Saya akhwat usia 23 tahun, sejak SMA dekat dengan seorang teman laki- laki kami sama-sama aktivis sebuah ekskul dan kini kami sama-sama aktivis kampus. Sebagai catatan, setelah lulus 2 tahun lebih kami tak saling kontak, namun setelah kami saling tahu nomor HP, kami intens SMS-an, telepon or just misscall. Puncaknya kami saling sepakat untuk saling menunggu hingga kami lulus untuk menikah.
Lama-lama saya sadar hal ini tak baik untuk semangat dakwah saya pribadi, tapi saya merasa tak bisa mengelak untuk tidak membalas SMS- SMS-nya, berulang kali saya berusaha mengingatkan atau kadang dia juga mengingatkan, tetapi tak lama kami saling SMS-SMS lagi bahkan lebih intens karena terasa ada rasa rindu di hati. Nah Ustadzah, seringkali saya mengingatkan tetapi kemudian saya langgar sendiri, kadang saya siasati dengan tidak isi ulang pulsa, tapi kebutuhan aktivitas saya harus beli pulsa, sehingga keinginan untuk SMS selalu ada, Ustadzah beri saya solusi terbaik, karena satu hal saya tak ingin kehilangan sahabat.
Assalmmu’alaikum wr. wb.
Saudari NA yang sholeha,
Memang menyenangkan memiliki sahabat yang memiliki banyak kesamaan dengan kita. Rasanya membuat kita betah untuk selalu dekat dengannya karena dapat berbagi dalam banyak hal. Namun memang riskan jika sahabat itu merupakan lawan jenis seperti sahabat anda, karena kedekatan bersama lawan jenis yang bukan mahram akan juga menumbuhkan perasaan lain yang memang sudah menjadi fitrah manusia sebagai makhluk berpasangan.
Dan nampaknya saat ini anda pun merasakan bagaimana intensitas tersebut membuat anda tidak lagi hanya menganggapnya sahabat namun mengharapkan lebih dari itu. Ketika seseorang sudah mulai tumbuh perasaan cinta pada lawan jenis maka perasaan tersebut memang membawa pada perasaan lain yang membuat kita jadi bergantung, seperti hasrat, kerinduan, kebersamaan, dan lain-lain.
Melawan perasaan yang tumbuh begitu kuat dalam diri kita memang tidak mudah, makanya ketika anda sendiri mencoba mensiasati tidak menghubunginya dengan tidak mengisi pulsa HP anda maka tidak dapat bertahan lama dan akhirnya mengulangi kembali. Dibutuhkan azzam yang sangat kuat memang untuk dapat menolak hal seperti itu dan akan lebih efektif jika dia pun mendukungnya dengan melakukan hal yang serupa, jadi usaha untuk melawannya bukan dari diri anda semata tapi juga dari teman anda itu.
Saran saya jika anda merasa sudah demikian kuat perasaan itu dan diapun menyatakan ketertarikan yang serupa maka lebih baik segerakan mensahk hubungan tersebut dalam ikatan resmi pernikahan. Rasanya jalan itu merupakan yang paling aman agar tidak kehilangan beliau baik sebagai sahabat maupun orang yang anda sukai. Mengapa harus menunggu jika sudah sama-sama siap? Buktikan keyakinan anda sebagai aktivis dakwah bahwa jalan terbaik untuk keluar dari godaan setan adalah dengan kembali ke jalan yang sudah diatur oleh Allah. Wallahu’alambishshwab.
Wassalammu’laikum wr. wb.
Rr. Anita W.