Assalaamu’alaikum wr, wb.
Saya baru pertama gabung di konsultasi ini dan ini sangat membantu saya yang sedang gundah. Bu, bagaimana kedudukan isteri bekerja di mata Islam. Apakah suami tidak berkewajiban membantu pekerjaan rumah.
Saat ini saya tidak mempunyai pembantu, jadi semua pekerjaan rumah dikerjakan sendiri dan suami tidak membantu saya. Pernah saya tanyakan kenapa? Jawabnya karena pekerjaan rumah adalah kewajiban seorang isteri. Betulkah Bu? Saya bekerja pun membantu suami mencukupi kebutuhan kami dan keluarga suami. Kadang sikap suami sangat keras terhadap saya, apa yang harus saya lakukan bu sebagai seorang muslimah? Doa pun sudah saya panjatkan. Terima kasih
Wassalamu’alaikum wr, wb.
Assalamualaikum wr, wb.
Ibu Oni yang sedang gundah
Seorang isteri yang bekerja di luar rumah memang diperbolehkan dalam Islam. Namun hal ini hanya bersifat sunnah bahkan merupakan anjuran, terutama bila isteri bekerja bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga. Meskipun demikian, sebagai seorang isteri dan seorang ibu, tetaplah kewajiban utamanya adalah mendidik anak dan melayani suami.
Namun sebagai isteri yang bekerja, ibu juga ternyata juga harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga seorang diri, karena suami sama sekali tidak mau membantu dengan alasan pekerjaan rumah tangga adalah kewajiban isteri. padahal saat ini ibu tidak memiliki pembantu untuk membantu mengurus pekerjaan rumah tangga. Bisa dibayangkan bagaimana beratnya pekejaan ibu melakukan dua peran sekaligus, karena suami tenyata tidak bisa diajak bekerja sama mengurus rumah tangga.
Ibu yang shalihat, Budaya kita memang seringkali menempatkan perempuan dengan peran baku sebagai pengelola pekerjaan domestik atau rumah tangga seperti mencuci, memasak, mengurus anak dan tetek bengek pekerjaan rumah tangga lainnya.
Pekerjaan rumah tangga tersebut seringkali dianggap sebagai ‘kodrat’ isteri. Sedangkan urusan diluar rumah serta mencari nafkah adalah peran suami. Itulah sebabnya mengapa tidak jarang para suami enggan mengerjakan tugas rumah tangga, meskipun sang isteri juga ikut membantu suami mencari nafkah.
Suami ibu mungkin bukannya seorang pemalas, karena enggan membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Namun bisa jadi dibenaknya sudah melekat imej bahwa urusan rumah adalah urusan perempuan.
Hal ini sering disebabkan oleh kultur dan kebiasaan dalam keluarganya yang membuatnya berpikiran demikian. Bahkan mungkin ada kekhawatiran para suami bahwa dengan mengerjakan pekerjaan rumah, kewibawaan dan harga dirinya akan menurun dimata isterinya.
Padahal kebiasaan suami membantu tugas rumah tangga, justru akan menimbulkan penghargaan dari isteri dan memberikan kesan psikologis yang positif bagi anak-anaknya. Karena anak-anak akan belajar bahwa ayah dan ibu mereka bekerjasama dengan senang hati dalam menangani pekerjaan rumah. Sekaligus memberi pandangan yang berbeda dengan apa yang mereka lihat diluar.
Dalam Islam sendiri tidak ada dalil yang melarang suami mengerjakan pekerjaan rumah, bahkan suami berkewajiban membantu tugas isteri dalam melaksanakan tugasnya mengurus rumah tangga. Demikian pula isteri yang juga memiliki hak untuk meminta bantuan suami bila sudah merasa kewalahan menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
Karena suami isteri merupakan partner yang sudah seharusnya saling bahu-membahu dalam menangani berbagai tugas, termasuk pekerjaan rumah. Bukankah Rasulullah sendiri pernah menjahit sendiri bajunya yang sobek, tanpa menunggu salah satu isterinya melakukan untuk dirinya?
Mengubah cara pandang yang sudah terlanjur melekat di benak suami mengenai hal ini memang bukan perkara mudah. Namun Insya Allah, juga bukan hal yang tidak mungkin dilakukan.
Cobalah memberikan kesempatan kepadanya untuk terlebih dahulu mendapat penjelasan mengenai peran suami di rumah menurut perspektif Islam. Insya Allah, suami akan dapat memahami dan mulai timbul keinginannya untuk membantu ibu. Apabila suami mengalami kesulitan karena tidak PD atau tidak terampil melakukan pekerjaan rumah, bisa dilakukan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu.
Mintalah bantuan suami dengan cara dan bahasa yang halus, misalnya “Mama senang deh, kalau papa bantuin mama cuci piring”. Hindari keluhan-keluhan disertai omelan saat meminta bantuannya, karena justru akan membuatnya kesal bahkan akan semakin tidak peduli.
Bila hasil pekerjaannya kurang baik, hendaknya dimaklumi. Karena bisa dipastikan, bila isteri mencela hasil kerjanya, suami akan merasa tersinggung dan akan semakin enggan membantu ibu. Jangan lupa mengucapkan terima kasih pada suami atas bantuannya, untuk menunjukan penghargaan ibu kepada suami.
Nah bu, lakukan dengan sabar dan senantiasa berdo’a agar Allah meluluhkan hatinya. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bermanfaat.
Wallahu’alam bishawab.
Wassalamu’alaikum wr. wb.