Assamu’alaikum Ibu Anita…
Alhamdulillah saya bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa konsultasi dengan Ibu. Karena saat ini saya merasa bingung dengan keadaan yang sebenarnya telah saya alami selama bertahun-tahun.
Ibu saya memiliki seorang ayah yang pemikiran dan tingkah-lakunya tidak mencerminkan sosok seorang ayah yang sesungguhnya. Ayahku tidak mempunyai pekerjaan, tetapi bukan materi yang menjadi masalah saya. Karena sebagian besar kebutuhan keluarga saya yang menanggung. Dulu Ibu saya kerja kecil-kecilan untuk menyekolahkan saya, dan sekarang setelah saya bekerja saya yang membiayai sekolah adik saya dari SLTP sampai sekarang masih di STK.
Namun yang menjadi beban saya adalah bahwa perangai Ayah saya yang tidak baik. Dia mudah sekali marah, bahkan kami hampir setiap malam harus melihat Ibu saya di pukulin sama Ayah saya. Kami tiga bersaudara, kakak saya laki-laki dan sudah menikah, saya sendiri usia segini belum menemukan jodoh yang baik, dan adik saya laki-laki dan masih remaja.
Gimana bu, perasaan kami melihat orang yang melahirkan kami begitu menderita dan tertekan. Apa yang harus kami lakukan? Tidak ada yang bisa melawan ayah kami, bahkan kakak saya yang laki-laki hanya bisa diam dan jarang ada di rumah.
Dan lebih buruk lagi ayah saya memang tidak bisa di ajak diskusi, beliau tidak bisa menerima masukan atau nasehat dari orang lain. Tolong bu, bantu saya untuk membuka pikiran saya dalam menyikapi persoalan ini. Karena saya sering tidak konsentrasi bekerja karena pikiran dan mental saya terganggu.
Apa jadinya apabila pekerjaan saya terganggu dan saya tidak bisa produktif dan tidak bisa membuka diri pada laki-laki….?
Demikian pertanyaan saya, terima kasih.
Wassalaamu’alaikum wr, wb.
Assalamualaikum wr, wb.
Saudari Que yang penyabar
Membaca cerita anda, saya turut pihatin dengan permasalahan yang sebenarnya telah berlangsung sekian lama dan membuat anda begitu sedih sekaligus gusar.
Memiliki seorang ayah yang tidak menjalankan kewajibannya dengan baik, bahkan senantiasa bersikap kasar terhadap ibu, pastilah sangat melukai hati seorang anda sebagai seorang anak. Apalagi kekerasan tersebut diperlihatkan di depan anak-anaknya. Padahal selama ini ibu anda yang berjuang sendirian menghidupi anak-anaknya agar bisa bersekolah, karena ayah anda tidak memiliki pekerjaan.
Saudariku, biasanya suami yang bersikap kasar terhadap isteri dan keluarganya seperti yang dilakukan ayah anda. sebenarnya dilakukan ayah anda untuk menutupi ketidakmampuannya dalam menjalani peran seorang kepala keluarga yang seharusnya memberi nafkah. Ditambah minimnya pemahaman tentang agama yang mengajarkan hak dan kewajibannya sebagai suami.
Hal itu menyebabkan ayah anda berbuat kasar dan seenaknya, agar otoritasnya sebagai kepala keluarga tetap diakui. Beliau tetap ingin disegani isteri dan anak-anaknya meskipun ia tidak memberi nafkah yang merupakan kewajibannya. Padahal sikapnya tersebut justru menebar rasa takut dan melukai perasaan isteri dan anak-anaknya.
Saya dapat merasakan betapa terlukanya perasaan anda melihat ibu tengah dipukuli ayah, yang menurut anda hal itu terjadi hampir tiap malam. Sedangkan anda dan saudara lainnya tidak mampu berbuat apa-apa untuk menghentikan kekerasan itu. Tidak heran saudara anda yang lain memilih menghabiskan waktu diluar rumah karena tidak kerasan berada dirumah. Persoalan ini akhirnya juga mengganggu konsentrasi anda dalam bekerja.
Saudariku yang penyabar, menghadapi persoalan ini memang tidak ada jalan keluar yang paling mujarab kecuali dengan bersabar dan senantiasa berdoa kepada Allah agar ayah dilembutkan hatinya. Apalagi menurut anda ayah sulit sekali diajak berdiskusi apalagi menerima nasehat.
Saya yakin anda memiliki kesabaran yang luarbiasa besar, terbukti hingga saat ini anda masih bisa bertahan. Karena yakinlah Allah tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan hambanya. Karenanya selalu berpasangka baik kepadaNya, meskipun hal ini terasa berat bagi anda, pastilah ada hikmah yang luar biasa yang bisa anda petik.
Cobalah tetap bersikap baik dan menghormati ayah, meskipun beliau bersikap buruk. pahamilah kondisi ayah anda yang menyebabkan beliau berbuat demikian. Doakan untuk kebaikan beliau agar sikapnya dapat melunak dan menyadari kesalahannya.
Karena hanya Allah saja yang sanggup membolak-balikan hati hambanya dengan begitu mudah. Jangan lupa juga mohon kepada Allah agar diberikan kesabaran, karena saya yakin meski anda memiliki segudang masalah anda juga memiliki kesabaran yang tidak terbatas. Semoga anda tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah.
Wallahua’lam bishawab
Wassalamualaikum wr. wb.