Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ibu Rr. AnitaYang dimuliakan Allah…
Saya seorang laki-laki berusia 26 thn, sedangkan isteri saya berusia 34 thn. Enam bulan yang lalu kami menikah dan insya Allah saya menikahi isteri saya karena Allah.
Perlu Ibu ketahui bahwa sebelum menikah banyak sekali hal-hal yang saya pertimbangkan, baik dari masalah keluarga saya yang tidak setuju dengan isteri saya, maaf dikarenakan isteri saya ini adalah seorang janda beranak dua dan telah melakukan tubektomi pada alat reproduksinya.
Menurut dokter dengan alasan kesehatan isteri saya tidak boleh melahirkan anak lagi. Sedangkan mantan suaminya saat ini masih ada dan telah menikah lagi dengan gadis lain. Perlu diketahui juga bahwa sebelumnya saya pernah merasa difitnah oleh mantan suaminya, karena tuduhan terhadap perselingkuhan antara saya dan mantan isterinya (saat ini sudah menjadi isteri saya).
Saya menikahi isteri saya satu setengah tahun setelah isteri saya cerai dengan mantan suaminya. Sungguh, pada awalnya berat sekalirasanya saya ingin menjalani pernikahan dengan isteri saya, mengingat tuduhan mantan suaminya dan pihak keluarga saya yang tidak setuju.
Akan tetapi saya menguatkan niat, untuk betul-betul meyakinkan diri saya untuk berumah tangga dengan isteri saya. Akhirnya tanpa saya terus memikirkan tuduhan terhadap saya, dengan bismillah saya memberanikan diri untuk menikahi isteri saya.
Entah kenapa, mungkin karena saya kasihan terhadap isteri saya dan kedua anaknya karena ibunya diceraikan dan dusir oleh mantan suaminya. Saya tidak terlalu memikirkan hal itu, bagi saya yang sudah berlalu biarlah berlalu dan harus menatap ke depan.
Akan tetapi Ibu.., mungkin karena sebelum saya menikah dengan isteri saya sudah ada kejadian yang tidak mengenakkan, isteri saya menjadi sangat sensitif perasaannya. Saya sudah sering menasihati, bahkan sering pula saya mencetak artikel-artikel keluarga sakinah yang saya dapatkan dari e-mail agar isteri saya dapat membacanya dan memahaminya.
Dan alhamdulillah keluarga saya juga sudah menerimanya apa adanya. Tetapi tetap saja, dia tidak berubah dan setiap ada masalah selalu meminta cerai dari saya…
Ibu yang dimuliakan Allah.., sungguh saya bingung, apakah Allah SWT tidak meridho’i pernikahan kami dikarenakan kasus yang ada sebelumnya…? Atau apakah dikarena usia saya yang terpaut jauh dari isteri saya, sehingga susah untuk mendengarkan nasihat saya…? Dan terakhir apakah saya harus menuruti keinginan isteri saya untuk bercerai…?
Saya mohon pencerahan dari Ibu…, apa yang harus saya lakukan.
Jazakallah Khoir…
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Assalamu’alaikum wr.wb
Kepada bapak yang sedang risau
Saya memahami perasaan anda yang kini tengah risau dikarenakan permasalahan dengan isteri tercinta yang belum lama anda nikahi. Saya sangat mengagumi ketulusan dan keberanian anda menikahi isteri anda yang pada kenyataannya tidak akan dapat memberikan anda keturunan karena telah melakukan tubektomi, apalagi isteri anda adalah seorang janda beranak dua.
Niat anda ketika menikahi isteri sungguh mulia karena bermaksud menolongnya dari fitnah mantan suaminya yang menceraikan dan mengusirnya dari rumahnya sendiri. Ditambah tentangan dari keluarga anda mengenai niat anda menikah, ternyata tidak menyurutkan langkah anda dan dengan kesabaran anda dalam meyakinkan keluarga, akhirnya dapat meluluhkan juga hati keluarga untuk dapat menerima keputusan anda.
