Assalamualikum Wr. Wb.
Saya sedang sedih menghadapi rencana perceraian ortu saya yang sangat saya cintai. Belakangan ini memang puncak dari problem rumah tangga ortu kami. Ortu menikah sudah hampir 29 tahun, dengan pernikahan ini telah menghasilkan 5 orang anak yang telah menikah 4 orang termasuk saya, dengan cucu 3 orang. Sebenarnya ketidakcocokan hubungan ortu saya ini telah lama dirasakan, tetapi mereka berdua berusaha untuk mempertahankan karena alasan anak dan keluarga besar.
Saya mengalami pahitnya situasi hubungan yang tidak sehat antara mereka, mereka telah 4 tahun pisah ranjang. Tetapi mereka berusaha untuk menyembunyikan dengan keluarga dan anak-anak.
Sebelum saya menikah hubungan ortu selalu cekcok dan bermasalah. Ini karena saya memiliki ibu yang tidak bisa membawa keluarga terutama mendidik anak dengan prilaku yang lemah lembut. Ibu saya termasuk tipe yang keras hati dan kasar. Sebenarnya kami bersaudara merasakan kesedihan yang mendalam memilki ibu yang kurang memperhatikan keluarga. Ibu saya hanya mementingkan diri sendiri dan sibuk mencari uang. Jadi dia selalu merasa dirinya tinggi. Kami sekeluarga telah berulang kali memberi nasehat yang baik tetapi tanggapan ibu selalu kasar dan menolak.
Tetapi alhamdulillah kami memilki ayah yang sangat menyayangi anak-anak. Biarpun beliau sibuk dengan pekerjaannya beliau tidak pernah menelantarkan anak-anaknya. Perhatian dan komunikasi kami dengan ayah sangat dekat sehingga setiap permasalahan yang ada di keluarga, ayah selalu meminta pendapat anak-anak. Dan hari ini ayah saya tidak sanggup lagi menghadapi ibu yang cuek dan selalu membuat nama baik ayah saya rusak.
Terlalu rumit permasalahan ini diutarakan panjang lebar. Ayah meminta pendapat anak-anak untuk menghadpi tingkah ibu saya dengan menggugat cerai.
Assalammu’alaikum wr. wb.
Saudari Muslimah yang penyabar,
Semua anak tentu akan merasakan kesedihan sebagaimana yang anda rasakan ketika mengetahui orang tuanya hendak bercerai. Ya meski kehidupan kedua orangtua diwarnai oleh konflik, yang mungkin menyisakan juga kenangan pahit dalam jiwa anda, namun setiap anak cenderung menginginkan agar orang tuanya selamanya bersatu.
Saya sendiri menyayangkan seandainya 29 tahun usaha yang dilakukan mereka untuk tetap bersama harus diakhiri dengan perpisahan, karena itu waktu yang lama dalam membina hubungan rumah tangga. Memang konflik yang berkapanjangan merupakan penjara dan neraka bagi setiap pasangan dalam rumah tangga, namun untuk keluar dari situasi tersebut tentu tidak selalu harus dengan melarikan diri atau memutuskan semuanya.
Saran saya sebelum ayah anda memutuskan untuk mengajukan gugatan cerai, mungkin dapat memberikan alternatif lain dulu dengan mendatangi konselor pernikahan. Dalam sudut pandang anda dan ayah bahwa sumber masalah selama ini adalah perilaku ibu, jika demikian berarti ibu anda punya masalah. Mungkin seluruh keluarga sudah mencoba untuk selalu memperbaikinya, tapi pernahkah melibatkan orang selain keluarga? Mungkin pandangan objektif orang lain dapat membuat ibu anda lebih bisa menerima apa yang harus diperbaiki dalam rumah tangga ini dan juga dari dirinya.
Sebagai anak memang kita cenderung hanya bisa menerima keputusan orang tua, karenanya tak perlu menyalakan diri sendiri ketika usaha untuk mempertahankan pernikahan orang tua ternyata tidak berhasil. Dengan kedewasaan yang anda miliki saat ini nampaknya anda pun sudah dapat lebih memahami situasi yang terjadi, apalagi sekarang anda juga sudah berkeluarga. Anda tentu dapat ikut berempati terhadap apa yang dirasakan oleh orang tua anda.
Pada akhirnya orang tua punya hak untuk menentukan jalan hidup dan kebahagian mereka setelah selama ini berkorban untuk anak-anaknya. Jadi keputusan apapun terimalah dengan lapang dada sembari berdoa bahwa itu yang terbaik bagi mereka. Demikian tanggapan saya semoga bernilai untuk anda dan teriring doa untuk anda sekeluarga agar selalu dalam rahmat-Nya. Wallahu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.