Setelah Hamil, Isteri Tidak Mau Melakukan Kewajibannya

Assalamualikum, wr, wb.

Alhamdulillah setelah saya lama mendambakan diberi keturunan oleh Allah SWT. Akhirnya pada bulan April 2007 isteri saya positif hamil dua bulan.

Yang menjadi permasalahan yang saya anggap berat:

1. Isteri saya tidak mau melakukan kewajibannya [ mengerjakan pekerjaan rumah ] dengan alasan kehamilan yang belum genap 3 bulan.

2. Isteri saya sering meminta sesuatu yang kurang pas bagi saya seperti pengen makan mie ayam yang tempat nya lumayan jauh. Apa keinginan orang yang hamil harus selalu di turuti? Jika tidak di turuti anaknya nanti akan selalu mengeluarkan air liur?

3. Dari keluarga sang isteri selalu mengingatkan saya dalam segala aktivitas atau hal yang selalu saya kerjakan harus mengucapkan "amit amit jabang bayi " jika tidak mengatakan itu akan terjadi sesuatu pada jabang bayi itu. " apakah mengucapkan itu bisa berakibat ke hal musyrik? Karena lebih percaya kata 2 semacam itu dari pada Allah SWT.

4. Bagaimana cara yang ampuh untuk menyuruh isteri saya 100% memakai jilbab di mana saja dia berada.

Semoga ibu bisa menjelaskan smua masalah yang saya alami..

Wassalaamu’alaikum wr, wb.

Assalamualaikum wr. wb.

Kepada Bapak Ibnu Adinda yang dirahmati Allah

Sebelumnya saya mengucapkan selamat atas kehamilan isteri tercinta, semoga isteri diberi kelancaran dan kesehatan hingga tiba waktunya persalinan. Mengingat usia kehamilan isteri yang masih dalam trimester pertama, memang biasanya merupakan kondisi yang cukup rawan bagi perkembangan janin. Bukan hanya itu lho pak, suasana hati sang ibu juga biasanya sangat sensitif, adanya perubahan hormonal dalam dirinya membuatnya demikian.

Adanya rasa mual pada awal kehamilan, biasanya membuat sang ibu merasa selalu ‘tidak enak badan’ sehingga cenderung malas melakukan pekerjaan apapun. Kondisi seperti ini biasanya tidak berlangsung lama kok, menjelang trimester kedua gejala-gejala tersebut biasanya akan berkurang.

Karenanya dalam hal ini dituntut pengertian suami, agar dapat memahami kondisi isteri dengan membantu pekerjaan rumah. Terutama yang dianggap berat dan agak beresiko bagi kesehatan janin.

Ketika perempuan tengah mengandung memang sering kita dengar ada saja permintaan yang agak ‘aneh’ bahkan mengada-ada. Biasanya dikenal dengan istilah ‘ngidam’.. Dalam hal ini, tidak ada sebab yang pasti mengapa hal tersebut bisa terjadi. Ada yang mengatakan keinginan tersebut adalah ‘bawaan bayi’, yang bila tidak dipenuhi maka bayi yang akan lahir nanti maka akan mengeluarkan air liur.

Sebenarnya sepanjang yang saya tahu hal itu hanyalah mitos belaka. Ngidamnya sang ibu kemungkinan besar lebih disebabkan oleh rasa ingin diperhatikan, mengingat kondisinya yang sangat butuh perhatian dan dukungan dari suami tercinta.

Mengenai kebiasaan mengucap ‘amit-amit jabang bayi’ memang seakan menjadi tradisi yang dipercayai “orang tua” kita dulu, agar tidak terjadi sesuatu pada janin. Namun bila ucapan tersebut lebih dipercayai sebagai “penolak bala” bagi janin, tentunya bisa dikatakan telah mengingkari keberadaan Allah sebagai satu-satunya Penolong dan Pelindung bagi hambanya. Sehingga orang yang meyakininya dapat terjerumus ke dalam kemusyrikan.

Sebagai orang yang beriman yang tepenting adalah senantiasa berdo’a kepada Allah bagi kesehatan sang ibu dan janin yang dikandungnya. Dengan senantiasa membacakan ayat-ayat Allah didekatnya. Karena pada trimester kedua, diyakini bahwa janin sudah dapat mendengar suara-suara dari luar rahim sang ibu.

Keinginan anda yang mengharapkan agar isteri menutup aurat, adalah merupakan hal yang baik. Dalam hal ini juga merupakan kewajiban anda sebagai suami untuk membimbingnya. Tapi, untuk melakukan ibadah ini secara menyeluruh memang memerlukan proses.

Berilah pemahaman pada isteri mengenai kewajiban menutup aurat bagi muslimah disertai dukungan konkrit dari anda, hal ini tentunya diperlukan untuk membuat isteri semakin mantap menutup auratnya. Misalnya dengan memuji isteri “Kalau pakai jilbab, Mama kelihatannya semakin cantik saja deh. Papa jadi tambah sayang, karena Allah juga tambah sayang sama Mama”. Insya Allah bila dilakukan dengan ikhlas, saya yakin tidak memerlukan proses yang terlalu lama kok.

Pada akhirnya, semoga isteri tercinta dapat melalui persalinan dengan selamat, dan dikarunia bayi yang sehat dan lucu, yang akan menjadi generasi yang shalih dan shalihah.

Wallahu’alam bishawab.

Wassalamu’alaikum wr.wb