Perjuangan anda yang tampaknya begitu berat sampai akhirnya menikah tampaknya masih belum selesai ya pak, karena kini isteri anda yang perlu dikuatkan hatinya. Karena perasaannya menjadi sangat sensitif dan selalu minta cerai apabila ada masalah sedikit saja.
Kekhawatiran anda bahwa pernikahan anda tidak diridhoi Allah, itu tidak beralasan lho pak, bukankah justru Allah meridhoi hambanya yang berniat menikah karenaNya. Apalagi dengan permasalahan yang begitu berat sebelumnya.
Tentunya dengan pertolongan Allah lah, akhirnya anda dapat menikah dengan wanita pilihan anda meski banyak rintangan yang harus anda lalui. Mungkin kini anda harus kembali berjuang untuk mempertahankan pernikahan anda yang merupakan ujian dari Allah bagi niat tulus anda ketika menikahi isteri.
Seorang isteri yang pernah merasakan kepahitan dalam pernikahan sebelumnya pastilah menyisakan trauma mendalam baginya. Meskipun kini telah menikah lagi, kenyataan bahwa dirinya tidak dapat memberikan keturunan yang merupakan harapan setiap pasangan yang menikah tentu membuat isteri anda merasa tidak berguna karena tidak dapat membahagiakan anda, meski ia telah memiliki anak dari pernikahannya terdahulu.
Sebagai wanita, saya dapat mengerti apa yang isteri anda rasakan saat ini, karena sebagai seorang isteri tentulah ada kekhawatiran suatu saat anda dapat saja meninggalkannya dikarenakan sebagai seorang laki-laki anda mungkin saja menginginkan anak yang merupakan darah daging anda sendiri sedangkan isteri anda tidak mungkin dapat memberikannya.
Tentu saja wanita manapun tidak menginginkan kegagalan untuk kedua kalinya dalam pernikahan, sehingga isteri anda mungkin kehilangan kepercayaan dirinya yang menimbulkan perasaannya jadi sangat sensitif dan mudah tersinggung apalagi ditambah kenyataan bahwa usia anda terpaut cukup jauh darinya, hal ini mungkin juga dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa ia tidak mampu mengimbangi anda karena usia anda jauh lebih muda.
Ketika anda menikahi isteri tentunya banyak hal yang telah anda pertimbangkan. Dengan mengambil segala resiko dan konsekuensi yang tidak ringan, anda pastinya tidak hanya merasa kasihan dengan penderitaannya saja tapi juga mencintainya bukan? Mungkin saja saat ini isteri anda belum terlalu yakin akan cinta anda padanya, karenanya tunjukan dan yakinkan padanya bahwa anda punya cinta yang besar dan tulus padanya karena Allah.
Tunjukan dengan sikap anda yang membuatnya merasa berharga dan merasa dibutuhkan serta mengatakan hal-hal romantis padanya setiap ada kesempatan. Atau dengan memberinya panggilan-panggilan mesra. Saya yakin isteri anda pasti bahagia sekali lho pak!.dan merasa yakin bahwa dirinya merasa benar-benar bernilai bagi anda.
Pada akhirnya, menurut saya perceraian bukanlah jalan keluar bagi masalah anda, justru akan menyebabkan isteri anda semakin depresi dan kehilangan kepercayaan dirinya. Anda juga tidak ingin perjuangan anda selama ini untuk menikahinya juga sia-sia bukan? Karena permintaan cerai isteri anda itu mungkin hanya luapan emosi sesaatnya untuk menguji ketulusan cinta anda.
Perbanyaklah berkomunikasi dan berbagi mengenai harapan dan keinginan2nya serta kekhawatiran dalam benaknya selama ini, terhadap pernikahan kali keduanya dengan anda. Demikian juga dengan anda, agar anda berdua dapat saling memahami apa yang masih terganjal dalam hati dan pikiran masing-masing untuk dapat sama-sama mencari jalan keluar yang terbaik.
Jangan lupa selalu memohon pada Allah memberikan kesabaran serta memudahkan usaha anda membimbing dan mendidik isteri agar pernikahan anda ini membawa keberkahan dunia akhirat.semoga kesabaran anda membuahkan hasil ya pak.
Wallahu a’lam bishawab
Wassalamualaikum wr.wb