Pengantin Baru

Assalamu’alaikum...

Saya seorang wanita berumur 23 tahun, baru menikah beberapa bulan lalu, dan alhamdulillah saat ini saya sudah hamil.

Banyak orang bilang… Semua kejelekan dari pasangan kita akan terbongkar bila kita sudah menikah…

Yang ingin saya tanyakan… Bagaimana menyikapi hal tersebut? Yang dalam keadaannya kami memiliki kebiasaan yang berbeda, di mana saya biasa dididik oleh orangtua penuh disiplin, sedangkan suami tidak. Dan kadang hal itu membuat saya kesal.

Dan berdosakah saya bila menginginkan suami bisa lebih disiplin? Paling tidak dalam hal ibadah?

Demikian pertanyaan saya, mudah2-an ibu berkenan menjawabnya. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih.

Wassalam

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,

Ibu Imeh yang shalihat, perkenankan kami ucapkan ”barakallahu laki wa baraka ’alaik wa jama’a baina kuma fi khair”. Doa di atas memang diperuntukkan untuk saudara kita yang baru berumah tangga dan Ibu Imeh sebagai pengantin yang relatif baru kami doakan dengan do’a di atas. Semoga Ibu mendapat barakah Allah swt. dalam berumah tangga dan mengumpulkan Ibu bersama suami senantiasa dalam kebaikan..amin..

Beberapa bulan masih waktu yang dini untuk mengetahui secara utuh pasangan kita. Begitu banyak hal baru yang akan Ibu lihat pada suami dan begitu pula sebaliknya. Suamipun mungkin akan melihat isterinya sebagai figur baru yang akan menunjukkan ”asli”nya tanpa bisa tedeng aling-aling. Anda dan suami harus terbiasa dengan perbedaan sifat ataupun perilaku masing-masing dan inilah saatnya saling beradaptasi.

Bukankan Ibu maupun suami merupakan dua manusia yang dilahirkan dan dibesarkan secara unik oleh keluarga dan lingkungan yang berbeda?? Jadi, bersiaplah menghadapi segudang perbedaan yang ada.Apakah itu artinya sebagai isteri Anda kemudian pasrah? Tentu saja tidak, justru sebagai isteri yang baik Anda dapat berda’wah dalam keluarga, tawashou bil haq dan tawashou bisshabri. Dalam hal tertentu yang Ibu melihat suami masih belum berperilaku baik, ingatkan dan nasihati suami. Inilah sebenarnya inti agama, yakni saling nasihat-menasihati.

Rasulullah saw. Bersabda:
” Agama itu nasihat, ”kami (para sahabat) menjawab, ”bagi siapa, ya Rasul?”, maka Beliau saw bersabda, ”Bagi Allah, Rasul-Nya, pemimpin umat Islam dan setiap orang Islam” (HRMuslim).

Nasihat merupakan kata-kata yang mengandung nilai-nilai kebaikan, dalam bahasa Arab, tidak ada kata atau kalimat atau ungkapan yang lebih umum untuk menggambarkan kebaikan dunia maupun akhirat daripada kata nasihat. Suami Anda mempunyai sifat kurang disiplin, tak cukup dengan kekecewaan saja mensikapinya. Pola tidak disiplin dalam perilaku suami dan pola disiplin dalam perilaku Anda terbentuk melalui proses pengasuhan, proses pembiasaan yang berlangsung berangsur-angsur sepanjang hayat.

Tentu saja Anda tidak berdosa mengingatkan suami, ingatkan dia dengan lembut. Saya yakin, dengan idzin Allah, suami dengan senang hati akan mencoba merubah perilakunya menuju kebaikan, asal Anda mengajaknya dengan menyentuh hatinya. Lakukan dengan penuh kecintaan. Ajak dengan hati dan semoga suami Anda juga menerima dengan hati. Budaya saling taushiyah ini akan sangat indah diterapkan antar pasangan. Berbekal keikhlasan dan cinta, saling melakukan ’amr ma’ruf nahy munkar dalam keluarga, inilah tipologi keluarga rabbaniy atau keluarga yang di dalam rumahnya ada nuansa mencari tahu (belajar, mengilmui sesuatu) dan memberitahu (mengajarkan ilmu yang diketahui).

Demikian Ibu Imeh, semoga ini menjadi lahan dakwah Anda, dan meningkatkan ruhiyah Anda sehingga dalam keadaan hamil ini Anda tidak tenggelam dalam emosi negatif (kesal, masygul). Sebagai Ibu yang tengah hamil Anda kini juga mulai menanamkan emosi-emosi yang Anda rasakan pada bayi Anda. Jangan terjebak dalam emosi negatif yang akan merugikan Anda dan bayi Anda. Jadikan ini sebagai latihan manajemen emosi Anda dan ladang amal sholih. Semoga Allah swt. memberi kemudahan urusan ini. Amin..

Wallahu a’lam bissshawab.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ibu Urba