Assalamu’alaikum wr. wb.
Ustadzah ana mw tanya, umur saya kan baru 8 tahun, yang mau ana tanyakan adalah bolehkah ana pada umur tersebt membaca tentang artikel kamasutra ya ustadzzh, soalnya ana kuwatir kalau besok ana pada waktu sudah nikah tidak dapat memuaskan istri saya dan buat pengetahuan juga ustadzah untuk persiapan kalau sudah nikah.
wassalamualaikum wr. wb.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Hamid yang dirahmati Allah,
Saya senang seorang remaja mau bertanya seperti yang kamu lakukan. Ini menunjukkan bahwa kamu anak yang cinta ilmu, dan ini langkah awal untuk kamu menjadi sukses di masa depan. OK?
Hamid yang dirahmati Allah,
Usiamu memang sudah lewat pubertas, maka wajar jika kamu tertarik masalah- masalah yang terkait seksualitas. Untuk dapat berakhlak yang baik dalam masalah seksualitas diperlukan pengetahuan tentang apa-apa yang harus dipahami dari hukum Allah yang terkait seksualitas.
Nah Hamid yang sholih, Ibu akan kutipkan pendapat Abdullah Nashih ’Ulwan materi-materi pendidkan seksualitas diberikan secara bertahap berdasarkan usianya, yakni :
- Fase pertama (7-10 th) disebut masa tamyiz/ pra-pubertas. Anak mulai diajarkan tentang etika meminta izin dan memandang.
- Fase kedua (10-14 th), disebut masa murahaqah/ pubertas. Pada masa ini anak dihindarkan dari berbagai rangsangan seksualitas.
- Fase ketiga (14-16 th), disebut masa baligh/ adolescent, Jika sudah siap menikah anak diajarkan adab/ etika hubungan seksual. Pada masa ini biasanya anak sudah tertarik lain jenis, maka perlu mengelola emosi ketika merasakan ketertarikan itu.
- Fase keempat ,setelah adolescent disebut masa pemuda, pada masa ini diajarkan tata cara isti’laf (bersuci), jika ia belum mampu melangsungkan pernikahan, maka diberi kiat menahannya, seperti puasa, penyaluran energi ke arah yang positif, dll.
Hamid yang dirahmati Allah,
Etika meminta ijin adalah ketika usia 7-10 th anak diajarkan untuk meminta ijin ketika akan memasuki kamar ayah-ibunya pada waktu-waktu tertentu (ketika istirahat siang, setelah fajar dan setelah isya’). Ini agar mereka tidak memergoki keadaan ayah dan Ibu dalam kondisi yang tidak diinginkan, terutama jika kamar tidak dapat dikunci. Etika memandang perlu diberikan terutama menghadapi lawan jenis. Memisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan anak perempuan yang diajarkan dalam agama Islam dan dilakukan pada usia anak 10 tahun. mempunyai aspek psikologis yang positif. Jika bercampur tempat tidurnya dikhawatirkan anak terbangun dan secara tidak sengaja melihat aurat saudaranya, maka dapat memunculkan birahi pada anak tersebut. Nampak arahan preventif dalam aturan pemisahan tidur anak laki-laki dan perempuan ini. Dorongan-dorongan seksual dapat muncul dari dalam, karena perkembangan biologis, hormonal pada anak (bersifat intrinsik); namun juga dapat berasal dari luar, semisal banyaknya gambar, TV & tontonan yang bernuansa eksploitasi nafsu-nafsu birahi. Sinetron-sinetron remaja yang isinya semata-mata mencari pacar, hubungan bebas dengan lain jenis, akan membuat persepsi yang longgar tentang batas-batas yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Padahal pada masa ini energi sedang berlebihan dan membutuhkan penyaluran. Adab berhubungan seksual sekaligus batasan-batasannya, seringkali tidak lengkap dipahami anak. Orang tua dan pedidikan formal di sekolah perlu saling melengkapi, jangan sampai materi ini tidak pernah ada dalam kurikulum di sekolah maupun di rumah. Akibatnya anak tahu dari VCD porno yang gambarannya sering salah.
Hamid yang dirahmati Allah,
Jangan sampai lupa bahwa pendidikan seksual tidak identik dengan memberikan teknis berhubungan seksual, namun juga batasan- batasan dan risiko yang terjadi jika mereka melakukan seks bebas. Beberapa hal yang perlu diketahui remaja tentang seksualitas adalah:
- Tentang proses reproduksi manusia, hal ini bisa secara ilmiah tanpa ada nuansa tabu atau memalukan untuk dibahas. Gunakan alat-alat audio-visual tentang proses reproduksi untuk memperjelas pemahaman. Ibu punya VCD yang Ibu beli dan sering Ibu gunakan untuk memberi informasi pada mahasiswa di kelas.
- Remaja juga perlu diberi informasi dan pengetahuan untuk mencegah risiko perilaku seksual bebas, teknik berkomunikasi yang tepat jika diajak melakukannya oleh teman sebayanya, kemampuan mengambil keputusan terbaik juga perlu diberikan karena pada masa ini imitasi masih kuat pada teman sebaya.
- Tidak terkecuali juga pengetahuan tentang dampak- dampak seksual bebas baik secara medis (berbagai penyakit kelamin, HIV, AIDS) maupun dampak psiko-sosial, seperti efek kehamilan yang dilakukan tanpa persiapan dan kematangan terhadap orangtua terutama Ibu maupun bayi.
Nah Hamid yang sholih, apa yang kamu tanyakan tentang buku kamasutra hanyalah terkait teknik- teknik yang belum tentu sesuai dengan siapa pasangan kita nanti, apalagi jika sampai menabrak aturan syariat dalam cara-cara yang diberikan, seperti berhubungan seksual lewat yang terlarang, dlsb, maka Anda perlu berhati-hati.
Nah ini saja yang bisa Ibu sampaikan, semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba