Pindah Pekerjaan

Assalamu ‘alaikum

Ibu Rr. Anita W. Saya sudah berkeluarga dengan 2 anak di mana anak pertama sudah memasuki jenjang sekolah. Sementara ini kami belum punya rumah sendiri ataupun kendaraan. Saat ini saya bekerja pada suatu kantor A. Suasana kerja di kantor A ini sangat bagus, yaitu: kekeluargaan dan atmosfir Islami yang kuat. Selain itu di luar jam kantor saya masih sempat belajar/ mendalami agama.

Kekurangan kantor A ini adalah gaji yang pas-pasan (sehingga tidak bisa menabung sama sekali, bahkan kadang-kadang nombok dan harus mengambil uang tabungan yang ada) dan saat ini tidak ada proyek yang dikerjakan.

Saya mendapat tawaran untuk bekerja di kantor B yang suasana kerjanya saya belum tahu pasti. Yang saya ketahui, kantor ini dimiliki oleh non-muslim. Apabila saya bekerja di kantor B, kemungkinan kesempatan untuk belajar agama di luar jam kantor juga akan hilang (hal yang sebenarnya sangat berat bagi saya pribadi) karena proyek sangat banyak sehingga memerlukan kerja lembur dan lokasi kantor jauh dari rumah. Tetapi di kantor B ini gaji yang ditawarkan adalah 2 kali daripada di kantor A sehingga besar kemungkinan bisa menabung.

Bagaimana sikap yang harus saya ambil? Apa saja pertimbangannya? Jazakumullahi khoiron katsiron. Wassalamu ‘alaikum.

Assalamulaikum wr. wb.

Mendapatkan tawaran pekerjaan yang memberikan gaji dua kali lipat tentu sangat menggiurkan. Apalagi penghasilan anda dari pekerjaan saat ini ternyata sangat pas-pasan bahkan lebih sering nombok hingga sulit untuk menabung. Sebagai orang yang telah berkeluarga, pastilah ada keinginan memiliki rumah sendiri.

Memang berpindah pekerjaan yang memberikan penghasilan lebih besar juga tentu membutuhkan pengorbanan. Terutama waktu dan tenaga anda pasti akan yang lebih banyak tersita, tapi hal itu tentu setara dengan keuntungan materi yang akan anda dapatkan. Meskipun konsekuensinya, keinginan anda untuk belajar agama diluar jam kantor, dan suasana yang nyaman dan kekeluargaan belum tentu anda dapatkan di kantor yang baru.

Menurut saya, segala kekhawatiran anda untuk menerima tawaran pekerjaan baru masih berupa kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu akan jadi kenyataan, Meskipun anda bisa saja memiliki kekhawatiran tersebut berdasarkan alasan yang anda kemukakan di atas.

Di lain pihak, menerima pekerjaan baru juga bisa merupakan tantangan buat anda, di samping itu anda juga bisa berusaha mengatur waktu bekerja dan waktu luang anda agar anda tetap dapat menimba ilmu agama diluar jam kantor. Saya rasa, bos manapun (meski berbeda agama) tidak punya hak melarang karyawannya belajar agama apalagi diluar jam kantor.

Menerima tantangan baru tentu membutuhkan keberanian dan juga keyakinan. Karena yang menjadi masalah anda saat ini sepertinya anda sudah merasa nyaman dengan pekerjaan anda meski gajinya pas-pasan. Sehingga anda tidak memiliki keberanian untuk keluar dari zona nyaman (Comfort Zone). cobalah untuk memberanikan diri menerima tantangan dan keluar dari zona nyaman anda saat ini, karena siapa tahu akan banyak ilmu dan keuntungan lain yang akan anda dapatkan.

Namun perlu juga anda pertimbangkan, waktu, tenaga dan biaya transportasi yang harus anda keluarkan bila anda bekerja pada perusahaan baru. Karena menurut anda, lokasi kantor baru anda lebih jauh dan akan lebih sering lembur. Apakah pengorbanan anda sesuai dengan apa yang akan anda dapatkan? Lantas, bagaimana bila anda tetap bertahan diperusahaan anda sekarang?, apakah anda tetap dapat bersabar untuk lebih berhemat agar bisa mendapatkan sisa uang untuk ditabung?

Nah, bagaimanapun juga tidak ada salahnya mencoba tantangan baru, bila nantinya akan memberi anda keuntungan lebih banyak dan pengalaman baru buat anda. Namun agar anda mengambil sikap dengan yakin, lakukanlah shalat istikharah untuk memintakan agar Allah memilihkan yang terbaik bagi anda. Lakukanlah berturut-turut secara rutin sampai anda menemukan keyakinan dalam menentukan sikap anda. Insya Allah, petunjuk dari Allah tidak akan pernah salah bagi kebaikan anda dunia dan akhirat. Semoga apa yang saya bermanfaat bagi sikap anda selanjutnya. Wallahualam bishawab.

Assalamualikum wr. wb.