Assalamu’alaikum Bu Anita…
Awal tahun 2008 insyAllah suami saya akan pergi ke luar negeri, melanjutkan kuliah S2nya melalui program beasiswa, selama 2 tahun. Pihak keluarga suami sangat menginginkan suamiuntuk melanjutkanS2nya ke Luar Negeri, alasannya untuk masa depan yang lebihcerah, kebetulan suami seorang PNS.
Rencana awal, saya dan anak kami akan menyusul suami setelah 1 tahun pendidikannya. Tapi ternyata rencana batal, sepertinya saya dan anak tidak bisa menyusul suami karena saya tidak bisa mengajukan Cuti Luar Tanggungan Negara (SK PNS baru tahun ini saya terima ). CLTN baru bisa saya ambil jika saya sudah menjadi PNS selama 6 tahun.
Saya sangat sedih, saya merasa tidak bisa menghadapi kenyataan ini. Hati saya hancur, karenaselama inisetelah1 tahun pernikahan kami pun hidup kami terpisah, kami bekerja di dua kota yang berbeda, jadi saya masih tinggal dengan orangtua saya, kami hanya bertemu saat weekend saja. Sementara itu untuk mutasi kerja sangat sulit.
Bu, apa yang harus saya lakukan? Atasrespon dari ibu, saya ucapkan terimakasih. Wassalam.
Assalamualaikum wr.wb
Tinggal terpisah jauh dari suami tentu bukanlah kehidupan pernikahan yang ideal, apalagi suami akan melanjutkan studi S2 nya ke luar negeri dalam waktu yang tidak sebentar. Sementara anda nampaknya tidak mungkin dapat menyusul untuk menemani suami karena pekerjaan anda sebagai PNS tidak memberi izin cuti. Apalagi menurut anda selama setahun penikahan anda dan suami, anda harus rela tinggal berbeda kota dan hanya sekali sepekan saja bisa berkumpul dengan suami. Hal ini tentu menambah kesedihan anda yang sudah membayangkan bisa berkumpul bersama suami setahun ke depan akhirnya terpaksa buyar karena peraturan pekerjaan.
Tentu dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk dilalui tanpa kehadiran suami tercinta ya bu. Mendidik anak seorang diri sambil menahan rasa rindu pada suami pastilah merupakan hal yang sangat sulit bahkan untuk sekedar dibayangkan. Maka sangat wajar bila hati anda merasa hancur dan sangat sedih membayangkan hal ini. apalagi hari keberangkatan suami tinggal beberapa bulan lagi.
Masalah anda ini sebenarnya masalah yang cukup sederhana, namun sangat sulit dihadapi. Karena pilihan apapun yang akan anda jalani tentu memiliki konsekuensi dan membutuhkan pengorbanan anda. bila anda terpaksa memilih tinggal karena peraturan tidak memungkinkan, maka konsekuensinya anda harus lebih banyak bersabar menunggu suami hingga selesai masa pendidikannya selama dua tahun. Serta mengorbankan kebersamaan anda dengan suami dan anak untuk membina keluarga yang lebih utuh.
Namun bila anda meninggalkan pekerjaan anda sebagai PNS juga pastilah banyak pihak yang menyayangkan hal itu, karena menjadi seorang PNS merupakan salah satu pekerjaan paling favorit bagi kebanyakan orang. Sehingga anda semakin pusing dan bingung untuk menghadapi masalah yang akan dihadapi anda nanti.
Saran saya, cobalah diskusikan dengan suami langkah terbaik yang akan diambil anda nanti. Karena saya rasa suami juga pastilah mengalami kesedihan yang sama dengan anda menghadapi masalah ini. Karena apapun langkah anda nanti, lakukan untuk kepentingan bersama. Renungkanlah segala maslahat dan mudharatnya bagi kehidupan pernikahan anda. Ridho suami terhadap pilihan anda sangat penting bagi anda mengambil langkah penting dalam hidup anda.
Saudariku yang shalihat, pekerjaan bisa dicari gantinya apalagi sebagai seorang isteri tugas utama dan termulia dan memiliki nilai pahala yang besar adalah mendampingi suami. Terutama dalam perjuangannya mencari ilmu dinegeri orang yang tentunya membutuhkan dukungan isteri tercinta. Isteri yang senantiasa mendampinginya ketika menghadapi ujian perkuliahan yang tidak jarang menimbulkan kejenuhan dan stress. Apalagi sebagai pria normal tentu kehadiran isteri menjadikan mata dan hati suami lebih terpelihara dari godaan syahwat.
Akhirnya, memohon petunjuk Allah sangat penting bagi karena Dia lebih mengetahui yang terbaik bagi hidup anda kelak. Apapun itu jangan ragu untuk menjalaninya serta tidak boleh menyesali apapun langkah yang akan anda ambil nantinya. Demikian tanggapan dari saya semoga bermanfaat.
Wallahualam bishawab
Wassalamualikum wr. wb.