Assalamu’alaikum ……
Bu, bagaimana sikap saya sebagai anak yang mempunyai ibu mertua yang suka mengadu domba anak2 & mantu2nya sendiri, bahkan menyuruh anak2nya mencari rezeki dengan cara yang haram (seperti korupsi) asal aman demi kepentingan dia ???? bahkan anaknya sudah ada yang dipenjara karena perbuatan korupsi itu (yang ini adalah suami saya)& sekarang sudah ada 1 lagi anaknya byang sudah mulai dilaporkan ke kepolisian oleh kantornya karna merugikan perusahaan. Tapi masalahnya dia tidak kapok yang penting bagi dia, dia hidup enak …..Jujur bu sejak suami saya di dalam penjara saya berdoa kepada Allah bahwa saya mohon supaya Allah mencabut nyawa dia secepatnya sebelum suami saya keluar dari penjara supaya jika nanti suami saya keluar tidak ada lagi yang memberikan pengaruh buruk. Ibu mertua saya ini suka senang sekali mengutuk/menyumpahi anak2nya kalau mereka tidak mau menuruti kemauan dia jadi anak2nya selalu menuruti apa yang disuruh ibunya walopun itu perbuatan yang dilarang.
Trima kasih bu
Wassalamu’alaikum …..
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Ibu Rayi yang disayang Allah, Ibu dapat mengerti bagaimana perasaan anda saat ini. Suami Anda sedang dipenjara, ibu mertua tidak menunjukkan sikap yang bisa dicontoh bahkan mendorong anaknya berma’shiyat (na’uzubillahi min dzalik), sementara tidak ada ketegasan anak-anaknya dalam menolak permintaan orang tuanya. Sungguh situasi yang tidak mudah, namun saya yakin Anda wanita yang tegar.
Ajaran agama kita menegaskan bahwa tidak ada ketaatan terhadap makhluk bila ia mengajak kemaksiyatan kepada khaliqnya. Korupsi adalah delik pelanggaran yang bisa dijerat oleh hukum agama sekaligus hukum negara. Maka bagi pelakunya ia mendapatkan dua hukuman, yaitu hukuman di dunia dan hukuman di akhirat bila ia tidak bertaubat dengan taubatan nasuha sebelum mautnya.
Ibu Rayi, menilik cerita Anda, tampaknya keluarga suami jauh dari agama dan tak terbiasa memakai aturan-aturan agama untuk menjalani hidupnya, sehingga anak-anaknya “terpaksa” taat kepada ibunya meski itu salah. Inilah salah satu hikmah, bu Rayi ‘dipilih’ Allah untuk berada di tengah keluarga ini agar bu Rayi bisa mengenalkan agama yang barangkali seperti benda asing di tengah keluarga mereka.
Ibu Rayi, bersikap tegas meski dengan kelembutan, ini adalah kekuatan utama yang dimiliki wanita. Anda dengan kesantunan seorang wanita, insya Allah, meski sedikit demi sedikit ruh agama itu bisa muncul di tengah mereka. Maka mulailah dari diri Anda, menata hidup dari landasan islam yang kokoh, karena ujian hidup tak hanya datang sekali. Kuatkanlah pribadi Ibu menghadapi berbagai ujian. Teruslah memperbaiki pemahaman tentang aqidah, memperbaiki ibadah dan memperbagus akhlak; ini adalah beberapa hal yang harus ibu lakukan terlebih dahulu. Carilah wawasan dan pemahaman agama pada orang berilmu. Begitu pun dengan suami. Kesabaran ibu yang tetap setia meski ia ada di penjara, semoga membuka mata hatinya bahwa Anda adalah wanita terbaik yang dikirimkan Allah untuknya. Ajaklah suami setiap Anda menengoknya, agar ia kembali kepada ajaran Allah, takut pada laranganNya dan bersegera menjalankan perintahNya. Semoga hidayah Allah terlimpah untuknya. Dan biasanya contoh teladan jauh lebih efektif daripada nasihat yang berisi kata-kata belaka.
Tak perlu Anda mendoakan Ibu mertua dengan doa keburukan tapi berdoalah dengan do’a kebaikan untuk keluarga suami, supaya mereka mendapat hidayah dan menjadi lebih baik di hari-hari setelahnya. Tetap jalin hubungan silaturahim dengan keluarga suami, diskusilah dengan istri-istri mereka, karena peran wanita bagi suami sangat besar. Semoga Allah membuka jalan melalui mereka dan seluruh keluarga ibu mendapat hidayah-Nya. Terus tegar, ya Bu…! Sekian, semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba