Assalamu’alaikum Mam Fifi,
Bagaimana mengatasi konformitas remaja yang semakin hari semakin berlebihan, sehingga tiada hari tanpa teman se “gank” itu. Akibatnya dalam akademik dan kegiatan eskulnya pun jadi berpengaruh…
Jazakallah,
Mida
Jawab :
Walaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh,
Bu Mida yang baik, anak yang suka bergaul hanya dengan sesama remaja saja, itu dari dulu seperti itu, mungkin kita juga dulu seperti itu, coba bayangkan dulu kita bagaimana, nanti ada masanya mereka ‘ngeh‘ dengan orangtua.
Baiknya ibu ajak bicara anak ibu, bahwa kondisi keluarga kita tidak bisa seperti ini, para remaja harus disadarkan bahwa mereka punya orangtua, punya kakak adik dan saudara. Yang harus diperhatikan juga, selain itu ibu juga minta agar akademik mereka tidak boleh buruk, juga ekskul harus diikuti. Memang lelah bu, bahkan kalau perlu, ibu ajak saja teman-teman anak ibu itu datang kerumah, dan ibu ajak makan bakso, lalu ibu ungkapkan atau nasehati mereka agar ikut klub ekskul barengan, jangan hanya ngobrol , dan nongkrong-nongkrong saja.
Dibicarakan dan dikomunikasikan terus menerus saja bu, memang akan sangat lelah dan mungkin mereka tetap cuek dan perkataan kita tidak ada yang dimasukkan dalam pikirannya, namun lama-lama akan masuk juga. Selain itu, bisa juga ibu ketemu dengan orangtua teman se ‘gank’-nya dan ungkapkan apa yang ibu rasakan agar ada bantuan juga dari orangtua mereka.
Hal lain minta bantuan pihak sekolah, untuk memecah kelompok mereka, dengan cara dipisahkan kelas dari gengnya itu. Bila sangat keterlaluan, maka bisa saja ibu pindahkan sekolah anak ibu, walau anak ibu protes, maka itulah jalan terakhir untuk “mengurangi keterikatan pada gengnya itu.”
Wassalam
Mam Fifi
Ingin mengirim pertanyaan untuk rubrik ini? Kirim pertanyaan ke email [email protected] dengan subject : Konsultasi Pendidikan
* Penulis yang bernama lengkap Fifi P. Jubilea adalah founder of Jakarta Islamic School, Ibu dari 3 orang anak yang tengah menyelesaikan kuliah S3 di Australia ini telah menerbitkan buku : Aku Cinta Padanya Bunda, Secangkir Teh Buatan Bidadari, dan 3 Hari Melihat Kota Yang Menyayat Hati.