Assalamualaikum. Wr. Wb
Umi yang terhormat saya ingin menanyakan perihal nasib pernikahan saya. Saya menikah pada tgl 1 Desember 2006 dan selama kami menikah banyak mengalami suka dan duka.
Pada bulan ke 3 saya dinyatakan hamil namun pada bulan keempat saya mengalami keguguran karena tifus pada tgl 3 April 2007 dan lgs masuk RS. Di saat yang sama saya kehilangan kakek.
Umi disaat saya keguguran adalah saat-saat yang paling mengerikan dalam hidup saya. Jujur saat itu saya tidak iklhas karena saya benar-benar mengharapkan anak, saat itu saya rapuh sekali. Namun saya tidak tahu apa yang ada dalam pikiran suami saya saat itu, yang seharusnya menemaniku di saat krisis kepercayan diri dan iman.
Dia mentalakku 3 hari setelah saya keguguran dan keluar dari RS disaksikan oleh ibunya sendiri dengan penuh kebencian hanya karena saat itu saya belum bisa menerima untuk tinggal satu rumah dengan adik perempuan yang masih lajang dan sudah banyak orang yang menemaninya.
Jujur umi saat itu saya blm mampu diajak berdiskusi karena masih dalam keadaan rapuh. Dia kembalikan saya ke rumah bunda saya, saya sudah memohon padanya untuk tidak memulangkan saya, tapi tekadnya sudah bulat.
Dia menceraikan dan memulangkan saya tgl 7 April 2007, sebelumnya dia berjanji pada ibu saya bahwa dia akan kembali hari senin tgl 9 April 2007 namun hingga hari ini belum ada itikad baik darinya untuk menyelesaikan masalah kami bahkan mengurus perceraian kami, saya merasa masalah ini sangaja digantung tanpa mau diselesaikan.
Saya mohon umi apa yang hrs saya lakukan? Terima kasih atas perhatiannya. S
Walaikumsalam wr, wb.
Assalamualikum wr, wb.
Saudari Arivka yang dirahmati Allah
Saya turut prihatin dengan masalah yang tengah anda hadapi saat ini. Saya yakin musibah beruntun ini merupakan cobaan yang sangat berat bagi anda. Bagaimana tidak, ketika duka akibat kehilangan calon buah hati belumlah terobati, suami tercinta dengan teganya menjatuhkan talak.
Padahal saat itu kondisi fisik dan mental anda begitu lemah dan membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat, terutama suami tercinta. Anda sendiri tidak mengetahui secara pasti alasan suami hingga tega berbuat demikian. Akhirnya kini suami memulangkan anda pada orangtua, tanpa memperdulikan keadaan anda saat itu.
Namun kini setelah suami menceraikan anda, tampaknya permasalahan belum juga menemukan penyelesaian. Karena suami belum juga mengurus perceraiannya. Sehingga anda merasa permasalahan menjadi terkatung-katung karena belum memberikan kepastian mengenai status perceraian anda.
Saudari Arivka yang disayangi Allah, Selama palu hakim pengadilan agama belum meresmikan putusnya hubungan suami isteri antara anda dan suami. Insya Allah masih ada kesempatan untuk menyelamatkan pernikahan anda. Namun hal itu bisa terwujud jika kedua belah pihak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan.
Apabila suami anda justru bertekad bulat untuk berpisah, sebagai isteri anda sebenarnya tidak harus pasrah dengan keputusannya tersebut. Apalagi suami tidak memiliki alasan yang kuat secara syar’i ketika menjatuhkan talak kepada anda. Karena meski hak talak ada di tangan suami, ia tidak dapat dengan semena-mena melakukan talak.
Bila kondisi fisik anda sudah sehat dan emosi anda mulai stabil, lakukan pembicaraan tentang masalah ini dengan suami. Namun bila proses kearah perbaikan tidak menemui titik temu dengan suami, sedangkan kini suami terkesan “menggantung” anda dengan status perkawinan yang tidak jelas. Sebagai isteri yang terzhalimi, tentunya anda ingin segera keluar dari persoalan ini bukan? Bila demikian, anda sebaiknya mengambil sikap yang tegas untuk mengakhiri situasi membingungkan ini.
Akhirnya, bagaimanapun juga tidak seorangpun berharap memilih bercerai sebagai kata akhir persoalan rumah tangganya. Tetapi bila segala upaya telah ditempuh dan perceraian merupakan jalan keluar menuju mashlahat hidup, maka jalanilah dengan segala kesabaran dan keikhlasan. Mungkin jodoh anda dengan (mantan) suami hanya sampai di sini saja.
Agar dalam menjalani proses yang menyakitkan ini anda bisa lebih bersabar, jangan lupa senantiasa mendekatkan diri dan ber prasangka baik terhadapNya. Yakinlah di balik musibah besar ini, pastilah ada ibroh (pelajaran) dan kebaikan yang Allah berikan untuk anda. Semoga anda dapat segera mengakhiri masalah ini dengan baik.
Wallahualam bishawab.
Wassalamualaikum wr, wb.