Kasus 1:
Saya iin, usia 40 th, sampai saat ini saya belum mendapatkan pasangan hidup, apa yang harus saya perbuat setelah melakukan doa dan ikhtiar tapi pasangan hidup belum juga menghampiri. Saya terkadang maluuu dengan status saya ini..rasa minder dan tidak percaya diri selalu menghinggapi setiap kali berkumpul dengan rekan-rekan kerja yang selalu menceritakan suami dan anak-anak mereka..sementara saya hanya menjadi bahan godaan ketika kami bersenda gurau…padahal wajah saya tidak jelek dan pergaulan saya cukup luas dan saya juga cukup berpendidikan. Apakah ada "something wrong" pada diri saya..? Salahkah saya bila saya punya kriteria tertentu untuk suami saya seperti: orang yang sholeh, berpendidikan, punya pekerjaan tetap dan fisik yang seimbang…? Mohon Ibu memberikan pAndangannya untuk saya atas problema saya ini, terima kasih.
Deesi
Kasus 2:
Assalamu’alaikum Ustadzah yang dirahmati Allah..
Saya seorang muslimahyangsudah berusia 32 tahun dan belum pernah menikah..
Ingin sekali rasanya segera menggenapkan dien dan punya keturunan dalam bingkai rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.., tapi apa daya, walau ikhtiar sudah dilakukan, dan doa sudah dipanjatkan tapi Allah belum mengabulkannya..
Terkadang pada saat sedang merasa futur, rasanya saya sudah merasa putus asa bu Ustazah.. ga tau usaha apa lagi yang harus saya lakukan.. dan saya merasa takut masuk dalam golongan manusia yang tidak bersyukur.. tapi saya tetep berusaha tuk berbaik sangka sama 4WI.. cuma godaan setan itu ko rasanya semakin kuat, membuat hati jadi berprasangka yang tidak-tidak…
Tolong beri saya tausiyah bu Ustazah… dan doakan saya ya smoga diberi pendamping hidup yang terbaik dunia akhirat.. amiin
JazakalLah Khairan Katsiran
Wassalamu’alaikum
Zahra Safira
kasus 3:
Assalamualaikum bu.
Saya gadis usia 31 thn dan sdh bekerja. Sjk usia 18 thn saya sdh menjadi tulang punggung keluarga. Keinginan saya utk kuliah terpaksa hrs saya pendam jauh2 krn ayah saya termasuk ayah yang tdk perduli akan keluarga apalagi pendidikan. Dgn posisi ayah saya pada saat itu, adalah mampu bila beliau membiayai saya & kakak saya kuliah. Skrg, sdh beberapa tahun lamanya ayah saya tidak bekerja. Otomatis semua kebutuhan operasional rumah bertumpu pd saya krn kakak saya hny bekerja sbg buruh pabrik. Apalagi kakak saya sdh berkeluarga & mempunyai seorang anak. Saya mempunyai 2 orang adik. Yg satu sdh bekerja & menikah. Sementara yang satu lagi masih harus saya biayai kursus & kuliah. Yang membuat saya sedih bu sampai saat ini saya belum juga menemukan pendamping hidup. Saya sdh mencoba pindah kerja dari satu tempat ke tempat lain. Saya percaya takdir tp sbg manusia bukankah kita hrs berusaha bu? bukankah kita diminta utk berhijrah & bukankah bumi Allah itu luas bu? Tempat saya bekerja yang sekarang inipun sngt kecil harapannya krn mereka yang ada disini menganggap menikah adalah tdk terlalu penting. Saya tdk mungkin utk mencari kerja baru lagi bu. Dilihat dari faktor usia & krisis global yg sdg terjadi saat ini. Saya telah dilangkah oleh adik laki2 & seringkali pertanyaan hadir dari teman & kerabat mengapa saya belum menikah? Saya sedih bu. Saya memang mencoba utk tersenyum menghadapi setiap pertanyaan yang datang, tp hati saya? Apa mereka tau? saya mencoba utk puasa senin – kamis & tahajud tp sbg manusia biasa saya sedih. Mohon bantuan & solusinya utk masalah saya. Sebelum & sesudahnya saya ucapkan terima kasih
Wassalam,
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh,
Ukhti Deesi , Zahra dan Anisa yang shalihah, ibu dapat memahami kegundahan perasaan Anda. Tentu hari-hari yang Anda jalani, dalam usis 40th 32 th dan 31 th, belum juga menikah, ada perasaan yang tidak nyaman karena keinginan hati yang belum bertemu dengan realita yang ada. Belum lagi mesti menghadapi kondisi eksternal yang sering menggoda dan tampak tak memahami perasaan Anda…anggaplah ini sebagai bunga-bunga hidup ya..ukhti. Jangan bersedih dan jangan pernah putus asa…!!
Tetap yakinlah, malam tak selamanya menjadi malam, gelap pun tak selamanya akan bertahta, pasti ada pergilirannya. Di puncak malam pasti akan berganti menjadi fajar. Jadi tetap optimis ya, Allah menyayangi Anda dengan caraNya sendiri. Kita tak pernah mengerti. Barangkali dengan cara ini, Allah ingin Anda semakin mendekat padaNya karena Anda jadi lebih sering tunduk dan mengadukan segala keluh, hanya kepadaNya. Barangkali pula ketika Anda menemukan jodoh, intensitas kemesraan Anda terhadap Allah berkurang, itu mungkin sedikit hikmah yang membuat Anda agar lebih optimis menghadapi masalah ini, oke?….
Ukhti Deesi , Zahra, dan Annisa yang shalihat
Memang, lahir, jodoh, rezki dan maut adalah wewenang mutlak Allah, tak ada satu pun hambaNya yang mengetahui. Sehingga yang bisa kita lakukan adalah optimal berusaha, maksimal mengadu dengan berdoa kepadaNya dan tawakkal sepenuhnya kepada Allah. Iringi pula dengan ketebalan keyakinan, perbaikan iman dan menjauhi maksiyat. Tambahi pula dengan berbagai amal shalih. Jangan lupakan pula keajaiban sedekah untuk menyelesaikan problem Anda.
Untuk kasus Anda, awalilah dengan muhasabah. Apa yang salah menurut Anda? Apakah stAndart yang Anda tetapkan untuk calon suami terlalu tinggi? Atau adakah akhlak Anda yang menurut Anda memang layak diperbaiki? Misalnya apakah ada problem antara Anda dan orang tua? Bila Anda merasa tak ada masalah dengan problem – problem itu, tersenyumlah. Insya Allah beban Anda makin ringan. Tetapi kalau menurut Anda memang ada yang harus Anda perbaiki, lakukanlah.
Tetap tersenyum kepada sekitar. Karena senyum adalah sedekah. Dia akan mencerahkan wajah. Jangan masukkan ke hati segala gurauan atau candaan. Semoga itu adalah doa yang akan makin menguatkan Anda. Bukalah pintu-pintu kebaikan dengan silaturahim kepada teman-teman Anda yang shalihah. Semoga itu adalah salah satu upaya menjemput jodoh Anda.
Tetaplah istiqomah dalam kebenaran. Jangan sampai problem yang mendesak ini membuat Anda menurunkan kualitas diri dengan menerima siapa pun yang datang pada Anda meski tak jelas aqidahnya.
Jadikan masa penantian jodoh sebagai sarana mempersiapkan menjadi ibu dan istri yang baik, karena banyak orang berumah tangga tanpa persiapan yang matang; membaca buku tentang Tarbiyah al-Aulad (pendidikan anak), psikologi pria, teknik menata rumah dan mengatur keuangan keluarga, memasak secara sehat, dsb. Waah..jika persiapan ini benar-benar Anda lakukan maka waktu penantian Anda akan produktif sekali, ya kan? Siapkan juga keluarga besar dengan menyamakan visi dengan orang tua dan keluarga besar, agar ketika jodoh sudah datang maka tidak ada hambatan yang prinsipil lagi.
Tetaplah percaya dan berprasangka baik kepada Allah, karena Allah ada pada persangkaan hambaNya. Maksimalkan waktu yang Anda punya dengan memilih lingkungan pergaulan yang kondusif untuk keimanan Anda agar Anda tetap semangat melakukan kebaikan, menekuni hobby yang bermanfaat dan aktivitas positif lainnya.
Tetap semangat ya ukhti, Allahu Ma’a shabirin…..!
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Ibu Urba