Konsultasi Keluarga

Setelah saya memahami bahwa pacaran itu tidak baik, maka saya memutuskan hubungan dengan pacar saya. Setelah itu, kami tidak ada komunikasi lagi karena saya tidak memberikan alamat saya yang baru (saya pindah kota) maupun no. telepon yang bisa dihubungi. Namun tanpa disangka suatu hari dia menelepon saya di kos.

Dalam kondisi yang sudah hampir putus asa karena merasa suami lebih bisa terbuka dengan orang lain, saya mencoba kembali menghubungi cinta pertama saya yang juga sudah jauh lebih dahulu memilih wanita lain sebagai isterinya sebelum saya menikah.

Saya gadis 25 tahun, pernah punya pacar, tapi sekarang sudah putus. Yang jadi masalahnya dulu dia pernah mengatakan kepada saya untuk melamar saya. Makanya saya berharap dia yang jadi suami, soalnya saya melihat dia lelaki yang bertanggung jawab, shalatnya juga baik. Tapi kenyataanya dia memilih yang lain…

Saya seorang muslimah yang baru menikah dua bulan yang lalu dengan seorang laki-laki yang shaleh. Meski tidak direstui oleh ibu, dan sebagian keluarga, karena beda keturunan…

Saya seorang ibu rumah tangga yang pernah sempat bekerja hampir dua tahun yang lalu tapi sampai sekarang masih menyesali keputusan untuk berhenti bekerja tersebut sehingga saya menjadi amat sangat minder dengan dunia luar.

Setelah banyak membaca tentang pernikahan, saya jadi sadar pacaran dalam Islam tidak dianjurkan. Saya kemudian mengkhitbahnya dan berencana menikah 1 tahun ke depan… tapi pacar saya ingin kami terus berkomunikasi dan sering dikunjungi.

Sejak berusia 3 bulan sampai saya tamat SD, saya diasuh oleh nenek dari pihak ibu. Pas mau SMP saya baru tinggal dengan ibu dan ayah tiri saya. Sejak itulah penderitaan lahir batin dimulai.

Saya seorang suami yang telah dikarunia dua orang puteri yang sehat, kehidupan rumah tangga kami baik-baik saja. Namun ada hal yang selama ini masih mengganjal fikiran saya dan juga rasa was-was. Isteri saya sampai saat ini masih belum berhijab terlebih kalau keluar rumah.

Sudah 3 tahun lebih saya kerja di luar negeri. Menjelang tahun ke-2 terjadilah hal yang paling terburuk pada kedua orang tua saya. Singkat kata ortu saya bercerai. Berdosakah saya karena semenjak perpisahan mereka saya tidak lagi berkomunikasi dengan ibu?

Melalui SMS yang intens, dia menanyakan seputar hal pernikahan dengan saya, langsung… Dari sinilah tiba-tiba muncul perasaan simpati dan empati saya terhadap dia, entahlah akhir-akhir ini saya seperti tidak bisa mengontrol perasaan saya lagi, Bu.