Konsultasi Keluarga

Assalammu’alaikum wr. wb.

Isteri saya sering marah-marah dan kadang memaki-maki saya bahkan kadang memukul kalau sedang marah sampai-sampai saya merasa tak berguna dan tidak merasa seperti kepala keluarga (rendah).

Sejak saya bangkrut isteri tinggal di rumah mertua yang non-muslim, pertama-tama kami tak ada masalah tetapi lama-lama isteri saya tidak bisa diatur bahkan sampai keluar kota dengan pastur tanpa seizin saya.

Akibat stress saya jadi mudah marah dan sering berkata-kata kasar kepada anak jika melakukan kesalahan. Bahkan terkadang saya juga menggunakan tangan untuk mencubit atau memukul pantatnya.

Ibu saya menderita gagal ginjal dan saya membiayai pengobatannya setiap bulan. Tetapi isteri saya merasa keberatan dengan alasan kami belum memiliki rumah. Bagaimana seharusnya sikap saya?

Kakak ipar saya memiliki sifat agak buruk, dia pelit sekali. Bahkan terhadap saudara kandungnya sendiri, gampang tersinggung dan agak jahat, bagaimana saya seharusnya bersikap kepada kakak ipar saya itu bu?

Saya berencana bekerja keluar negeri karena mendapatkan tawaran pekerjaan yang cukup menjanjikan. Tetapi ibu saya melarang dengan alasan dia ingin saya ada di dekatnya kalau meninggal.

Teman saya punya calon yang disenanginya karena bisa belajar agama, tetapi orang tuanya menolak calonnya.

Karena sholat subuh saya ketinggalan, menjadi alasan isteri tak mau "berhubungan." Jadi perbaiki sholatnya dulu baru isteri mengiyakan. Apakah ini suatu yang benar atau salah?

Saya sudah bekerja di sebuah organisasi internasional. Tetapi saat ini saya masih saja menunda untuk menikah karena saya perfikir pekerjaan yang sekarang ini masih dalam status kontrak dan saya masih bertugas di daerah yang jauh.