Assalamualaikum Bu Siti Urbayatun..
Saya seorang isteri dari suami yang memiliki sahabat perempuan yang sangaattt akraaabbbb sekali, hubungan mereka memang sudah seperti adik kakak karena mereka sudah bersahabat sejak masih di bangku TK, kurang lebih sekarang sudah 23 tahun mereka bersahabat.
Saya sebenarnya tidak keberatan mereka bersahabat, tapi terkadang mata batin saya seringkali melihat hubungan mereka sangatlah emosional sekali, walaupun saya juga sudah bersahabat dengan sahabat suami saya itu, tapi tetap saja saya masih sering dilanda cemburu yang bisa membuat saya tiba-tiba menangis sendiri..
Menurut ibu, apakah cemburu saya masih dalam kategori normal atau tidak, atau istilahnya apa saya berhak merasa cemburu?
Lantas, menurut ibu, cara seperti apa yang bisa saya ungkapkan ke suami tentang persaan cemburu saya, karena dulu-dulu saya sering curhat ke suami dan dia dengan santainya malah bilang kalau perasaan cemburu saya itu sangat irasional….
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,
Ibu yang sholihat,
Di dunia ini manusia akan merasakan berbagai pengalaman emosional, ada yang menimbulkan emosi positif seperti bahagia, dan ada yang berupa emosi negatif seperti perasaan cemburu yang Anda alami. Biasanya kalau stimulusnya berupa hal-hal yang menyenangkan akan muncul emosi positif dan sebaliknya jika stimulusnya berupa hal-hal yang tidak menyenangkan muncullah emosi negatif.
Kadang emosi positif maupun negatif dirasakan bersama-sama, misal cinta dan cemburu dirasakan bersama-sama, atau sedih dan bahagia bersama-sama. Orang-orang yang tidak terlatih/ cerdas secara emosional kadang malah tidak mengenali emosinya sendiri maupun emosi orang lain; mereka juga dikenal kurang bisa mengontrol emosinya ketika muncul secara berlebihan atau tidak pada tempatnya. Moga-moga Ibu dapat berlatih mengontrol emosi Ibu sendiri, ya, sehingga tidak mengganggu kehidupan Ibu untuk tetap produktif.
Ibu yang sholihat,
Anda cemburu mestilah ada stimulusnya, yakni keakraban suami pada sahabat wanitanya yang Anda lihat sudah berlebihan. Teman wanita itu adalah sahabatnya sejak TK jadi sudah cukup lama mereka bersahabat. Mungkin mereka punya titik-titik persamaan. Cemburu konon merupakan bukti sense of belonging, rasa kepemilikan serta bunga-bunga cinta. Namun rasa kepemilikan serta cinta janganlah menghalangi untuk bersikap rasional.
Hadapilah masalah ini dalam keadaan tenang. Katakan emosi Anda pada suami, bahwa Anda merasa cemburu, takut (takut kehilangan), dan emosi-emosi yang Anda rasakan sambil juga Anda mencoba memahami emosi yang muncul pada suami Anda ketika bersahabat dengan teman wanitanya. Buatlah moment bersama untuk saling mengenali emosi masing-masing.
Berusahalah untuk saling empati tentang perasaan masing-masing kemudian temukan solusi bersama, misal Ibu dan suami berjanji agar emosinya tetap dalam batas-batas yang secara syar-iy dibolehkan. Sekali lagi berusahalah empati, ikut merasakan seandainya Anda menjadi dia (suami) dan demikian juga sebaliknya.
Nah Ibu, semoga cara di atas dapat mengatasi cemburu Anda. Semoga Allah swt. Memudahkan. Amin.
Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ibu Urba