Konsultasi Keluarga

Beberapakali saya mendapatinya menangis Mbak, katanya ingat kuliahnya yang belum selesai dan juga kasihan melihat kondisi saya sebagai tulang punggung keluarga

Kira-kira sejak setahun lalu, saya mempunyai perasaan yang berbeda dengan salah satu anak didik saya. Saya jatuh cinta sejak pertama kali bertemu.

Saya adalah seorang isteri yang bekerja. Suami saya secara lisan menyatakan mengizinkan saya untuk bekerja. Tetapi memang beliau lebih suka saya tidak bekerja.

Suami gajinya pas-pasan, sementara hutang karena merayakan pernikahan menjadi beban. Hingga saya sering minta kepada orang tua. Apakah ini pertanda perkawinan tidak barokah?

Suatu malam, diam-diam saya lihat hp-nya. Astaghfirullahalladzim, semua memori sms datang dari seorang gadis yang dikenal suami di gerai sebuah operator selular di kota tempat dinasnya.

Suami saya sangat dingin, tidak mau bercanda, bahkan tidur pun yang saya lihat hanya punggungnya saja sepanjang malam. Duduk bersebelahan pun dia sering pindah karenatidak ingin berdekatan.

Ibu Anita yang budiman, saya telah menikah kurang lebih 7 tahun tapi sampai sekarang belum dikarunia anak dan selama 7 tahun ini kami tinggal bersama mertua. Ibu Anita yang baik, saya sekarang ini stress berat karena suami menginginkan saya kembali kepada orang tua.

Saya sudah mencoba bicara baik-baik dengannya dan saya kaget sekali waktu dia bilang bahwa dia sudah tidak punya perasaan apa-apa terhadap saya. Saya mengerti semenjak kita menikah dia menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurus suami, anak dan rumah.

Dari biodata yang ana terima secara syar’i tidak ada alasan untuk menolaknya, dia sholeh, berakhlak baik, dan dari keluarga baik-baik pula. Tapi setelah bertemu dengan orangnya, ujur ana sempat syok melihat tampangnya…

Saya menikah sudah 5 tahun punya 1 anak, terus terang bu kalau mengingat perlakuan suami terhadap saya selama ini inginnya saya berpisah saja, tapi kalau ingat anak rasanya kok berat.