Asalammualaikum Wr. Wb.
Ibu, saya menikah sudah hampir setahun dan Alhamdulillah langsung diberikan kepercayaan untuk mengandung usia kandungan saya 8 bulan..
Awal pernikahan sangat bahagia, suatu hari saya melakukan kesalahan yang fatal yaitu menolak ajakan suami untuk tidur, karena diawal kehamilan saya merasa benci dengan suami saya tanpa sebab terlebih perasaan pusing-pusing dan mual mual, saya sangat sadar ini dosa besar!!
Namun suami menuduh bahwa saya tidak mau tidur dengan dia karena katanya saya masih mengingat-mengingat mantan pacar saya. mulai dari situ komunikasi jadi rengang, . sudah hampir 7 bulan suami menjaga jarak tidak mau berhubungan intim dan sebagai perempuan saya merasa canggung untuk memulai duluan.. padahal saya sangat mencintainya dan tidak ada niat sedikitpun untuk menghianatinya.
Tadi malam ada seorang teman melihat suami sedang berduaan di hotel dengan wanita. saya sangat terpukul, saya bingung harus bagaimana, saya selalu menyalahkan diri saya! Sampai detik ini saya belum menanyakan hal ini dengan suami! Saya tidak kuat dengan keadaan ini dan ini saya pendam sendirian tidak ada satu orangpun yang tau! Yang membuat saya bertahan adalah krn saya tau suami saya masih sangat menyayangi saya, tapi ada masalah yang belum terselesaikan…
Mohon petunjuk bu!
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Ibu Rodhiani yang dirahmati Allah swt,
Saya turut prihatin Ibu dan suami berada dalam kesenjangan komunikasi seperti saat ini. Berawal karena kurang memahami tentang kebutuhan masing-masing, maka masalahnya sampai berlarut-larut seperti sekarang. Ibu Rodhiani mungkin Anda kurang berterus terang bahwa pada saat wanita hamil, memang ada perubahan emosional yang Ibu rasakan, bahkan juga berkaitan dengan hasrat seksual.
Hal ini bisa disebabkan Anda kurang banyak mempelajari tentang bagaimana agar hubungan seksual tetap dapat dilakukan dengan penuh pengertian meskipun sedang hamil. Apalagi di kehamilan pertama sering membuat wanita sensitif dengan inderanya. Konon ada isteri yang sensitif dengan bau atau penampilan suaminya; saat hamil bau yang menyengat mudah membuat wanita hamil menjadi tidak nyaman.
Sayang sekali hal ini tidak terkomunikasikan dengan baik di antara Anda berdua. Sehingga yang terjadi adalah putusnya hubungan suami isteri sedemikian lama. Tujuh bulan bukan waktu yang pendek, terutama bagi laki-laki yang punya hasrat biologis normal dan butuh penyaluran. Sayang nampaknya komunikasi macet sedemikian lama, dan Anda tidak berusaha ’merebut’ suami Anda kembali. Memulai duluan bukanlah aib, jadi dekati suami Anda kembali, dengan segala cara untuk merebut simpatinya.
Ibu Rodhiani yang dirahmati Allah swt,
Permasalahan ini akan selesai jika ada kemauan dari kedua belah pihak. Namun cobalah mulai dari Anda dulu. Berlomba-lombalah dalam kebaikan.
Tentang kabar suami berduaan berama wanita lain di hotel, sebaiknya Ibu jangan mudah terpancing. Kuncinya ada pada hubungan Anda dan suami. Selama kesenjangan Anda berdua semakin melebar maka semakin mudah pihak ketiga akan masuk. Yakinlah pada kekuatan cinta Anda.
Jadi menurut hemat saya, Ibu Rodhiani, abaikan tentang masalah wanita di hotel itu, jauhi su’udzon tanpa ada bukti. Suudzon hanya akan merugikan Anda sendiri dan memperparah keadaan. Yang harus Ibu renungkan dan planning di hari mendatang adalah: bagaimanakah agar Anda dapat segera beranjak menjadi isteri shalihat.
Sekian jawaban saya, semoga Allah memberi jalan pada Andakeluardari kebuntuan hubungan dengan suami. Semoga keluarga Anda sakinah, mawaddah wa rahmah….Amin.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu Urba