Assalamu’alaikum
Saya seorang mahasiswa sebuah universitas di Kediri, Jawa Timur.
Mbak, mengapa saya selalu merasa sumpek dengan otak saya, daya ingat saya, kecerdasan saya dan hal-hal lain yang berhubungan dengan akal..
Dibilang ikhtiar dulu, saya sudah sangat berusaha.. seperti dalam hal ingat mengingat (karena dalam kuliah saya banyak menuntut mahasiswanya untuk hafalan ), seluruh metode yang saya teliti dari teman-teman saya yang "pintar" sudah saya coba-termasuk beberapa amalan yang menurut mereka bisa meningkatkan daya ingat- tapi selaluuuu niohil hasilnya!! Akhirnya banyak cacian dan hinaan dari dosen/teman-teman saya..
Gimana ini bu, , tolong jawab, bagaimanakah cara terbaik mengatasi masalah daya ingat ini..?
Syukron katsir..
Assalamu’alaikum
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh
Sdr Fatahillah yang disayang Allah, Ibu dapat memahami betapa tidak mengenakkan berada dalam posisi seperti yang telah Anda ceritakan tadi.
Satu hal yang perlu Anda sadari, betapa Allah tak pernah menyia-nyiakan hambaNya. Allah telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk sebagaimana Allah telah terangkan dalam surat At Tiin. ”Laqod kholaqnal insaana fi ahsani taqwim…”
Sesungguhnya apapun keadaan Anda, Anda tetap layak bersyukur kepada Allah, karena Allah memberi keutamaan yang jauh lebih banyak dibanding sedikit’kekurangan’ yang Anda rasakan. Cobalah Anda ambil kertas dan tulislah kelebihan Anda. Mulai dari fisik Anda yang sempurna, orang tua yang menerima keadaan Anda apa adanya, tangan Anda dan kaki yang dapat Anda perintahkan ke mana suka, melodi indah yang dapat Anda dengar atau warna-warni dunia yang dapat Anda lihat, dan sebagainya, semua itu layak Anda syukuri.
Saat ini, kecerdasan intelektual bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan hidup. Sangat banyak aspek kecerdasan yang lainnya, seperti kecerdasan berbahasa, kecerdasan interpersonal, kecerdasan kinesthetik dan jangan lupakan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual.
Dua faktor kecerdasan terakhir inilah sekarang yang menjadi perhatian di lingkup dunia kerja, tidak semata cerdas kognitif atau intelektualnya. Betapa banyak orang yang cerdas akalnya tetapi dia tak diterima Allah amalnya karena dia mendustai-Nya.
Saudaraku dalam sejarah Islam ada yang bernama Ibnur Rawandi, seorang ahli filsafat yang sebanding dengan Ibnu Sina, adalah orang yang dianugerahi Allah dengan kecerdasan, tetapi dia tak memiliki kesucian karena dia menentang perintah Allah. Maka diapun tak memeperoleh derajat apa-apa di tengah-tengah manusia. Namun juga sebaliknya, betapa banyak ulama yang tidak hafal nash-nash dan tidak hafal hadits, meskipun demikian, mereka memiliki ketaqwaan dan kewaraan serta taqarub kepada Allah yang amat menakjubkan. Dan mereka menjadi panutan bagi umatnya.
Dan ingatlah juga sdr. Fatahillah, Thomas Alfa Edison dan begitu juga Albert Einsten, sang jenius itu, pernah disuruh keluar oleh gurunya sewaktu di kelas karena ia dianggap bodoh dan tidak mampu mengikuti pelajaran. Tetapi ternyata ia membalik persangkaan gurunya dan temannya karena ia berhasil menemukan hal-hal yang luar biasa.
Sdr. Fatahillah, kema’shiyatan juga dapat mengurangi kemampuan memori, mari kita jauhi ma’shiyat, baik melalui pandangan, pendengaran atau perilaku.Dan ingat, tidak perlumenyerah dengan hinaansiapapun; Gali terus potensi Anda, barangkali Anda menonjol di satu bidang tertentu. Tetap semangat, ok?!
Wallahu a’lam bish-shawab Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh Bu Urba