Bu..saya sudah menikah selama 3 tahun dan mempunyai anak 1. Tetapi saya mempunyai masalah dengan gairah saya terhadap istri sendiri karena saya sudah samasekali tidak bergairah sedikitpun terhadap istri saya, kami sudah tidak berhubungan selama 6 bulan lebih, istri saya selalu mengajak tetapi saya selalu mengelak karena sudah samasekali tidak ada gairah dan rangsangan terhadap istri. Istri saya sudah mencoba berusaha untuk membuat saya bergairah tetapi saya samasekali tidak terangsang. Pda akhirnya istri saya sering sedih dan kecewa
Tetapi saya pribadi dapat terangsang atau tertarik dengan lawan jenis misal apabila melihat wanita yang cantik atau menonton film dewasa. tetapi bukan berarti saya selingkuh, saya sama sekali tidak pernah berselingkuh dengan siapapun.
Saya merasa kasihan dengan istri saya dan karena masalah saya ini rumah tangga kami tidak harmonis, saya sudah berdoa untuk masalah ini tetapi sampai saat ini belum ada solusinya. Apa yang harus saya lakukan untuk meningkatkan kembali gairah saya terhadap istri demi rumah tangga kami.
Mohon sarannya
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Bp FJ yang dirahmati Allah,
Saya paham apa yang menjadi kegundahan Bapak, ini hanyalah salah satu cobaan di antara banyak ni’mat-Nya. Bersyukurlah kepada Allah yang telah memberi anda istri yang masih bersabar. Betapa banyak istri yang selingkuh karena tak mendapatkan nafkah batin dari suaminya selama berbulan-bulan. Betapa banyak rumah tangga gagal dan terpaksa bercerai karena masing-masing fihak bertahan dengan keegoisan dan perasaan ingin menang sendiri…? Na’udzubillahi min dzalik.
Bapak Fj, saya ingin mengajak Anda mengembangkan sikap yang sangat diperlukan dalam perkawinan yakni sikap empatik kepada pasangan. Apa yang bapak alami ini, sesungguhnya, bukan hanya masalah bapak. Cobalah bapak bayangkan bila anda berdiri pada posisi seperti yang ditempati istri anda. Rasakanlah bagaimana pedihnya perasaannya. Waktu 6 bulan tentu melebihi batas waktu kemampuan seorang istri untuk mendapatkan hak-haknya.
Bp FJ yang dirahmati Allah,
Cobalah mencari akar masalah yang menyebabkan semua masalah ini, misalnya apakah pernikahan bapak dipaksa oleh orang lain? Apakah ketika bapak menikah, Anda tak melihatnya sehingga anda tak melihat fisiknya dan tak jatuh cinta kepadanya? Lalu atas dasar apa anda menikahinya ? Seberapa pula interaksi anda dan istri dengan agama..? Nah..Pak, bertanyalah pada hati anda, mungkin ada kekecewaan yang anda rasakan karena pernikahan anda dengannya. Apakah anda pernah merasa tertolak olehnya atau apa?… Andalah yang dapat menjawabnya.
Menilik cerita Anda, kebiasan yang anda lakukan seperti menonton film dewasa, melihat wanita lain yang cantik yang dapat merangsang Anda… bisa jadi menjadi salah satu penyebabnya. Ingat, pak.. bahwa kebiasaan sekecil apapun kalau diulang-ulang maka akan menjadi karakter yang menetap. Ketika untuk terangsang Anda terbiasa melakukan kondisioning dengan adegan-adegan dalam film dewasa dan dengan figur-figur kecantikan yang semu; maka untuk seterusnya Anda terjebak atau dikondisikan oleh hal tersebut. Tentu saja, istri Anda tak mampu menggantikan macam kondisi yang Bapak bentuk seperti yang dalam film..atau tak bisa persis dengan figur kecantikan yang Bapak imaginasikan setiap kali berhubungan. Maka Bapakpun mengalami masalah seksual oleh sebab faktor psikologis yang Bapak ciptakan sendiri melalui maladaptive habits (kebiasaan-kebiasaan yang salah).
Bapak FJ Mulailah memprogram untuk memperbaiki diri.
Bukankah agama yang kita anut adalah agama yang sempurna? Tak ada satu kebaikan pun kecuali pasti diperintahkannya, dan tak ada satupun keburukan kecuali pasti dilarangnya. Anda mestilah berani menghadapi kenyataan, bahwa istri anda adalah seorang muslimah yang ingin berbakti kepada suaminya. Dia bukanlah foto model yang terbiasa mengumbar auratnya dan menampakkan perhaiasannya sehingga semua orang dapat menikmati kecantikannya.
Itu sebabnya, Al Qur’an mengajarkan menundukkan pandangan, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nur ayat 30.
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih Suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Hadits yang mulia pun mengajarkan, tidak akan merasakan kemanisan iman, bila kita terbiasa mengumbar pandangan.
Apa yang bapak lakukan selama ini, menonton film dewasa, bukanlah kebiasaan baik. Ada pelarangan yang tegas untuk menonton aurat orang lain. Meski pun menurut anda, anda tidak selingkuh.
Buatlah program perbaikan diri. Hentikan kebiasaan tersebut dengan niat yang kuat. Buatlah makna hidup yang baru, bahwa kecantikan dunia hanya salah satu makna yang dapat Anda serap. Mulai dekatkanlah hati anda dengan istri anda. Percayalah bahwa ia memiliki segudang kelebihan yang tidak dimiliki oleh wanita cantik yang terbiasa berlalu lalang di jalan tanpa mengindahkan sopan santun. Karena keberhasilan pernikahan tidak semata-mata ditentukan oleh urusan pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi tanpa aktivitas ini, kebahagiaan rumah tangga anda juga akan terganggu.
Ajaklah istri anda berbicara secara serius untuk membantu Anda bergairah lagi dalam berhubungan. Komunikasikanlah apa yang menjadi keinginan anda kepadanya. Dengarkanlah pula apa harapannya. Jangan terlalu tegang, tapi secara bertahap. Awal kali, komitmenlah bahwa ini adalah tahap terapi yang perlu waktu. Belajarlah berdua, apa yang menjadi kesenangan yang bisa anda nikmati bersama, tetapi hindari langsung berhubungan badan selama kira-kira satu dua bulan. Semoga kurang dari itu, Anda dapat berhubungan lagi secara normal.
Bapak, jangan pula memekaniskan hidup anda dengan jadwal rutin yang akan membelenggu anda. Berjalanlah berdua dengan istri anda, nikmatilah suasana dan tersenyumlah bersamanya. Bercanda dan saling menggelitik dan tataplah bahwa hidup anda akan menjadi bergairah mendengar tawa lepasnya.
Jangan lupakan pula upaya spiritual, mendekatkan diri ke Allah. Meminta tolong hanya kepadaNya dan melakukan ibadah sunah untuk memperbaiki diri anda. Ajak pula istri anda pada kenikmatan beribadah yang akan membantu anda untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Amiin…
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba