Jangan biarkan libur Lebaran putra-putri Anda kali ini dihabiskan dengan berlama-lama di depan televisi, komputer atau mainan digital lainnya. Lebih baik sering-seringlah mengajak mereka berjalan-jalan walau mungkin hanya ke taman.
Penelitian baru mengungkapkan, anak-anak yang menghabiskan setidaknya tiga jam lebih di depan media televisi atau komputer, memiliki kemungkinan sembilan kali lebih besar mengalami gangguan kemampuan motoriknya ketimbang mereka yang banyak beraktivitas.
“Masa anak-anak adalah saat yang kritis bagi pengembangan keterampilan koordinasi motorik yang penting untuk kesehatan dan kesejahteraan.Kita tahu bahwa gaya hidup sedentari memiliki efek negatif pada keterampilan ini dan berkaitan denganmenurunnyakebugaran, harga diri yang rendah, penurunan prestasi akademik penelitian seperti dikutip dari medicaldaily.
Untuk penelitian ini, peneliti menilai gaya hidup lebih dari 200 anak laki-laki dan perempuan berusia antara sembilan dan 10 dari 13 sekolah dasar di Portugal.
Aktivitas fisik dari anak-anak diukur dengan accelerometer-sebuah alat yang merekam gerakan dan intensitas. Keterampilan motorik diukur dengan menggunakan tes yang mengukur kemampuan untuk melompat lateral, melompati rintangan dan keseimbangan.
Kuesioner juga diberikan kepada orang tua dari anak-anak yang berpartisipasiuntukmenanyakan tentang kebiasaan gaya hidup anak mereka.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktunya lebih dari 70% untuk kegiatan yang tidak melibatkan gerakan fisik mereka ternyata sangat mempengaruhi keterampilan motorik mereka. Ini banyak ditemukan pada anak laki-laki ketimbang anak perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan yang menghabiskan 77,3% atau lebih banyak waktu untuk kegiatan yang tidak melibatkan fisik memiliki keterampilan motorik 4-5 kali lebih buruk dibandingkan anak perempuan aktif.
Untuk anak laki-laki, menghabiskan lebih dari 76% waktu mereka duduk berarti bahwa mereka 5-9 kali lebih mungkin untuk mengalami gangguan keterampilan motorik.
“Sangat jelas dari penelitian kami bahwa tingkat tinggi perilaku menetap adalah prediktor independen koordinasi motorik rendah, terlepas dari tingkat aktivitas fisik dan faktor-faktor kunci lainnya. Perilaku menetap Tinggi memiliki dampak signifikan pada koordinasi motorik anak-anak, dengan anak laki-laki menjadi lebih terpengaruh dibandingkan anak perempuan,” kata Lopes.
Sebuah penelitian terbaru melaporkan bahwa anak-anak menghabiskan kurang dari 20 menit sehari untuk bermain di luar sedangkan waktu yang dianjurkan adalah minimal 60 menit aktivitas fisik.
“Hasil menunjukkan pentingnya menetapkan waktu maksimum untuk perilaku menetap, sementara mendorong anak untuk meningkatkan jumlah mereka aktivitas fisik. Kami berharap temuan kami akan membuat kontribusi yang berharga bagi perdebatan tentang kesehatan anak dan mendorong penyelidikan masa depan mengenai hal ini,”kata Lopes.
Studi ini dipublikasikan di American Journal of Human Biology.(fq/inilah)