Bu Anita yang baik,
Saya seorang ibu rumah tangga pegawai swasta. Saya sebagai kakaknya sebenarnya bingung gimana caranya yang baik buat mengatasi masalah saudara saya itu. Masalahnya sudah lama, tapi baru saya ketahui sekarang.
Saya mempunyai 2 adik, perempuan sama laki-laki yang tinggal berjauhan dengan saya. Sampai sekarang antara adik perempuan saya saling marahan sama isterinya adik saya, sekarang satu kota beda rumah. Yang aku ketahui masalahnya keduanya saling menumpuk dan saling dendam semenjak tinggal serumah di rumah orang tua saya sampai adik laki-laki saya pindah karena sudah punya rumah sendiri itu juga untuk menghindari masalah lebih besar lagi.
Mungkin awalnya karena perbedaan budaya, di antara adik perempuan saya sama adik ipar, saya dari keluarga yang selalu menjaga kebersihan dan saling bantu dalam urusan pekerjaan rumah dari kecil sampai besar. Semenjak serumah itu awalnya adik perempuanku diam nggak berani langsung negur kalau ada yang nggak sreg ke adik ipar, sebulan sampai 3 bulan masih didiamkan kali aja pikirnya bisa beradaptasi dan tahu situasinya kalau diam di rumah mertua itu harus gimana dan bagaimana bersikap.
Adik laki-laki saya sudah mencoba ngasih tahu ke isterinya harusnya bagaimana bersikap. Sudah setahun ada aja yang salah sama adik ipar yang nggak bisa ditolerin sama adik perempuan saya itu, karena akumulasi terjadilah pertengkaran itu. Setiap ada masalah kecil pun bisa jadi besar karenanya.
Maaf detailnya saya nggak bisa tulis semuanya misalnya adik perempuan saya nggak minta izin ke adik ipar saya karena pakai pembantunya jadi merembet ngomong yang lain-lain yang sebenarnya ngak perlu dikeluarkan menurutku.
Saya jadi kasihan sama adik laki-laki saya pasti pusing 7 keliling cara mengatasinya.
Saya pingin membantu tapi apa pantas saya ikut campur urusan orang lain terutama sama adik ipar saya dan takut salah melangkah/ngomong, jadi saya diam diam aja diskusi berdua sama adik laki-laki saya. Usaha pertama udah dicoba tapi belum membuahkan hasil dan waktunya sedikit karena adik laki-laki saya ketemu keluarganya seminggu sekali dan di satu sisi isterinya di satu sisi kakaknya, biar tidak memihak salah satu.
Bu Anita, tolong bagaimana caranya agar masalah ini bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan sebijak mungkin. Dan bagaimana sebaiknya adik laki laki saya perbuat seharusnya terhadap isterinya dan kakaknya itu.
Dan apakah betul kalau saya, orangtua saya nggak perlu ikut campur dalam masalah ini.
Wassalaam,
Assalammu’alaikum wr. wb.
Ibu N yang dimuliakan Allah,
Sedih ya bu jika saudara-saudara kita hidupnya tidak akur. Sebagai kakak tentu saja kepedulian ibu adalah hal yang sangat wajar yaitu ingin bisa mendamaikan adik-adik yang berselisih. Memang tidak mudah jika perselisihan yang pernah terjadi terus berkelanjutan dan menjadi dendam yang tak kunjung usai. Dalam hal ini semua orang dalam keluarga pasti merasakan ketidaknyamanan, termasuk orangtua anda.
Tinggal seatap dengan orang yang berbeda “kultur” memang rentan untuk terjadinya permasalahan. Suami dan isteri saja butuh waktu untuk bisa saling beradaptasi apalagi jika ada orangtua dan anggota keluarga yang lain, tentu jadi semakin kompleks masalah yang akan timbul. Adik anda memang sudah mengambil keputusan yang tepat saat ini untuk pindah dari rumah dan seharusnya hal tersebut memang dilakukan dari awal pernikahan.
Sebenarnya tidak salah meminta orang tua untuk ikut campur dalam hal ini, tapi sebagaimana adik laki-laki ibu, maka orangtua mungkin merasa kurang nyaman jika tiba-tiba ikut campur melibatkan diri, karena jika salah langkah bisa dibilang membela salah satu pihak dan makin melebarkan jurang perbedaan.
Cobalah dulu cara yang lebih halus seperti undang mereka sesekali ke tempat ibu untuk menjalin keakraban. kadang perbedaan dapat diselesaikan dengan lebih saling mengenal satu sama lain.Buatlah acara yang dapat membuat semua orang terlibat dan dapat saling berinteraksi. kadang tidak semua masalah harus dicari siapa yang salah, adalah lebih baik membuat adik-adik menjadi saling memahami perbedaan antar mereka dan saling menghormati.
Dan jika dengan acara keakraban tidak membuat permasalahan terselesaikan maka barulah berbicara dengan pihak yang berselisih untuk sama-sama mencari solusi dan mereka dapat memilih orang yang menurut mereka netral untuk membantu mereka menghadapi masalahnya. Mereka bisa saja menunjuk ibu atu orang tua untuk menjadi penengah di antara mereka, jika demikian lebih enak bagi ibu atau orang tua untuk “ikut campur” didalamnya.
Sabar ya bu, kadang konflik dalam keluarga tidak selamanya menjadikan perpecahan, jika dapat ditangani dengan baik dan tepat maka konflik justru dapat mendekatkan setiap orang dan membuat kita bisa saling memahami satu sama lain. Wallahu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.