Yth Ibu Siti Urbayatun, S.Psi, M.si.
Assalammualaikum wr wb
Saya Ibu Rumah Tangga 47 th, Suami 52 th, kami sudah menikah lebih dari 22 tahun dan anak anak kami sudah besar besar. Suami bekerja di perusahaan BUMN besar di Departemen G. Kehidupan perkawinan kami selama ini baik2 saja, Suami sayang dan cukup perhatian kepada saya dan anak2, dan belum pernah mendengar dia ada affair dg Wanita Lain . Kami beragama Islam sudah sama2 naik haji dan rajin beribadah sholat.
Namun akhir akhir ini (3 bulan) dia sering menghubungi / komunikasi melalui HP dalam bentuk ”SMS” dan ”Voice” dengan seorang wanita satu perusahaan tetapi bukan kawan di departemen nya. Hal ini saya ketahui tanpa sengaja ketika saya memakai HP nya terbaca SMS dari wanita bernama D yang agak hangat / akrab (bunyinya ”hati2 dijalan ya dg diiringi doa dan restu” …). Saya jadi ingat pada hari itu Suami saya tugas ke Bandung.
Kemudian saya baca di ”LOG” pada HP nya , ternyata hampir setiap hari pagi siang sore dia selalu komunikasi dg D dlm bentuk SMS dan Voice . Namun ketika saya coba lihat di ”inbox” dan ”Sent”, ternyata sudah di ”delete” , kecuali ada satu SMS dari D yg terlewat , bunyinya ” Terimakasih ya, dendeng dan batagornya enak sekali ”. Eh ternyata dia ngasih oleh oleh ke D.
Saya pernah bertanya kpd suami ” Pah akhir akhir ini kamu sering komunikasi dengan D ya, kayaknya nggak satu kantor dengan mu ya, siapa sih ibu D itu ?maaf lho pah aku gak sengaja lihat di HP mu …” Jawabannya agak marah ” Ibu D ini seorang wanita yang baik sekali, jangan punya pikiran macam macam !” Namun dia tidak juga menceritakan lebih detail tentang ibu D,
Saya diam, hanya dalam pikiran saya ” lebih baik mana sih dengan istrinya yang sudah mendampingi 22 th ?
Ibu Siti Urbayatun, saya bukan type wanita pencemburu, dan saya percaya dengan suami. Namun yang membuat hati saya tidak nyaman, mengapa Suami tidak mau cerita tentang ibu D tersebut, mengapa tidak terbuka dg istrinya ?
Ibu Siti Urbayatun, pertanyaan saya adalah : s
Bagaimana hukumnya dalam Syariat Islam apabila seorang Suami yg sering menghubungi / sering komunikasi (sering sms telpon email chating dll) dengan satu wanita lain yang sudah berkeluarga, dan sering memberi hadiah atau oleh2 kepada wanita tersebut . Apakah wajib menyampaikan / cerita kepada Istrinya nya (dan sebaliknya jika Istri mengalami peristiwa yg sama ? karena saya berpikir bagaimana dengan suami ibu D, kalau mengetahui istrinya sering komunikasi dengan suami saya?)
Ibu Siti Urbayatun saya berpendapat, kalau memang tidak ada hubungan apa2 kecuali pertemanan saja, mengapa Kami (Suami dan Saya) sebaiknya ber silaturahmi dengan Keluarga Ibu D, agar tidak menimbulkan FITNAH.
Terimakasih, Wassalammualaikum wr wb
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Ibu Hj OM yang dimuliakan Allah,
Saya dapat memahami apa yang menjadi kegalauan Anda.Bila rumah tangga sudah dijaga selama 22 tahun tanpa hambatan yang berarti, ternyata kemudian datang gelombang mengejutkan, pasti ada rasa yang menggangu. Ini perasaan yang wajar dan manusiawi, tak mengapa dilepaskan, namun jangan sampai lepas kendali, ya Bu.
Begitulah ujian Allah, Ibu. Tak ada seorang pun yang bisa memilih ujian. Ia datang tanpa diduga dan ia muncul tanpa bisa dikira-kira. Maka, kombinasi sabar dan syukur adalah perkara mutlak yang tidak bisa tergantikan.
