Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Apa kabar Ibu Anita? Saya bersyukur sekali akhirnya bisa konsultasi ke rubrik ini. Ini pertama kalinya saya bergabung dengan eramuslim. Saya wanita berusia 23 tahun. Saya sudah menikah bulan September 2006, dan saat ini saya masih kuliah di UGM. Saat ini saya dan suami sedang dilanda permasalahan ekonomi yang cukup berat.
Suami memang dari keluarga yang kurang mampu. Waktu kami menikah, suami meminjam uang sebesar 9, 5 juta untuk membantu biaya resepsi pernikahan kami. Sebenarnya kami berdua ingin agar pernikahan kami hanya akad nikah saja, akan tetapi dari pihak keluarga saya tetap bersikeras agar pernikahannya diresepsikan. Kami menikah di Jakarta, tentu saja harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak. Akhirnya saat ini kami menanggung hutang-hutang yang cukup banyak.
Suami saya baru mendapat pekerjaan sebulan yang lalu dengan gaji yang pas-pasan. Bahkan untuk makan sehari-hari saja, dibantu oleh mertua. Tidak jarang saya minta cerai kepada suami karena beratnya hidup yang saya rasakan bersamanya.
Bagaimana sebaiknya sikap saya agar tetap bisa bertahan menghadapi cobaan ini? Apakah ini pertanda bahwa pernikahan kami tidak barokah? Mengapa awal kami membangun rumah tangga begitu berat?
Wassalamu’alaikum
Assalamu’alaikum wr. wb.
Saudari Ade yang dirahmati Allah..
Pernikahan anda yang belum genap setahun, ternyata harus dihadapkan dengan ujian yang cukup berat ya? Tekanan ekonomi yang anda alami dikarenakan anda harus melunasi hutang-hutang yang digunakan untuk resepsi pernikahan, padahal suami baru saja bekerja dan anda pun masih berstatus mahasiswi yang tidak memiliki penghasilan. Alhasil, gaji suami yang pas-pasan tidak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari sekaligus membayar hutang.
Untungnya mertua masih dapat membantu anda berdua meski hanya untuk makan sehari-hari. Semua itu pastilah membuat anda cukup tertekan dan merasa berat menjalani awal pernikahan yang semestinya dilalui dengan indah.
Masalah ekonomi yang anda hadapi sekarang sebaiknya disikapi dengan banyak bersabar dan tentu saja lebih berhemat lagi. Alangkah baiknya jika anda mendukung dan memberi semangat kepada suami tercinta untuk dapat melalui ujian ini bersama-sama. Bukankah suami anda terlibat hutang juga dilakukannya demi menikahi anda?
Padahal menurut anda keluarga suami adalah keluarga yang kurang mampu sehingga demi memenuhi keinginan pihak keluarga anda, terpaksa suami harus meminjam uang yang jumlahnya cukup besar. Konsekuensinya anda sebagai isterinya akhirnya turut menanggung hutang-hutang itu bukan?
Sebaiknya hilangkanlah pikiran-pikiran negatif bahwa pernikahan anda tidak barokah, karena permasalahan anda saat ini tidak bisa dijadikan alasan untuk berpikir demikian. Justru inilah saatnya anda dan suami harus kompak dan saling mendukung, bukannya menyerah apalagi berpikiran untuk berpisah.
Karena bila pada awal pernikahan anda yang cukup berat ini dapat dilalui bersama dengan baik, Insya Allah akan menjadi momen yang dapat memperkokoh ikatan cinta anda dengan suami, hingga anda berdua lebih siap bila dimasa yang akan datang dalam pernikahan anda nanti akan menemui lebih banyak lagi riak-riak gelombang yang siap menerpa bahtera rumah tangga anda.
Jadi inilah saatnya ujian pertama anda untuk menjadi seorang isteri yang sholihat bagi suami. Tunjukan padanya bila anda mampu mendampinginya dalam kesulitan ini.
Saran saya, bersabarlah dan lakukan apa saja yang kiranya dapat meringankan beban anda berdua saat ini, misalnya dengan mencari penghasilan tambahan yang memungkinkan, tanpa mengganggu kuliah anda.
Sebaiknya hindari berkeluh kesah di depan suami, karena akan berkesan bahwa anda menyesali pernikahan anda. Hal ini bisa mengendurkan semangat dan motivasi kerja suami anda dan akan membuatnya merasa bersalah karena tidak dapat membahagiakan anda.
Kemudian yang paling penting haruslah diiringi dengan pendekatan kepada Allah, mintalah pertolongan-Nya agar anda diberi kesabaran, dimudahkan untuk keluar dari kesulitan dan membukakan pintu rezeki untuk anda berdua. Serta mohonkan pada-Nya agar pernikahan anda penuh dengan keberkahan. Semoga ujian ini segera dapat dilalui dengan baik.
Wallahua’lam bishshawab
Wassalamu’alaikum wr. wb.