Istri Lebih Memikirkan Orangtua

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya laki-laki sudah menikah dan sudah dikarunia dua orang anak, perempuan dan laki-laki yang usianya 3,5 dan 2,5 tahun. Saya akui penghasilan saya perbulannya tidaklah begitu besar boleh dikatakan pas-pasan saja sehingga kami belum bisa menabung untuk masa depan anak kami.

Dengan keadaan yang seperti itu sehingga saya mengijinkan istri saya untuk bekerja dengan konsekuensi harus bisa menabung setiap bulannya. Tapi di sini justru timbul masalah baru karena isteri selalu mengangap bahwa uang yang dia dapat adalah uangnya bukan uang kita dalam pengertian keluarga, bahkan isteri saya selalu memberikan sebagian uangnya kepada mertua saya tanpa sepengetahuan saya sebagai suaminya, sehingga tujuan saya mengijinkan istri bekerja tidak terwujud, bahkan belum akhir bulan uang istri saya sudah habis begitu saja sehingga mau tidak mau saya harus tetap mencarikan tambahan uang untuk kebutuhan tak terduga anak dan kelurga kami, dan akhirnya kami juga tidak bisa menabung seperti yang saya rencanakan sebelumnya.

Saya sudah bicarakan hal ini kepada istri saya dan katanya ini adalah dilema karena kami masih tinggal dirumah mertua kami karena istri saya adalah anak satu – satunya. Saya pusing bagaimana seharusnya saya menyikapi isteri, agar keluarga ini bisa terus utuh bahkan menjelma menjadi sebuah keluarga yang sakinah mawaddah warohmah seperti yang selama ini saya impi-impikan yang kelak bisa bisa memberikan kehidupan yang layak bagi anak – anak kami .

Terima kasih atas jawabannya,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuhu

Bpk. Agus Yuliono yang dirahmati Allah swt.,
Anda adalah bapak dari dua balita yang tentu sedang lucu-lucunya, jadi bapak patut bersyukur atas karunia-Nya ini, juga telah diberi keluarga yang setia dan mendukung Anda. Apalagi istri juga ikut bekerja mencari nafkah keluarga, tentu kerepotan Anda dan keluarga bertambah ya..pak. Mungkin Anda juga patut bersyukur pada mertua yang tentu juga ikut membantu momong cucu yang mesti kecil-kecil..? Atas semua itu, banyak bersyukur adalah hal yang mestinya kita lakukan. Allah swt berfirman yang kurang lebih artinya:
“ Jika kalian bersyukur, Aku (Allah) sungguh akan memberi tambahan ni’mat kepada kalian,” (QS Ibrahim:7).

Bpk. Agus Yuliono yang dirahmati Allah swt.,
Nampaknya Anda sedang menghadapi masalah dalam manajemen keuangan keluarga, bagaimana mengalokasikan pemasukan yang terbatas. Ini memang masalah yang sering terjadi pada hampir semua keluarga, apalagi di tengah krisis yang sedang melanda bangsa kita. Alhamdulillah di tengah situasi ini Anda dibantu istri dalam menambah penghasilan. Semoga menjadi pahala bersama ya, pak..bukankah setiap tetes keringat untuk keluarganya adalah sedekah?
Bpk. Agus Yuliono yang dirahmati Allah swt.,
Salah satu sebab yang masih mengganjal hati Anda saat ini adalah karena istri yang kurang terbuka masalah keuangannya, betulkah? Istri juga terlalu banyak mengalokasikan penghasilannya untuk mertua yang tinggal serumah. Istri Andapun mengaku ini suatu hal yang dilematis karena tinggal serumah dengan mertua apalagi istri adalah anak satu-satunya. Memang, Pak, dalam Islam wanita mempunyai hak atas hartanya sendiri, diapun berhak mau menggunakan untuk apa. Nah, tetapi akan ahsan atau lebih baik jika istri tidak semaunya sendiri dalam hal ini, yakni bisa mengatur untuk hal-hal yang prioritas. Andapun dapat meningkatkan kepahaman agamanya tentang masalah ini. Ya, memang awal tujuan istri bekerja adalah untuk menambah pemasukan jadi tujuan ini harus diwujudkan, bukan? Bapak benar namun tujuan istri untuk bershadaqah juga patut dihargai.
Bpk. Agus Yuliono yang shalih,
Mari pikirkan secara mendalam tentang keberadaan mertua; mungkin jika tinggal berjauhanpun belum tentu lebih baik kan, Pak..karena Anda harus memikirkan kontrak, mencari pembantu, karena istri anda harus bekerja. Jadi yang lebih tepat adalah bagaimana terjadi suatu yang mirip istilah simbiosis mutualisme atau hal yang saling menguntungkan keduabelah pihak. Aturlah berapa prosen dari penghasilan untuk mertua sebagai shadaqah. Kalau dipikir secara jernih, mereka juga telah banyak berjasa pada keluarga Anda bukan? Nah..jadi yang terpenting adalah bagaimana agar penghasilan yang terbatas dapat dialokasikan secara proporsional, adil dan merata.
Bpk. Agus Yuliono yang dirahmati Allah swt.,
Teruskan untuk mengajak isri Anda berunding, menentukan skala prioritas, mana yang paling penting perlu disisihkan terlebih dulu baru yang kurang penting; juga sebenarnya berapa kemampuan keluarga Anda untuk memberi pada mertua dan berapa untuk kebutuhan keluarga Anda sendiri, termasuk menabung bagi masa depan anak. Jauhilah pemborosan karena Allah swt tidak menyukai sifat boros. Mudah-mudahan dengan komunikasi yang baik, lembut dan penuh kasih-sayang maka istri dapat lebih proporsional dalam mengalokasikan uang belanjanya. Bahasa cinta seringkali menjadi kunci kebuntuan. Sekian ya, Bpk Agus Yuliono, semoga Allah swt memberi rizki yang barokah pada keluarga Bpk….amin.
Wallahu a’lam bisshawab,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuhu

Bu Urba