Suami Berubah dan Tidak Memberi Nafkah Batin

Assalammu’alaikum Ibu yang baik..

Suami saya berubah sikap terhadap saya sejak saya hamil (sampai sekarang anak usia 2 tahun) dan tidak pernah memberi nafkah batin. Kalau dihitung, hanya 5 bulan perkawinan kami bisa berbagi dan saling membahagiakan. Pernah saya tanyakan hal ini, dia menjawab hanya karena tidak ada perasaan lagi ke saya, tap meniurut saya itu hanya alasan saja, karena saya menemukan banyak bukti suami saya masih berhubungan via sms dan telepon dengan mantan kekasihnya yang sampai sekarang masih single.

Haruskah saya akhiri rumah tangga ini? Karena terus terang saya tidak bisa hidup dengan orang yang hanya ingin anak saja dari saya. Dan saya mau tanyakan, apakah bisa seorang laki-laki menahan hasratnya sekian lama (padahal sudah punya isteri)?

Terimakasih atas saran dan waktu ibu, semoga Allah membalas dengan pahala dan rahmat yang berlimpah untuk Ibu dan keluarga.

Wass,

Wa’alaikumussalam wr. wb.

Ibu yang shalihah,

Saya dapat memahami perasaan ibu yang kecewa atas sikap suami yang sekarang mulai mengabaikan ibu secara psikologis. Demikianlah sebuah rumah tangga, akan senantiasa mengalami onak dan duri, ini adalah ujian dari Allah SWT. Syaithan tiada hentinya menggoda, menggelitik hati anak Adam agar tidak istiqomah di jalan-Nya.

Betapa ketika dalam rumah tangga salah satu pihak, apakah itu suami atau isteri, tidak memenuhi kewajibannya, maka ia akan terjebak dalam pengabaian hak-hak pasangan.

Bersabar ya Ibu, jangan langsung ibu berpikir untuk mengakhiri rumah tangga ini. Memang ini cobaan yang tidak ringan di awal-awal pernikahan..tapi saya yakin, Ibu mampu mengatasinya. Ibu dapat berdialog dengan yang sudah menikah lebih lama, apakah mereka tidak mendapat masalah? Saya yakin bayak yang menemui masalah, tetapi mereka mampu bertahan dan belajar dari pengalaman itu. Mulailah dari introspeksi, adakah hak-hak suami yang itu nota -bene adalah kewajiban isteri sudah ditunaikan? Jika sudah, mungkin perlu komunikasi dikembangkan… kadang seorang isteri butuh masukan langsung dari suaminya, apa yang kurang, apa yang tidak berkenan; demikian pula sebaliknya. Tentang hubungan suami dengan mantan pacarnya dulu, coba ibu bicarakan dari hati ke hati, kenapa dan apa motivasinya, apakah suami butuh tempat curhat saja? Kembalikan pada aturan syari’at tentang hubungan yang berlebihan pada mantannya akan dapat mengganggu perkawinan..memang tidak mudah, Ibu, tapi coba dan terus mencoba untuk mendekati suami, jangan malah menciptakan sekat-sekat yang akan memperlebar hubungan Ibu dan suami. Ada baiknya, ingatkan lagi pada komitmen perkawinan awal, bahwa segalanya adalah bermuara pada ibadah, menjadi isteri yang baik adalah ibadah, tak peduli apa yang Ibu peroleh darisuami, tetapi mengingatkan suami agar tidak tergelincir pada kema’syiyatan juga ibadah.Semoga Allah memberi kemudahan pada Ibu dan suami melewati ujian ini..amin.

Billahittaufiq wal hidayah,

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Salam hangat,