Ibu Hj OM yang dimuliakan Allah,
Pergaulan dan interaksi antara laki-laki dan wanita di dalam Islam diperbolehkan bila ia tak sampai kepada fitnah. Fitnahpun bermacam bentuknya, mulai dari fitnah hati, yaitu mengharap-harap pertemuan dengannya, rindu mendengar suaranya, ingat di benak senyum manisnya sampai pula kepada fitnah social, yaitu kasak-kusuk di lingkungan kantor bila mereka masing-masing mengetahuinya, misalnya, “Wah, meski sudah haji, bisa juga melirik perempuan lain yang bukan istrinya?” Maka bila interaksi lelaki dan perempuan ini sudah sampai kepada fitnah, tak boleh dibiarkan begitu saja, tetapi harus diluruskan agar hati menjadi tenang ketika menghadap beribadah kepada Allah.
Islam adalah din yang preventif. Ia mendahulukan pencegahan dibanding pengobatan.
Di dalam AQ, Surat Al Baqarah, Allah berfirman :
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah Pakaian bagimu, dan kamupun adalah Pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, Karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu”.
Istilah libas atau pakaian, bermakna, penutup aurat, pelindung dari panas dan terik, juga penghias. Oleh sebab itu, idealnya, seorang suami terbiasa menceritakan isi hatinya kepada istrinya dan sebaliknya, begitu pula sebaliknya, seorang istri bercerita kepada suaminya, apapun yang dialaminya. Karena mereka berdua adalah pakaian bagi yang lainnya. Itu sebabnya, tak ma’ruf bila masingmasing berahasia dalam urusan yang mungkin saja menimbulkan fitnah.
Apa yang ibu lakukan, menanyakan kepada suami untuk tabayyun, memang sewajarnya Tetapi karena reaksi suami memang tidak menggembirakan, perlu hati-hati dalam mengemukakannya. Janganlah ada menuduh atau memvonis, sehingga mungkin dia akan tersinggung. Di samping kadang orang yang bersalah tak mau langsung mengakui kealahannya…barangkali suami perlu waktu..maka bersabarlah, Bu.
Muhasabahlah, apa yang kurang dari diri ibu dan ingin suami dan juga ibu untuk diperbaiki. Karena rasa nyaman selama 22 tahun, seringkali tak membuat kita berbenah karena kita yakin suami sudah cukup puas melihat kita. Apakah sudah lama anda tidak senam atau olah raga yang lain untuk menguatkan otot-otot kewanitaan anda, atau sudah lama pula tak ke salon untuk merawat diri atau sudah lama pula tak mencoba mengirim Sms atau voice romantis untuk suami anda, coba pula mengkreasikan resep masakan baru yang membuat suami anda kangen. Tunjukkan meski sudah lima puluh tahunan, cinta anda masih hidup untuknya dan hanya untuknya.Cari cara lain yang menimbulkan kejutan dan rasa puas dari suami anda. Jalan berdua, makan berdua atau sekedar menemaninya menekuni hobbynya. Kalau perlu libatkan pula anak-anak dalam acara keluarga, piknik, makan bareng di luar atau apapun yang mereka gemari agar tetap ada penjagaan dari sekeliling suami.
Ibu Hj OM yang dimuliakan Allah,
Iringi ikhtiar dengan do’a dan tak lelah mengajak suami mendekatkan diri pada-Nya. Sungguh indah apabila Ibu memaafkannya atas apapun yang telah terjadi. Selain itu Ibu dapat mencoba cara selanjutnya yakni bersilaturahim dengan ibu D dan keluarganya. Mungkin saja Anda terjebak pada persepsi yang terlalu ekstrem? Datang lah sebagai saudara. Belajarlah dari dirinya tentang apa saja yang akan membuat ibu tenang.
Ibu Hj OM yang dirahmati Allah,
Semoga Allah melindungi suami Anda dari fitnah wanita, begitu pula Anda. Tetap yakin, sebagai satu tim dalam keluarga. Semoga Alah swt memberikan pada Anda kebijaksanaan melalui ujian ini…amin
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba