Assalamu’alaikum wr, wb.
Saya seorang pria baru saja menikah. Kira kira 2 minggu sebelum menikah, calon isteri saya tiba-tiba merasa tidak bisa menerima saya sebagai suaminya dengan alasan yang tidak jelas (sedikit banyak setealah menikah saya tahu/dapat info yang insya Allah benar kalo ada pria lain yang saat itu lebih sreg dihatinya, tapi dia nggak cerita dan saya sendiri juga nggak menanyakannya) dan ingin membatalkan pernikahan.
Karena waktu pernikahan yang sudah dekat akhirnya kami tidak bisa memutuskan permasalahan tersebut dan pernikahan telah terjadi. Saya berusaha menyakinkan dia untuk dapat bersama-sama membina keluarga kami dengan baik, tapi sampai saat ini dia belum bisa sepenuh hati menjalani pernikahan ini.
Di awal pernikahan dia bahkan tidak mau diajak untuk berhubungan suami isteri. Masalah tambah berat ketika dia sedikit membuka hatinya, saya sendiri justru tidak mampu menjalankan tugas sebagai seorang suami untuk memberikan nafkah batin, mugin karena beban berat dari masalah tersebut. Saat ini saya masih berusaha menyembuhkan kelemahan saya meskipun tanpa dukungan sepenuh hati dari isteri.
Sebenarnya isteri saya juga takut untuk mengakhiri pernikahan ini karena faktor keluarganya (takut pada bapak ibunya). Saya mohon saran bagaimana menyikapi permasalahan ini, saya sendiri ingin tetap mempertahankan pernikahan ini.
Wassalaamu’alaikum wr, wb.
Assalamualaikum wr, wb.
Saudara Agus yang dirahmati Allah
Memang jadi serba salah ya, bila hari pernikahan sudah semakin dekat, tiba-tiba calon isteri merasa ragu untuk melangkah dalam kehidupan barunya bersama anda. Apalagi tidak disertai dengan alasan yang kuat, meskipun akhirnya anda tetap menikah juga. Namun keraguan isteri membuat anda merasa penasaran, yang pada akhirnya anda mendapatkan informasi yang mengatakan bahwa ada pria lain yang lebih sreg dihati calon isteri anda pada waktu itu.
Akhirnya mudah ditebak, bila pernikahan yang tidak dilakukan dengan sepenuh hati oleh salah satu atau kedua belah pihak, maka akan banyak keraguan dan ganjalan dalam hati yang disebabkan oleh ketidak ikhlasan selama menjalani hubungan pernikahan. Seperti pernikahan yang anda jalani saat ini dengan isteri, bahkan isteri anda sempat menolak berhubungan intim pada awal pernikahan.
Saya melihat masalah anda saat ini lebih kepada kurangnya komunikasi yang terjalin dengan isteri. Komunikasi yang macet, menyebabkan masalah demi masalah menjadi terakumulasi dan tidak terselesaikan. Sehingga menimbulkan prasangka serta rasa kecewa yang dimulai sejak awal pernikahan. Ditambah lagi kenyataan bahwa isteri masih setengah hati menjalankan perannya sebagai isteri yang anda harapkan dikarenakan alasan keraguannya untuk menikah ternyata cukup menyakitkan hati anda.
Penolakan dan sikap isteri yang belum ikhlas melayani suami dengan baik, ternyata membawa dampak psikologis yang cukup berat buat anda, sehingga anda memendam kekecewaan yang begitu dalam. Harga diri anda sebagai laki-laki dan suami pastilah merasa terluka dan akibatnya anda kini mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban memberikan nafkah batin.
Saran saya, cobalah membuka komunikasi dengan isteri, ungkapkan segala perasaan yang anda rasakan tanpa harus membuatnya merasa terpojok. Diskusikan secara terbuka dengan isteri apa yang seharuskan dilakukan bersama agar pernikahan ini tetap berjalan. Usahakan jangan ada ganjalan sedikitpun dihati masing-masing yang tersisa. Karena hal itu menyebabkan prasangka buruk terhadap pasangan dan akan membuat kehilangan kepercayaan satu sama lain.
Pernikahan sudah terlanjur terjadi, meskipun memang ada keterpaksaan. Namun bukan berarti tidak bisa dikoreksi dan diperbaiki bersama-sama. Karena yang terpenting adalah niat dan keinginan tulus bersama-sama untuk menjalani pernikahan yang lebih baik. Maka pernikahan yang sakinah, mawaddah, warrahmah bukan hal yang mustahil untuk diraih.
Buang jauh-jauh berpikir ke arah perceraian, karena bukan merupakan jalan keluar yang terbaik.. Teruslah berusaha untuk saling membuka diri agar dapat saling merasa nyaman untuk berbagi dalam segala hal. Banyak-banyak menghabiskan waktu berdua dengan isteri untuk memupuk rasa cinta dan kebersamaan, serta menguatkan ikatan emosional anda berdua.
Semoga isteri anda juga memiliki keinginan untuk sama-sama mempertahankan ikatan suci ini, karena dengan demikian usaha anda akan jauh lebih mudah. Lain halnya bila tidak demikian, anda berarti harus lebih berupaya sekuat tenaga meyakinkan isteri agar bersedia tetap menjalani pernikahan ini dengan ikhlas, bukan semata-mata enggan bercerai karena takut kepada orangtuanya. Karenanya jangan lupa selalu berdoa kepada Allah SWT yang maha membolak-balikan hati, agar isteri dibukakan hatinya diberi keikhlasan untuk menerima dan melayani suami. Serta diberi kemudahan menyelesaikan masalah ini dengan baik.
Wallahu’alam bishawab.
Wassalamulaikum wr, wb.