Saya seorang suami usia 31 tahun dan isteri 27 tahun dikarunia seorang puteri perempuan berusia 4 tahun. Yang ingin saya tanyakan adalah:
1. Bagaimana menghadapi kehidupan keluarga yang tenang dan berbahagia?
2. Saya seorang wiraswasta, sangat sulit sekali untuk bisa berbahagia dengan anak dan istri, karena kehidupan yang saya alami ini dihadapi dengan penuh tanggung jawab sehingga konsentrasi saya terhadap keluarga agak tegang/terganggu, maksudnya kurangnya harmonis terhadap anak dan istri dikarenakan pekerjaan saya ini dilakukan setiap pagi pukul 08.30 sampai malam pukul 22.30, sedangkan untuk hari Minggu pun saya masih tetap bekerja?
3. Bagaimana cara mengatasi untuk mengatur waktu yang tepat, agar saya dapat berkumpul, bermain, bercanda dengan keluarga, mengingat saya merasa dituntut sekali dengan pekerjaan ini!
4. Terkadang saya ingin merasakan kehidupan dengan tenang, bahagia dengan isteri dan anak yang saya cintai, namun di saat kondisi sekarang yang sedang sulit, saya merasa dituntut lebih tanggung jawab, sehingga dampak psikologis terhadapnya sangat saya rasakan.
Terima kasih atas jawabannya!
Assalammu’alaikum wr. wb.
Bapak F yang dimuliakan Allah, nampaknya bapak sedang merasa kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga. Dan kelihatannya bapak jadi merasa bersalah karena berbagai kesibukan bapak tersebut membuat kehidupan keluarga menjadi kurang harmonis.Tentu melelahkan, ya pak, hidup selalu merasa tegang karena harus memenuhi tuntutan pekerjaan. Ya, tuntutan zaman sekarang memang seringkali membuat kita harus bekerja ekstra keras untuk dapat memberikan kehidupan yang layak bagi keluarga kita. Pekerjaan seringkali menuntut waktu yang seharusnya menjadi hak keluarga kita.
Menjadi kepala rumah tangga memang bukan merupakan amanah yang ringan. Selain memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan materi keluarga, seorang kepala rumah tangga juga wajib untuk memeliharanya dari siksa api neraka. Hal tersebut berarti salah satu kewajiban seorang kepala rumah tangga adalah mendidik anak dan istri sehingga dapat senantiasa berada pada jalan yang sesuai tuntunan agama.
Membina keluarga untuk senantiasa istiqomah di jalan Allah merupakan sesuatu yang membutuhkan proses. Dan waktu-waktu yang dijalani bersama anak dan istri merupakan proses yang akan menentukan akan menjadi seperti apa keluarga yang kemudian terbentuk. Oleh karena itu pak waktu untuk keluarga merupakan hal yang sangat penting. sama pentingnya dengan waktu yang kita gunakan untuk bertransaksi bisnis. Tuntutan untuk bersama dan mendampingi anak dan istri sama dengan tuntutan dan tanggung jawab yang harus dipenuhi untuk menjalankan pekerjaan kita.
Dengan demikian waktu yang diberikan untuk keluarga seharusnya bukanlah waktu senggang atau waktu sisa tapi waktu yang memang kita sediakan dan kita atur untuk menjalin keharmonisan. Untuk ini sebenarnya akan tergantung pada niatan kita, jika kita memang menganggap waktu bersama anak dan istri merupakan prioritas yang penting maka kitapun akan serius mengaturnya sehingga takkan kehabisan waktu karena kesibukan sendiri. Dengan pekerjaan sebagai wirasawata sebenarnya lebih memungkinkan bagi bapak untuk mengatur waktu secara fleksibel.
Bicarakan dengan istri bagaimana cara dan waktu yang tepat untuk tetap menjalin kedekatan meski bapak punya banyak kesibukan. Misalnya selalu menelpon atau kirim SMS meski hanya sekedar ucapkan rasa sayang dan kangen dan tentukan waktu untuk dapat rekreasi bersama. Pekerjaan memang akan selalu ada pak, tapi waktu yang berlalu takkan mungkin kembali lagi. Jangan sampai kita lalaikan waktu dengan pekerjaan semata dan tanpa disadari keluarga kita berjalan tanpa bimbinggan,anak-anak tumbuh tanpa didikan kita. Dan begitu kita sadar ternyata segalanya sudah terlambat dan anak-anak yang tumbuh besar telah jauh dari kita…dan berlindunglah kepada Allah agar mereka tidak jauh dari tuntunan agamanya.Wallahu’alambishawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.