Konsultasi Keluarga

Saya menikahi isteri saya satu setengah tahun setelah isteri saya cerai dengan mantan suaminya. Sungguh, pada awalnya berat sekalirasanya saya ingin menjalani pernikahan dengan isteri saya, mengingat tuduhan mantan suaminya dan pihak keluarga saya yang tidak setuju.

Kami sudah menikah hampir 5 tahun, tapi Allah belum mengaruniai kami keturunan. Beberapa hari lalu isteri saya mengatakan bahwa dia jenuh di rumah, saya kaget karena dia mengatakan itu sambil menangis.

Saya sering bertengkar dan merasa tidak cocok dengan keluarga saya sendiri, bagaimana seharusnya yang saya lakukan?

Saya punya anak kembar laki-laki, saya pernah baca anak kembar identik cenderung hiperaktif. Apakah ini benar?

Suami saya orangnya keras dan sering curiga terhadap segala sesuatu. Sering dia curiga melihat saya mengobrol ataupun menerima telepon dari rekan kerja saya, meskipun yang dibicarakan hanya masalah kerja.

Sebenarnya sudah beberapa tahun ini saya memiliki keinginan kuat untuk segara menikah, hanya saja saya merasa ada sebuah beban moral sebagai anak pertama untuk membantu orang tua terlebih dahulu.

Dalam pernikahan ini saya seringkali merasa sedih dan tertekan. Yang membuat saya tertekan adalah sifat suami yang terlalu sensitif. Bila saya menegurnya karena sesuatu hal, dia menganggap saya marah atau terlalu kasar.

Beberapa waktu lalu ada seseorang yang datang kepada saya dan berniat untuk menikahi saya dan menjadikan saya sebagai isteri keduanya. Bagaimana seharusnya saya bersikap?

Adik suami saya kerap berkunjung dan menginap di rumah kami, dan tanpa malu-malu dia tidur di kamar kami (dalam satu kamar).

Saya selalu dihantui rasa takut kalau-kalau suami saya selingkuh, padahal tidak pernah terbukti. Saya jadi merasa berdosa, apa akibatnya kalau terus-terusan begini?