Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
Ibu Anita yang di Rahmati Allah SWT, Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. AMin
Ibu Anita saya mau bantu masalah tentang teman saya, saya sudah menyarankan beberapa hal, tapi saya juga takut kalau saran saya benar atau tidak., maka dari itu saya coba tanya kepada Ibu.
Ceritanya begini, Saya punya temen perempuan sebut saja namanya Dewi, ia sudah berpacaran dengan laki-laki selama satu tahun, keluarga mereka sudah dekat bahkan keluarga besar mereka sudah saling kenal, dan rencananya setelah Idul Fitri si pacar ini akan melamar. Insya Allah.
Teman saya ini Dewi bekerja di perusahaan swastaia bekerja sudah dua tahun, dua bulan belakangan ini Dewi berkenalan dengan Laki-laki sebut saja namanya Adam, Mereka berdua cukup dekat, karena setiap bertemu yang dibahas selalu tentang agama dan Dewi senang untuk belajar agama kepada Adam, banyak hal-hal yang membuat Dewi terkagum-kagum pada Adam ini seperti Sholat wajibnya selalu tepat waktu, Shalat-shalat sunahnya selalu dikerjakan, Hafalan Al-Quran beberapa surat panjang cukup baik, perilakunya pun cukup sopan dan dewasa.
Pada akhirnya Adam pun tertarik pada Dewi, dalam waktu dekat ini Adam ingin berhubungan serius dengan Dewi, dalam waktu dekat ini juga Adam akan membawa keluarganya yang berada diluar kota untuk melamar Dewi. Adam berniat untuk melamar Dewi.
Dewi pun bercerita pada sang Ibu, namun Ibu menolak Adam, karena keluarga besar sudah setuju dengan pacarnya.
Yang jadi masalah, teman saya ini harus pilih yang mana, di satu sisi Dewi ingin memenuhi keinginan orang tua, di sisi lainia ingin terus mendapat bimbingan agama dari Adam. Jika Dewi menerima Adam tentu orang tua sangat marah dan Dewi tidak ingin akhirnya seperati itu. Jika ia menolak Adam Dewi beranggapan kalau ia telah menolak rezeki.
Saya sudah menyarankan untuk istikharah, namun saya minta juga pendapat dari Ibu, teman saya harus bagaimana. Teman saya sangat membutuhkan jawaban secepatnya.
Terima kasih saya ucapkan atas jawaban Ibu, selebihnya saya mohon maaf jika ada kesalahan.
Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabbarakatuh.
Mbak Wiwi yang dirahmati Allah,
Wah seru juga ya kisah kasih teman anda dan nampaknya anda sahabat yang sangat peduli dengan teman sehingga jadi ikutan bingung dengan permasalahan teman anda tersebut. Tapi beruntung teman anda, karena memiliki sahabat yang sangat empati terhadap masalahnya, sehingga berusaha mencari berbagai pandangan lain untuk membantunya agar tidak salah dalam menentukan jalan hidupnya.
Memang memutuskan seseorang untuk menjadi pasangan hidup membutuhkan pemikiran yang panjang dan matang. Meskipun jodoh merupakan ketentuan Allah namun sebagai manusia kita diwajibkan untuk berikhtiar agar orang yang menjadi jodoh kita benar-benar orang yang dapat membawa kita kepada kebahagian dunia dan akherat.
Pacaran untuk sebagian orang dianggap sebagai usaha untuk mencari jodohnya, namun Islam sebenarnya tidaklah menjadikan ini sebagai cara yang benar dan sebagian ulama pun mengharamkannya.Bahkan dibarat pun ada penelitian yang menunjukkan bahwa pernikahan tradisional (di mana pasangan dijodohkan) lebih bisa bertahan lama dalam menjalani kehidupan rumah tangga di bandingkan pernikahan romansa barat (melalui proses percintaan/pacaran).
Oleh karenanya pacaran sekian tahunpun tidak membuat seseorang menjadi berjodohan dan tidak menjadi jaminan pula bahwa akan menjadi pasangan yang tepat untuk mengarungi lika-liku kehidupan rumah tangga.Menurut saya, kualitas individu yang kelak akan menjadi pasangan kitalah yang lebih besar pengaruhnya untuk membawa kepada kehidupan rumah tangga yang bahagia. Dalam hal ini, terutama memang dianjurkan kualitas pasangan dalam menjalani kehidupan keagamaannya.
Mbak wiwi sebenarnya sudah menganjurkan hal yang tepat kepada teman untuk melakukan sholat istikaharah, jika keraguan masih dirasakan sebaiknya teman anda juga tidak terburu-buru untuk memutuskan. Sesuatu yang mantap di hati akan lebih mudah dijalani bahkan diperjuangkan daripada sesuatu yang dijalani dengan keraguan dari awalnya.
Jika hati teman anda sudah mantap terhadap pilihan yang baik untuk dunia akheratnya, maka tentu dia akan berusaha untuk bisa mengatasi hambatan atas pilihan hatinya. Apalagi jika diniatkan dengan kesungguhan hati untuk menikah karena Allah maka berdoa kepada-Nya akan membuat kesulitan menjadi kemudahan.Salam buat teman anda. Wallahu’alambishshawab
Wassalammu’alaikum wr, wb.
Rr Anita W.