Assalamu’alaikum Barakallahi fik.uztadzah, saya seorang pemuda telah berusia 28 tahun,tapi belum menikah,karena belum punya apa-apa n ,dilain sisi keluarga menginginkan menikahkannya tapi uangnya dari hasil gadai sawah keluarga,tapi saya merasa tidak enak hati karena gadai sawah nanti dibebankan kepadanya sedangkan dia tidak punya apa-apa kondisi saya hanya seorang kerja serabutan .. tapi didalam hati sudah mantap menikah,saya harus bagaimana….?? jazakallahu khairan..
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Sdr Misbahaq yang dirahmati Allah,
Usia Anda sudah jauh meninggalkan masa remaja, sudah sewajarnya Anda memikirkan hubungan dengan seorang wanita secara serius. Tentunya Anda harus selektif memilih yang terbaik untuk pendamping hidup Anda. Menikah akan menyempurnakan separuh lagi dari kesempurnaan agama Anda, insya Allah.
Sdr Misbahaq yang dirahmati Allah,
Dalam islam pernikahan adalah bentuk ibadah, maka mempersiapkannya sebaik mungkin insya Allah juga bagian dari bentuk ibadah. Anda tidak menceritakan bahwa Anda masih kerja serabutan; saya memahami bahwa di zaman ini tidak mudah mencari pekerjaan. Saya mengusulkan agar Anda lebih mandiri dan tidak harus menunggu pekerjaan dari orang lain. Sebisa mungkin ciptakan peluang itu; pekerjaan seperti berdagang atau berwiraswasta justru dianjurkan karena dapat menciptakan peluang bagi orang lain. Nah Sdrku, sekarang Anda mulailah serius mempersiapkan dalam menafkahi istri Anda nantinya. Menjadi kewajiban Andalah untuk memberi makan dan pakaian keluarga Anda nanti secara makruf. Yang penting tetap jaga semangat anda dalam bekerja, janganlah pekerjaan yang masih serabutan menjadi alasan Anda meninggalkan kewajiban pada istri nanti.
Sdr. Misbahaq, dalam mengenal seorang wanita, tempuhlah secara islamy. Di dalam Islam, konsep berpacaran ala anak muda zaman sekarang, berduaan ke sana ke mari (berkhalwat), bersentuhan fisik, dsb. adalah terlarang karena termasuk perbuatan yang mendekati zina. Kalau dalam rangka menjalin hubungan untuk mencari pasangan hidup maka harus dilakukan dengan cara yang halal. Sebelum menikah, tidak ada pacaran yang bisa menghantarkan kepada pintu-pintu yang mendekati zina. Allah berfirman dalam surat Al Isra ayat 32
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.
Islam menghendaki kebersihan hati, pikiran dan jasad umat-Nya dari selubung hawa nafsu dan kemauan yang tidak sesuai dengan keridhoan Allah.
Hiduplah dalam keridhoan Allah. Selama Anda sholih, pasti Allah akan menjodohkan Anda dengan perempuanbyang sholihah. Sebagaimana AQ surat An Nur ayat 26
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)”.
Terkait keinginan orangtua, pahamkan secara bertahap, agar tidak usah mengadakan pesta pernikahan yang berlebihan. Buktikan Anda sanggup membiayai pernikahan Anda sendiri sehingga tidak perlu merepotkan orangtua atau keluarga calon pasangan Anda. Nah. Semoga Anda dapat membuktikan itu. Semoga Anda dapat melangkah ke depan dengan aktifitas-aktifitas yang produktif, berkarya, untuk mempersiapkan masa depan. Tetap semangat!
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba