Assalamualaikum wr. wb.
Kami baru menikah 6 bulan lalu. Selama masa itu, teramat sering suami saya berkirim kata mesra dengan banyak teman wanitanya. Terakhir kemarin, saya melihat sendiri suami saya, berboncengan mesra dengan wanita lain. Namun ketika saya tanya, dirinya tidak menjawab, bahkan marah dan manuduh saya tidak percaya padanya.
Yang lebih menyakitkan, dia benci setiap kali saya bertanya siapa wanita itu. Padahal maksud saya bertanya, hanya ingin melepaskan dirinya dari perbuatan dosa. Jika selingkuh ini diteruskan, saya sudah menyatakan berkali-kali, saya siap mundur jika dia ingin menikah dengan wanita itu. Tapi suami saya marah.
Ibu, apa yang harus saya lakukan, karena saya melihatnya sendiri. Tetapi dia tidak mau mengaku.
Saat ini saya sedang hamil 7 bulan. Bolehkah saya bercerai? Meski saya tahu ini bukan akhir yang baik. Saya mohon jawaban ibu, karena saat ini saya benar-benar tidak tahu harus bagaimana?
Terima kasih.
Wassalam wr. wb.
Assalammu’alaikum wr. wb.
Ibu rhe yang penyabar,
Saya ikut prihatin atas kondisi ibu saat ini. Belum lama menikah dan sedang menikmati kebahagiaan akan datangnya buah hati, namun hati jadi tergoncang dengan sms mesra suami pada wanita lain, bahkan menyaksikan sendiri suami berboncengan dengan wanita lain. Dalam kondisi hamil tentu saja semuanya jadi semakin berat ibu rasakan.
Saat hamil wanita cenderung berada pada kondisi psikologis yang rentan sehingga emosi juga kurang stabil. Jika tekanan dirasakan berlebihan maka hal tersebut dapat membawanya pada kondisi depresi dan hal ini sangat tidak sehat bagi calon buah hati dalam kandungan ibunya. Bukan hanya fisik dan makanan ibu saja yang akan mempengaruhi perkembangan buah hati namun juga kondisi suasana hati ibu pun besar pengaruhnya terhadap mental sang calon bayi.
Nampaknya akan lebih bijak jika ibu bersabar atas situasi ini dan mendinginkan hati serta kepala agar dapat jernih mengambil keputusan terbaik dalam masalah rumah tangga ibu saat ini. Keresahan ibu atas apa yang dilakukan suami sebaiknya tidak langsung menjadi sebuah vonis bahwa rumah tangga tidak dapat lagi dijalankan.
Islam memang memberi jalan untuk terjadinya perceraian namun juga perlu diingat bahwa perceraian merupakan tindakan halal yang dibenci Allah. Artinya jika memang perceraian menjadi pilihan sebaiknya melalui proses bertahap dan usaha maksimal dalam melakukan perbaikan terlebih dahulu.
Oleh karena itu saran saya sebaiknya ibu membicarakan dulu secara baik-baik perilaku suami yang membuat ibu resah ini. Bicarakanlah fakta yang ibu lihat kepada suami namun tanpa mengedepankan prasangka. Berilah kesempatan kepada suami untuk memberikan penjelasan.
Jika fakta demikian jelas namun sulit untuk membicarakan dengan baik kepada suami tanpa pertengkaran, maka sebaiknya datanglah ke penasehat pernikahan sehingga ada masukan dari orang lain yang objektif atas masalah ini dan diharapkan juga dapat diambil penyelesaian yang terbaik dari situasi yang ibu hadapi. Bersabar ya bu, dekatkanlah hati kepada Allah agar jiwa lebih tenang menghadapi semua masalah dalam rumah tangga. Wallahu’alambishshawab.
Wassalammu’alaikum wr. wb.
Rr. Anita W.