Konsultasi Keluarga

Apakah layak bagi seorang pria yang ingin menikah menetapkan standard bagi calon isterinya kelak? Apalagi standard yang berkaitan dengan keduniaan seperti kecantikan atau kekayaan.

Beberapa hari kemudian saya mimpi bahwa ahawat tu terbaik buat saya tapi yang anehnya kenapa ahwat itu suka pada teman saya dan insya Allah akan menikah?

Nnek saya pernah sakit dan telah dinyatakan sembuh. Tapi sekarang tingkahnya aneh-aneh. Suka marah dan macam-macam. Apakah nenek saya kerasukan Bu?

Ibu, saya adalah pemuda yang Insya Allah kalau tidak ada halangan menikah di tahun ini.tidak tau harus menulis dari mana, saya sendiri sedang kalut. Tolong saya ya…

Setelah 2 tahun, kabar gembira dari orang tua saya belum juga ada, makanya saya mengirimkan photo wanita pujaan saya dengan harapan direstui orang tua untuk saya nikahi.

Ibu, saya bingung harus bagaimana. Saya sekarang sedih karena apa yang sudah saya harapkan ternyata pudar semua. Si dia, calon suami saya, ternyata membatalkan semua komitmennya.

Selama ini, ketika kami berangkat kerja, anak kami yang masih balita saya titipkan kepada neneknya karena kami belum mendapatkan khadimah. Terus terang, saya merasa berat.

Ibu, bagaimanakah melakukan taubat yang benar? Saya dan suami saya selalu dihantui dosa-dosa masa lalu.

Suamiku belum pernah membelikan baju satu setelpun untuk isterinya atau anak saya. Semua kebutuhan sejak menikah saya yang menanggung, mulai melahirkan merawat anak dan sebagainya.

Saya punya keponakan memiliki pacar lain agama, sudah kami peringatkan agar dia tidak terus berhubungan mengingat aqidah adik saya itu lemah. Kami sudah sering kali menasihatinya.