Assalamu’alaikum bu,
saya seorang pemuda yang insya4wi 2 tahun lagi akan menikah.(mohon doanya ya bu supaya dipercepat).
ada yang mengganjal dalam hati saya, jujur semenjak saya smp sampai kuliah saat ini sya sering (MAAF) onani,
dan sekarang saya sangat menyesal karena memang 4WI sangat membenci hal itu, makanya saya ingin segera menikah agar tidak berzina lagi.
namun ada yang mengganjal, saya khawatir jika nanti menikah saya tidak bisa menjalankan tugas batin sebagai seorang suami (memberikan kepuasan kpd istri).
karena saya pernah baca, seorang laki2 yang sering onanai akan menyebabkan (MAAF) ejakulasi dini, dan memang hal ini juga saya rasakan sebelum saya berniat akan menikah (sekitar 2 bulan lalu),
saya jadi bingung bu, apa yang harus saya lakukan ,
dan jujur saya bukan tipe pemuda sholeh yag bisa menahan nafsu dengan sabar, makanya saya ingi segera menikah,
tetapi itulah bu, saya khawatir akibat KEBODOHAN saya yang lalu, ktika sudah menikah, saya tidak bisa memberikan kepuasan batin kepada istri saya.
apa yang harus saya lakukan bu…
mohon bantuannya
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu
Sdraku yang dirahmati Allah swt.,
Pada usia-usia yang semakin matang, saya bersyukur Anda mengembangkan cara berpikir yang lebih rasional dan melangkah untuk mengambil keputusan cerdas yakni menikah untuk tidak terjatuh dalam perbuatan dosa. Saya kira waktu dua tahun relatif lama bagi Anda yang mengalami masalah kontrol hasrat seksual. Pernikahan sudah menjadi wajib hukumnya dalam hal seperti Anda, karena nafsu yang bergejolak, apalagi jika disertai kemampuan untuk menikah. Namun jika belum berkesanggupan dan berkemampuan, Rasulullah saw menganjurkan untuk banyak berpuasa
Sdraku yang dirahmati Allah swt.,
Onani yang Anda lakukan selama ini ternyata berdampak pada kecenderungan ejakulasi dini. Anggaplah ini sebagai pelajaran berharga sekaligus ujian bagi Anda. Selama ini Anda dengan sengaja berfantasi dan merangsang diri sendiri untuk memperoleh kepuasan seksual. Suatu hal yang membawa keni’matan cenderung akan diulang. Terbentuklah suatu koneksi hubungan antara keduanya, sehingga kepuasan puncak justru mudah Anda peroleh tanpa stimulus dari luar tapi dari diri Anda sendiri. Kalau Anda menikah nanti, tentulah istri Anda adalah stimulus eksternal yang diharapkan menjadi faktor pemicu munculnya orgasme, bukan fantasi dan bukan aktifitas pribadi Anda seperti dalam onani. Saya anjurkan Anda mulai menghilangkan fantasi-fantasi dalam pikiran Anda baik saat ini atau ketika nanti Anda melakukan hubungan seksual dengan istri. Berpikirlah dan kembangkan kesadaran akan ”here and now” dalam menjalankan kewajiban Anda pada istri. Saya kira suatu hal yang bijak jika anda menjauhkan diri dari gambar-gambar yang tidak senonoh, atau bacaan-bacaan yang hanya meninabobokan fantasi seksual. Rangsang-rangsang seperti inilah yang menjadikan orang lupa pada dunia nyata dan bumi yang diinjaknya.
Sdraku yang dirahmati Allah swt.,
Ingatlah bahwa tujuan pernikahan begitu luhur, ada nilai-nilai yang bersifat biologis namun juga ada yang lebih tinggi dari itu, yakni terbentuknya keluarga yang berdaya sebagai cikal bakal masyarakat yang berdaya pula. Jangan terpatri pada kekurangan Anda ini, atau Anda berpikir bahwa ”saya sudah parah..”, padahal belum tentu akan seperti itu, bukan? Namun toh ketika nanti setelah Anda menikah memang demikian, maka lakukan ikhtiar secara tekun sebagai sebuah proses pemulihan; mungkin perlu waktu atau bahkan tidak dapat pulih secara cepat atau nanti menemui kendala dalam prosesnya, namun Anda hendaklah tetap mengembangkan sikap optimis. Berpikirlah dan berniatlah bahwa ”insya Allah saya akan bisa menjalankan kewajiban dengan baik; ini adalah ibadah jadi saya akan berusaha sekuat tenaga”. Saudaraku, sikap yakin pada solusi dari Allah swt.adalah ciri keimanan; kalau Anda menghadapinya dengan pesimistis maka hal ini akan dapat mensugesti negatif diri anda sendiri. Dapat terjadi Anda justru akan dilandasi ketegangan atau kecemasan… Kecemasan inilah yang dapat menjadi sumber dari ejakuasi dini pada pelaku onani, oleh karena itu latihlah diri Anda secara bertahap untuk memulai segala sesuatunya dengan kondisi jiwa yang jernih, berdo’a dengan khusyu’, namun tetap rileks.
Sdraku yang dirahmati Allah swt.,
Selain masalah psikis ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter, untuk pemeriksaan terkait masalah medis. Saudaraku, semoga Anda diberi istri shalihah yang dapat mengerti keadaan Anda dan membantu setiap problem yang suaminya hadapi..jangan mensugesti diri sebagai pemuda bingung lagi, sebutlah diri Anda sebagai seseorang yang positif, misalnya ”pemuda idaman..”, bukankah ada gadis yang kini sudah mengidamkan Anda? Siapkan diri Anda sebagai suami yang bertanggungjawab, siapkan diri anda untuk menjadi calon ayah yang dibanggakan anaknya; banyak hal yang harus anda siapkan sebagai bekal…hak dan kewajiban sebagai suami, trik-trik berkomunikasi dengan pasangan, pengasuhanpun adalah bagian dari tanggungjawab ayah pada anaknya yang tidak bisa dilakukan dengan baik tanpa persiapan. Semoga aktifitas-aktifitas ini akan mengalihkan energi anda pada hal-hal yang lebih prioritas dalam hidup.
Saudaraku, sekian yang dapat saya sampaikan, semoga Anda diberi kemudahan untuk memasuki jenjang pernikahan…amin.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu
Bu Urba