(tulisan direvisi dari pertanyaan sebelumnya)
Assalamu’alaikum Bunda Ustadzah….mohon nanda bisa dibantu, nanda memiliki permasalahn yang sangat pelik, akibat ulah nanda sendiri, nana sudah main api.
Saat ini nanda terjebak dalam masalah selingkuh dengan teman sekantor. tidak tahu awalnya dari mana, yang pasti nanda sayang banget sama dia, dan dia juga sayang banget sama nanda. Begitu Nanda ketemu dia, nanda merasa ini orang yang nanda cari, tapi masalahnya dia sudah berkeluarga dan nanda tidak mau menghancurkan kehidupan keluarganya, karena nanda sangat sayang sama dia…..
Bunda saat ini nanda coba memperbaiki semuanya, nanda pengen mengakhiri semuanya dengan berpisah dengan dia. Nanda masih sayang sama dia,,,,nanda tau itu, tapi nanda juga tidak pengin seperti ini terus. Nanda telah ambil keputusan untuk berpisah dengan dia. Permasalah kembali muncul karena dia tidak mau berpisah dengan nanda…. dia masih pengin bareng sama nanda. Nanda telah coba beri pengertian kedia, tapi dia malah marah-marah………..
Permasalahan itupun belum selesai………
Permasalah baru muncul, setelah Nanda menjalin hubungan dengan teman sekantor lainnya yang masih single, sebut saja G dan G tau kalo sebelumnya nanda jalan sama dia. Hal ini membuat Dia tambah marah dan cemburu setiap kali nanda jalan sama G. Dia juga selalu mengungkit-ungkit saat-saat indah waktu kami bersama. Nanda masih sayang sama dia, tapi tidak mungkin memiliki dia, makanya nanda mencoba menjalin hubungan dengan G, walaupun nanda yakin (saat ini) nanda lebih sayang sama daripada sama G. Apakah ini salah……
Gimana sikap Nanda seharusnya, mohon pencerahannya Bunda, Nanda tidak bisa bekerja dalam situasi seperti ini……….
Jazakumullah khairan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Nanda Icha yang semoga disayang Allah,
Jatuh cinta adalah perasaan yang fitriah. Tidak ada satu pun orang yang bisa melarang perasaan jatuh cinta. Perasaan jatuh cinta diberikan kepada kita agar kelangsungan kehidupan kita terjaga. Tak ada yang salah dengan perasaan jatuh cinta.
Ia menjadi bermasalah bila jatuh pada orang yang tidak tepat, pada waktu yang tidak tepat pula dan juga pada hal-hal yang dilarang-Nya. Anda sendiri mengatakan, anda sudah bermain api karena jatuh cinta pada laki-laki beristri. Jauh sebelum itu, anda juga sudah bermain api karena tak mengindahkan batasan-batasan Islam dalam pergaulan, mestinya tak boleh berdua-duaan dengan lelaki yang bukan mahramnya, tak boleh bersentuhan fisik apalagi dengan syahwat serta saling memandang dengan pandangan syahwati maupun bercanda dan berkata mesra, baik secara langsung atau hanya lewat sms atau internet, sebagai upaya preventif yang kini diakui keampuhannya untuk mewujudkan mental dan perilaku sehat.
Sesungguhnya, ketentuan ini diciptakan Allah, tidak untuk membelenggu umat, tetapi justru untuk melindungi kita agar tak mudah terjerumus lebih jauh dan tahu-tahu sudah terlempar ke dalam jurang penyesalan.
Islam sangat menghargai kemanusiaan dan harga diri kita. Selaku wanita kita sangat dihargai. Itu sebabnya, pacaran adalah sesuatu yang dihindari dalam proses interaksi laki-laki dan perempuan, karena ia mendekatkan kita kepada perzinaan. Tidak semata-mata perzinaan yang bermaksud hubungan seksual antara laki-laki dan wanita. Tetapi jauh sebelumnya adalah prolog-prolog perzinaan yang mengarahkan anda kepadanya, misalnya saja, zina mata, zina telinga atau zina hati. Bila sensitifitas terhadapnya berkurang, maka yang muncul adalah keinginan untuk semakin dekat kepada zina dengan makna sesungguhnya.
Maka sdr Icha, tata ulanglah hidup anda. Yakinlah dengan kuat, sebagaimana firman Allah AQ S Ali imran 159:
"Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya".
Yakinlah bahwa dengan keinginan kuat, anda pasti bisa melupakannya. Anda pasti masih ingat saat anda SD atau SMP dulu, anda pernah jatuh cinta pada teman anda…? Dan sekarang cinta anda pun telah hilang tak berbekas kan? Proses menerima secara ikhlas suatu keputusan yang benar meskipun pahit, justru akan membuat seseorang tumbuh dan dapat menghapus memori itu dengan cara sehat. Proses pelupaan ini bukan sekedar dipendam namun sewaktu-waktu bisa muncul kembali, namun secara sadar kita ucapkan " selamat tinggal " kepada kenangan-kenangan tersebut sehingga berlalulah dia bagai angin lalu dan Andapaun dapat menata hidup ke depan dengan cara-cara yang sehat.
Sdr Icha, Pria beristri yang masih main mata dengan wanita lain, bila memang ia tak serius ingin menjadikan Anda sebagai istri, maka ia bukan laki-laki yang baik; segeralah akhiri hubungan anda. Hubungan ini hanya akan menyakiti dan merugikan anda. Alihkan waktu anda dengan kegiatan positif yang bisa melupakan anda dari dia.
Begitupun, Sdr. Icha jangan tambah dosa anda dengan dosa baru, berpacaran dengan G. Bila anda sudah siap menikah, segeralah cari calon suami dengan akhlak yang terjaga. Calon suami yang menghargai anda sebagai wanita dan serius berjalan ke arah surga, jadi ia tak sedang memain-mainkan anda. Percayalah laki-laki yang baik hanya untuk perempuan yang baik. Jangan pula anda niatkan kedekatan anda untuk memancing kecemburuan pria beristri tersebut karena hal ini tak akan ada manfaatnya.
Sdr Icha, betapa banyak nikmat Allah yang sudah nanda dapatkan dariNya. Allah begitu mencintai anda. Lihatlah, anda masih muda, masih banyak hal bisa anda lakukan. Anda pun sudah berkesempatan berkarir dan mendapatkan gaji dari tangan anda sendiri. Tak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini, sdri Icha.
Maka bersyukurlah kepadaNya. Jangan biarkan nikmat itu dicerabut karena anda tak serius menjalankan perintahNya. Tetap dekatkan diri kepada Allah, karena Dialah sang pemilik hati. Bila anda dekat kepadaNya, insya Allah, akan lebih mudah bagi anda melupakannya….amin.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba