Assalamu’alaikum..
Saya baru menikah sekitar insya Allah 2 bulan. Ibu Urbayatun ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan judul di atas.
Saya memiliki istri yang Alhamdulillah sudah berhijab, tetapi menurut saya masih belum syar’i, hal inilah yang membuat saya bimbang. Istri saya masih kerap memakai pakaian yang menurut saya kurang sopan (ketat) sehingga menurut saya percuma saja seolah-olah itu tidak berhijab. Saya kerap kali "cemburu" apabila ada laki-laki lain yang memelototi istri saya jika dalam keadaan berpakaian seperti itu.
Saya sudah sering menasehati untuk memperbaiki cara berpakaian yang lebih sopan, mengutarakan apa yang saya rasakan, dan saya juga mengajak istri untuk berdiskusi mengenai hal ini tentunya dengan rujukan Al-Qur’an dan Hadist. Tetapi masih belum ada tanda-tanda untuk berubah. Pernah beberapa kali saya nasehati dengan tegas tetapi istri saya malah marah dan bila saya diamkan dengan maksud untuk memberi pengertian malah tidak terjadi respon apa-apa.
Saya ingin menanyakan bagaimana cara untuk memberi pengertian kepada istri saya sehingga istri saya mau lebih sopan dalam berpakaian, jika saya harus bersikap tegas maka sikap tegas yang bagaimana sehingga tidak membuat istri saya tersinggung. ?
Terima kasi atas perhatiannya
Billahi Taufiq Walhudayah
Assalamu’alaikum
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Bapak Satya yang dirahmati Allah swt.,
Sebagai pengantin baru, saya ucapkan do’a untuk Anda dan istri semoga selalu dilimpahkan keberkahan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Subhanallah…saya sungguh salut pada Anda karena begitu memahami apa sebenarnya tugas dan kewajiban suami kepada istri tercintanya. Kecintaan kepada istri tak sepatutnya menghalangi suami untuk menyuarakan kebenaran, dengan maksud mendidik dan mengajarkan kebiasaan baik kepada pasangan tercintanya.
Sejauh ini, sebenarnya Anda telah berusaha mengingatkan ya, Pak… namun begitulah manusia… kadang egonya mengalahkan hati nurani untuk segera bergegas mengikuti ajakan kepada jalan-jalan ke surga. Seperti pernah dikisahkan oleh baginda Rasulullah SAW bahwa jalan ke surga itu tidak dihiasi oleh keindahan sehingga banyak yang tidak tertarik menempuhnya, dan sebaliknya jalan ke neraka ternyata justru diliputi oleh keindahan tiada tara. Apa yang terjadi?
Begitu banyak yang berada dalam keindahan dunia tanpa menyadari bahwa ujung jalannya mengantarkan kepada akhir yang buruk. Naudzubillahi min dzalik, semoga kita dihindarkan Allah swt. dari keni’matan semu semacam itu, ya pak.
Bapak Satya yang sholih,
Kecemburuan seorang suami pada istrinya adalah hal yang wajar, apalagi mengetahui istrinya menjadi obyek tatapan laki-laki lain gara-gara pakaiannya yang ketat. Ingatkan terus tanpa bosan, dan alangkah baiknya jika pengajaran pada istri dimulai dari kepahamannya akan agama yang menjadi pemupuk keimanan dan kecintaannya pada aturan-aturan Allah swt. Bisa jadi, istri belum benar-benar menginternalisasi ajaran atau aturan tentang berpakaian ini. Mulailah pengajaran agama dari aqidah, semoga akan membuat istri kalau menyesuaiakan tingkah lakunya dengan Islam maka akan didasari oleh motivasi internal yang kuat, bukan hanya karena motivasi eksternal yakni karena disuruh oleh orang lain. Ketika kecil, banyak orangtua ketika menyuruh putrinya berhijab, maka tidak mengacu secara lengkap maupun dari sumbernya langsung, sehingga kadang pelaksanannya masih jauh dari yang seharusnya.
Hal ini kadang didukung oleh media terutama mode, yang juga menyuguhi aneka pakaian muslimah/ kerudung trendy namun belum syar’iy. Nah, meluruskan hal ini kadang tidak mudah, karenanya memerlukan sosialisasi secara berkelanjuan tentang apa dan bagaimana aturan islam tentang pakaian muslimah ini. Mudah-mudahan segenap pihak yang membaca ini dan terkait, dapat berperan aktif untuk mensosialisasikan pakaian muslimah syar’iy ini.
Bapak Satya yang sholih,
Pola asuh, pengalaman hidup, pendidikan…dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang. Selama masa bertahun-tahun, seseorang dapat terbentuk menjadi orang yang berkepribadian unik. Salah satunya membentuk kepribadian yang cenderung narcistik, ingin dipuji, self-centered (berorientasi ke aku) sehingga dalam penampilan juga terpengaruh. Dalam bahasa mudah, orang sering mengatakan bahwa pakaian mencerminkan kepribadian di balik pakaian itu
sendiri. Nah, sampai di sini Bapak Satya semakin paham, bahwa perubahannya tak dimulai dari pakaian itu sendiri, namun justru memperbaiki kepribadiannya terlebih dahulu. Saya yakin, Anda berpeluang besar dan mampu menghadapi permasalahan ini sebagai sebuah ibadah yang tiada tara nilainya.
Bersikaplah secara tegas, namun tetap lembut. Tegas tak selalu dengan memarahi, bukan? Aturlah irama suaranya, bahasa tubuh Bapak yang menunjukkan keseriusan tanpa menyertakan emosi marah di dalamnya. Bicaralah dalam suasana kondusif, dapat minta bantuan pihak yang lebih tahu dalam hal ini sehingga istri lebih percaya. Berilah penghargaan, jika penampilan dan sikap istri menuju perbaikan, meskipun sedikit. Hadiah-hadiah kecil, biasanya sangat disukai wanita. Kadang hal-hal kecil yang positif dan kemudian diberi penghargaan akan mendorong perilaku positif lainnya. Nah, pak..Teriring do’a agar ikhtiar Bapak ini akan selalu mendapat kemudahan dari-Nya. Amin.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba