Konsultasi Keluarga

Meskipun saya sudah memiliki pekerjaan yang mapan, tetapi saya masih ragu untuk menikah. Keraguan itu berasal dari keadaan keluarga saya.

Anak saya sering merasa cemburu terhadap adik-adiknya dan merasa orang tuanya sudah tidak memperhatikan dia lagi, bahkan jika ada masalah disekolahnya maka dia tidak mau masuk sekolah.

Sekitar tiga bulan lalu uwa/ tante membincangkan guru ngaji beliau (uwa). Perbincangan itu berujung pada sebuah pertanyaan maukah saya dijodohkan dengan guru ngaji uwa saya?

Saat ini kami tidak mempunyai pembantu, padahal saya juga bekerja membantu suami mencukupi kebutuhan keluarga. Dan semua pekerjaan rumah dikerjakan sendiri tetapi suami tidak mau membantu saya.

Saat keguguran adalah saat yang paling mengerikan dalam hidup saya. Suami yang seharusnya menemani pada saat-saat rapuh, justru mentalak saya.

Saya telah menikah 7 tahun dan belum dikaruniai anak. Suami saya pemarah dan kasar. Dan ia lebih mementingkan keluarganya daripada saya.

Suami bukannya tidak berusaha, tapi mungkin memang rejekinya seperti itu, sehingga menyebabkan kondisi perekonomian di rumah adalah tanggungan saya.

Setelah 4 tahun pernikahan Ibu saya tidak merasa cocok dengan anak-anak dari pihak ayah, ibu menganggap mereka tidak menghormati Ibu dan sering merendahkan Ibu.

Bagaimana cara meluluhkan hati mertua agar mau menerima saya sebagai menantunya? Karena mertua saya tidak menyetujui pernikahan kami.

Saat ini saya menaruh simpati kepada rekan kerja, dan dia sesuai dengan kriteria yang saya idamkan. Tetapi saya tidak tahu harus memulai dari mana untuk bisa lebih mengenalnya.