Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bu Siti yang dirahmati Alloh,..
Saya sudah 8 bulan berpisah dengan istri dan resmi bercerai di pengadilan. Kami bercerai karena budi perangi istri yang kurang baik. Semasa masih bersama kami sering bertengkar dan istri sering mengeluarkan kata-kata kotor dan bahkan berani memukul dan menendang saya. Hal itu saya pertahankan sampai usia pernikahan kami berjalan 2 tahun. Waktu itu saya sudah seringkali membicaraknnya dengan pihak keluarga mertua saya namun tidak juga ada perkembangan yang positif malah dengan alasan tertentu juga istri saya jadi kurang baik juga dengan keluarga saya (adik saya). Akhirnya saya berpikir untuk sementara berpisah denga istri (bukan untuk bercerai) sebagai pelajaran buat dia. Namun kemudian orang tua saya yang sudah tahu dengan tabi’at kurang baik dari Istri saya, malah mendorong saya untuk menceraikannya… (bahkan sampai bilang "sudah tidak ridlo lagi punya menantu dia"). Singkat kata saya pun resmi menceraikannya walaupun dalam hati saya masih mencintainya dan berharap dia bisa berubah.
Bu Siti yang saya hormati…
Saat ini saya ada dalam kondisi dilematis, keinginan hati saya untuk rujuk karena saya selalu teringat dengan segala kebaikan dan perhatian dia kepada saya (walaupun saya tidak yakin mantan istri saya bs berubah atau tidak dengan sikapnya yang kurang baik itu) dan keinginan orgtua yang sudah tidak bisa menerima dia sebagi istri saya. Dilematis antara menghormati keinginan orgtua dan mengikuti keinginan hati saya sendiri.
Sekian dan terima kasih atas bimbingannya…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Bpk Ali Hasan yang dirahmati Allah, memang tak mudah menghadapi problema seperti apa yang Anda sedang alami sekarang ini. Berada pada dua kebimbangan, antara istri dan keluarga.
Rumah tangga adalah ladang amal sebagai sumber peribadahan. Maka Prinsip pernikahan dalam Islam adalah untuk selama-lamanya, dan perceraian adalah solusi dari krisis akut antara suami istri yang tidak memungkinkan lagi bagi keduanya untuk berinteraksi dan bergaul sebagai pasangan. Bila kemudian, ada sebab-sebab yang menyebabkan akhirnya perceraian harus terjadi, Anda tentu harus siap dengan konsekuensinya. Seorang wanita, bagaimanapun perangainya buruk, senbenarnya menjadi tanggung jawab Anda untuk merubahnya. Tentu jika ikhtiar ini sudah Anda lakukan dengan berbagai cara dan Anda merasa tak sanggup, maka semua terserah keputusan Anda, namun yang perlu dicatat adalah agar keputusan tersebut tidak berdasarkan kemarahan, namun mesti dengan hati yang tenang dan pikiran mendalam. Rupanya keputusan terakhir inilah yang sudah Anda buat, kini kenyataannya adalah istri Anda sudah Anda talak, meskipun masih dimungkinkan rujuk dengan aturan ruju’ sesuai talak yang sudah dijatuhkan.
Bpk Ali Hasan yang dirahmati Allah,
Dalam setiap keputusan, sebagai muslim disunnahkan untuk melakukannya setelah sholat istikhoroh. Artinya, kita senantiasa menyertakan Allah dalam setiap pilihan yang kita ambil.
Ruju’ lagi atau tetap berpisah, kedua-duanya mengandung konsekwensi. Saat ini Anda sudah memilih. Bila Anda memilih untuk tetap hidup terpisah, maka Anda harus melupakan mantan istri Anda. Hargailah perasaannya yang mungkin juga tidak mudah untuk kembali. Kalau perlu jajaki bagaimana kondisinya saat ini sebelum memutuskan untuk ruju’.
Bpk Ali Hasan yang dirahmati Allah,
Bila Anda memilih untuk kembali kepadanya, maka terhadap diri sendiri, Anda mesti memiliki beberapa program terencana yang harus dilakukan. Pertama, maafkan kesalahan istri yang lalu karena forgiveness atau pemaafan dalam hal ini akan sangat berperan untuk memperbaiki persepsi terhadap istri. Dengan memaafkan maka akan muncul persepsi yang positif dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki akhlak istri Anda.Pada awalnya pasti terasa tak mudah. Tetapi yakinlah, waktu (yang berlalu) adalah bagian dari solusi. Maka yang juga sangat penting adalah, jangan pernah tinggalkan Allah. Perbaiki kualitas ibadah wajib dan perbanyak ibadah-ibadah sunnah. Juga lalui waktu bersama istighfar, membaca shalawat dan dzikir-dzikir sunnah yang lain. Semoga usaha ini makin membuat kokoh berpijak di pijakan syariat dan mendapat solusi yang mudah atas masalah yang sedang Anda hadapi.
Program yang kedua yang harus dilakukan adalah, ajaklah berkomunikasi mantan istri dalam kondisi yang tenang, jauh dari emosi. Ajaklah mantan istri untuk membahas lagi komitmen awal dalam pernikahan Anda. Kalau mantan istri Anda masih memiliki itikad baik, semoga niat awal untuk memperbaiki rumah tangga akan mendapat sambutan yang sama darinya. Perlu juga Anda dan mantan istri menyusun program untuk rumah tangga kedua agar hal-hal yang telah lalu dapat diperbaiki. Tanyakanlah, apa yang sebenarnya dia inginkan dan dengan cara apa dia ingin mencapai keinginannya itu, agar peristiwa itu tak terjadi lagi.
Kewajiban seorang suami untuk menasihati istri juga harus Anda lakukan. Sebagaimana sering saya tulis di sini. Ayat dalam Al Qur’an memberi petunjuk :
"Wanita-wanita yang kamu khawatirkan kedurhakaannya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah diri dari tempat tidur mereka dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti badannya. Kemudian jika dia mentaatimu maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyusahkannya" (QS An-Nisa [4] : 34).
Mendiamkan istri dengan tidak mengajaknya berbicara boleh dilakukan asal tidak lebih dari 3 hari dengan tujuan untuk mendidik. Pukulan sebagai jalan akhir ketika dia sudah melampaui batas dalam kema’shiyatannya, itupun dilakukan asal tidak keras, jauhi muka dan tempat-tempat yang mengkhawatirkan karena tujuan memukul juga bersifat mendidik/ untuk memberi pelajaran.
Bpk Ali Hasan yang dirahmati Allah,
Hati manusia, sering disebut qalbu, memang mudah berbolak-balik. Oleh karena itu do’a yang Rasulullah SAW. Tuntunkan adalah ” Ya Muqallibal qulub, tsabbit qalbi ’ala dinik”; Wahai Dzat yang membolak-balikkan qalbu, tetapkanlah hati ini dalam jalan agama-Mu.
Kalau mantan istri Anda bersepakat dengan kesepakatan untuk saling memperbaiki diri, memperbagus akhlak dan berlatih untuk berkata santun dan jujur, maka tugas Anda berikutnya adalah memohon keridhoan orang tua. Tentunya Anda pun harus membawa bukti bahwa pilihan Anda kali ini adalah pilihan yang matang. Bersikaplah mandiri dan jangan banyak dipengaruhi oleh orangtua lagi dalam mengambil keputusan. Bisa jadi salah satu masalah yang dihadapi istri adalah karena orangtua yang terlalu banyak ikut campur masalah keluarga Anda.
Lakukan sholat istikharah ya, Pak. Semoga Anda bisa menemukan solusi terbaik, amin.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba