Assalamu’alaikum wr. wb.
Ustadzah saya sepertinya semakin bingung cara menghadapi isteri saya, karena setiap kesalahan yang saya lakukan selalu ditanggapi dengan luar biasa sehingga terjadi perdebatan dan diakhiri dengan saling mengungkapkan amarah. Sudah ratusan bahkan ribuan kali saya minta maaf untuk meredakan keributan yang timbul, tapi sepertinya tidak ada artinya karena tidak pernah ada ujungnya.
Saya mungkin egois karena menginginkan isteri saya tidak cepet marah, saya mungkin egois karena selalu menginginkan untuk sekali saja isteri saya meminta maaf terlebih dahulu sebelum saya, dan saya mungkin egois karena menganggap saya terlalu lelah dengan pekerjaan kantor sehingga pada saat sampai rumah tidak perlu mengerjakan apa-apa lagi selain istirahat.
Pertanyaan saya adalah:
1. Bagaimana menghadapi isteri yang mudah marah?
2. Bagaimana menghadapi isteri yang selalu ingin ditemani padahal saya dalam kondisi yang sangat-sangat lelah?
3. Bagaimana menghadapi isteri yang sangat sulit untuk diberitahu?
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Bpk. yang dirahmati Allah swt,
Wajar seorang suami menginginkan rumah yang tentram, tenang dan suatu masalah diselesaikan dengan baik tanpa harus berujung pada pertengkaran. Namun marilah Bapak juga mencoba berempati dengan isteri tentang sebab-sebab kemarahannya. Selain marah diantisipasi maka akan lebih baik jika dicegah. Pertayaan Bapak akan saya jawab sebagai berikut:
1. Menghadapi isteri marah, cobalah tenang. Relaksasikan nafas pelan-pelan, bernafaslah dengan teratur sembari berdzikr pada Allah swt. Ingat baik-baik bahwa Anda ingin mengajarkan emosi positif pada isteri jadi Andapun harus beremosi positif. Jangan tatap langsung wajahnya, agar memory tentang wajah isteri yang sedang marah tidak terekam dalam otak.
Dengarkan materi yang membuat dia marah, pahami ide pokok mengapa saat itu dia marah. Permintaan maaf yang bersifat basa-basi dan terlalu sering diucapkan tanpa bukti konkrit justru menjadi pemicu kemarahan. Kali lain dalam kondisi isteri tenang, beritahu buku-buku cara menghadapi marah secara syar’iy, seperti ajak isteri berwudlu, mengubah posisi, misalnya kalau berdiri ajak dia duduk. Cegah marah isteri dengan perhatian-perhatian yang dia perlukan. Hati wanita sebenarnya lembut dan akan luluh dengan kelembutan, insya Allah.
2. Menghadapi isteri ingin ditemani, padahal Anda sangat lelah, cobalah suatu saat selesai dari kantor Anda pijat dulu, misalnya, baru Anda pulang. Pekerjaan kantor yang melelahkan, mungkin membuat otot-otot Anda tegang sehingga perlu direlaksasikan. Carilah tukang pijit laki-laki, karena ini yang dibolehkan secara syar’iy. Atau Anda bisa mandi di kantor sehingga pulang dalam keadaan segar. Seperi bekerja di kantor adalah ibadah, menemani isteri yang rindu pada suami juga ibadah lho, Pak.
3. Isteri yang sulit diberitahu adalah pandangan yang pesimistis, jadi ubah cara pandang ini. Yakinlah bahwa isteri mudah diberitahu asal dengan cara yang tepat. Cara-cara yang menggurui akan membuat lawan bicara merasa seperti anak kecil. Pakailah prinsip-prinsip andragogi dalam menasihati isteri, seperti komunikasi yang dua arah, memanfaatkan pengetahuannya tentang hal yang akan dibicarakan.
Sekian, semoga Allah memudahkan dan menjadikan keluarga sakinah. amin.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu Urba