Assalammualaikum wr. wb.
Saya benar-benar merasakan kebingungan di saat ini. Di usia yang sudah tidak lagi muda, 26 tahun, di mana sebagian teman-teman saya sudah mempunya pendamping hidup tetapi saya masih sendiri. Terkadang saya sangat iri melihat orang lain yang maaf jauh di bawah saya tetapi sudah mempunyai suami.
Saya benar-benar merasa kesepian yang amat sangat, tanpa teman dan sanak famili di Jakarta, terkadang ingin saya mengakhiri hidup, tapi saya takut masuk neraka and membuat malu kedua orang tua saya.
Bahkan sampai saat ini, sudah 4 bulan mantan saya menikah (PW) tapi saya masih belum mampu melupakannya, belum bisa menerima pernikahannya dan masih mencintainya, masih mengejar-ngejarnya. Saya tau saya salah dan dosa tapi perasaan saya sangat sulit untuk dikontrol.
Tolonglah apa yang harus saya lakukan? Saya bener-benar sudah tidak tahu lagi sebenarnya untuk apa dan untuk siapa saya hidup.
Bahkan jika saya sedih saya sudah tidak bisa lagi mengeluarkan air mata, perasaan saya benar-benar sudah mati rasa.
Assalammua’alaikum wr. wb.
Saudara DS yang sholehah,
Memang sedih rasanya jika keinginan begitu kuat untuk menikah namun jodoh yang ditunggu belum juga hadir. Sebenarnya wajar bagi wanita yang sudah melewati usia 25 tahun mulai semakin gelisah menantinya, apalagi jika banyak kawan baik seusia maupun di bawahnya sudah melangkah lebih jauh dalam pernikahan. Namun nampaknya terlalu cepat jika sekarang anda sudah merasa putus asa mengharapkan pendamping hidup. Harapan dan waktu anda masih cukup panjang di pertengahan 20-an, jika mau melihat betapa banyak wanita lain yang baru mendapatkan jodoh di usia yang jauh lebih tua dari anda.
Saya memahami mungkin anda merasa kesepian dan ditinggalkan karena satu demi satu kawan dekat anda memiliki pendamping, mungkin ini yang membuat anda jadi berputus asa karena merasa sendirian. Apalagi nampaknya anda pun belum lama ditinggalkan mantan kekasih sehingga semakin terasa kehilangan yang dirasakan.
Mbak Ds yang baik, Saat kita merasa sendirian memang dunia rasanya jadi demikian sempit. Cobalah untuk mengingat hal-hal yang dapat membuat anda merasa senang, mungkin berbelanja, jalan-jalan atau membaca novel. Manjakanlah diri anda sejenak dari rutinitas pekerjaan sehari-hari untuk memberikan sebuah semangat baru dalam diri anda.
Ajaklah keponakan atau tetangga yang bisa diajak untuk berbagi, terkadang memberi dan menyenangkan orang lain, meski bukan keluarga kita, dapat membuka hati dan membuat kita merasa berguna dan bernilai. Karena itu di antara kesedihan yang dirasakan saat ini janganlah membiarkan diri larut karena perasaan sedih dapat menipu jiwa sehingga membuat kita memandang dunia dengan pandangan terbatas.
Saat anda menikmati hidup dan memiliki semangat menjalaninya maka jiwa anda akan terasa lebih lapang dan lebih optimismemandang masa depan. Kemudian agar tidak merasa sendiri maka perluaslah pergaulan dengan aktif dalam kegiatan sekitar yang positif. Meski keinginan menikah demikian kuat, sebaiknya jangan terlalu memfokuskan diri hanya pada titik itu, tingkatkan terus kualitas diri dan kehidupan anda.
Sambil melakukan perbaikan diri dan menikmati kehidupan anda maka anda bisa bersikap aktif mencari pendamping seperti mehgikuti biro jodoh Islami atau meminta orang tua atau kenalan baik untuk mencarikannya untuk anda. Bersikap tenanglah dalam hal ini dan jangan putus asa karena jika saatnya tiba maka andapun siap membina keluarga dan menjadi isteri yang trampil dan sholeha. Amin. Wallahu ‘alam bishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.