dia orangnya pendiam dan setiap kali dia berbicara selalu dengan nada yang kasar terhadap saya.
Saya jugapernah bertengkar dengan mama, selagikakak perempuan saya baru habis dilamar.
Dan saya yang mau tanyakan apa hukuman kalo menurut Islam jika saya berbuat begitu kepada saudara, orang tua ataubibi? Dan bagaimana cara menyelaisaikan masalah ini bu? Apakah saya ini sudah gila yah bu? Karena saya sendiri juga tidak mengetahui? Apakah ini salah saya atau orang-orang yang di sekitar saya?
Saya mohon saya minta bantuan penjelasan dari ibu karena ibu yang mengerti masalah seperti ini menurut pandangan Islam
Assalamualaikum wr. wb.
Sdr. Edwin yang dirahmati Allah
Mencermati masalah anda sepertinya anda memiliki pribadi yang sensitive dan mudah tersinggung, serta memiliki kesulitan dalam pengendalian emosi sehingga reaksinya bila sedang kesal atau marah cenderung bersifat impulsive atau meledak ledak, seperti berteriak, memaki atau bahkan melempar benda apapun yang berada didekat anda. Hal ini terjadi biasanya terjadi begitu anda merasakan amarah yang tidak terkendali.
Anda bertindak berdasarkan dorongan emosi saja dan tidak memperhitungkan konsekuensi dari tindakan anda. Hal seperti ini anda sadari terjadi sejak anda masih kanak-kanak yang sering bertengkar dengan saudara kandung, atau bahkan ibu dan bibi anda.
Saya dapat memahami perasaan anda yang karena seringnya anda bermasalah dan bertengkar dengan anggota keluarga lain. Anda pasti merasa tidak nyaman karena memendam kekesalan dan sakit hati. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi keharmonisan hubungan antar anggota keluarga lainnya terutama ibunda. Rasanya pastilah tidak enak ya, bila hubungan dengan saudara dan orangtua tidak semesra yang kita harapkan.
Ada beberapa hal-hal yang menyebabkan anda bisa berperilaku demikian, di antaranya faktor keturunan, watak atau pembawaan, kecemasan, pengaruh lingkungan, misalnya bila orangtua yang impulsive biasanya memiliki anak yang memiliki kecenderungan yang sama karena anak biasanya mencontoh orangtuanya.
Mungkin juga keluarga anda menerapkan pola asuh ketika masih kanak-kanak yang cenderung permisif atau serba membolehkan, akibatnya internalisasi nilai-nilai pada anak kurang mampu dipahami dan menghambat perkembangan moral anak. Akibatnya ketika mulai tumbuh dewasa anda menjadi pribadi yang kurang matang dan mengalami hambatan dalam memahami nilai-nilai, misalnya nilai moral dan nilai agama. Terbukti anda tidak mengetahui bagaimana agama Islam memandang masalah perilaku anda terhadap saudara dan ibu kandung anda sendiri.
Rasanya berlebihan kalau anda merasa sudah tidak waras, buktinya anda masih merasa perilaku anda kurang wajar dan menginginkan nasehat serta jalan keluar dari masalah anda. Bila mencari siapa yang salah dalam hal ini tentunya tidaklah bijaksana, karena kondisi lingkungan keluargalah yang mempengaruhi perkembangan emosi anda. Yang penting kesadaran anda ini tentunya mesti ditindaklanjuti dengan keinginan kuat untuk berubah.
Dalam agama Islam tentu saja segala hal yang berlebihan juga tidak diperbolehkan, apalagi emosi dalam hal amarah, karena amarah yang berlebihan biasanya membuat pelakunya kehilangan akal sehat dan bertindak berdasarkan dorongan emosi yang mengakibatkan hal-hal yang biasanya disesali sesudahnya. Contohnya kejadian yang membuat anda hampir melukai diri sendiri, juga kejadian pemukulan yang dilakukan ibu terhadap anda, sesungguhnya semuanya terjadi karena dorongan emosi semata, bukanlah karena faktor kebencian.
Agama Islam sendiri mengajarkan agar selalu taat dan memperlakukan orangtua terutama ibu dengan baik dan lembut, bahkan bicara ah… saja tidak diperbolehkan, apalagi sampai menyakiti hatinya. Karenanya mohonlah maaf pada ibunda, terlepas bahwa sikap beliau pernah menyakiti anda. bagaimanapun anda adalah putranya yang dilahirkannya dengan taruhan nyawa, dan senantiasa didekat anda pada saat anda sakit dan selalu ada pada saat anda memerlukan kasih sayang serta senantiasa mendoakan yang terbaik bagi anak-anaknya.
Saran saya, cobalah berusaha mendekatkan diri kepada Allah di mana ketenangan jiwa bisa anda dapatkan. Bila anda mulai terbakar emosi segeralah ambil air wudlu untuk memadamkannya, bila anda sedang marah ketika berdiri, segeralah duduk atau berbaringlah karena bisa meredam energi negatif yang timbul. Ucapkan istighfar sebanyak banyaknya untuk memohon perlindungan Allah dari bisikan syetan yang senantiasa menjadi provokator untuk membangkitkan emosi anda.
Akhirnya, banyaklah belajar menggali kembali nilai-nilai Islam yang dapat memperkaya pengetahuan anda tentang agama yang luhur ini. Kalau bisa carilah orang shalih yang dapat menjadi tempat anda bertanya mengenai keIslaman. Latihlah diri anda untuk mengendalikan diri dari reaksi emosi yang berlebihan dengan berpikir positif dan menghilangkan prasangka buruk terhadap orang lain.
Berusaha bersikap ikhlas agar tidak menyimpan dendam, karena hal itu juga dapat membuat hati anda tersiksa dan tidak bisa merasa tenang. Semoga anda apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan.
Wallahua’lam bishawab
Wassalamu’alaikum