Assalamualaikum wr, wb.
Saya sudah menikah selama 2 tahun. Isteri saya seorang yang pemarah. Salah sedikit saja pasti dia marah dan seringkali disertai dengan kekerasan seperti memukul, menendang, caci maki, dll. Kalau dia sedang marah, saya tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima perlakuan kasar darinya dan memohon-memohon maaf.
Karena jika saya tidak terima diperlakukan kasar, baik itu mencegahnya atau melawan balik, maka kemarahannya akan menjadi-menjadi dan kekerasan yang akan dilakukannya akan semakin besar. Oleh karena itu, selama 2 tahun ini saya hanya bisa pasrah dan berusaha agar tidak membuatnya marah.
Sulitnya, ada saja kesalahan yang menurut dia telah saya perbuat, padahal saya tidak sadar bahwa itu salah. Jika saya menasehatinya atau membahas mengenai perlakuan kasarnya itu, pasti kemarahannya akan meledak kembali.
Saya bingung harus berbuat apa. Jika saya diamkan, saya akan terus menderita begini. Jika saya berusaha menasehatinya, akan timbul pertengkaran. Sebenarnya saya sudah tidak tahan diperlakukan kasar setiap hari.
Saya mohon nasehatnya atas permasalahan yang saya hadapi ini. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kami.
Wassalamualaikum wr, wb.
Assalamualaikum wr. wb.
Seorang isteri yang pemarah dan sering beperilaku kasar kepada suami apalagi disertai pukulan dan caci maki memang perbuatan yang sangat tidak terpuji. Dari sisi hukum Islam: haram dan berdosa. Dari sisi etika: merendahkan martabat dirinya, orangtuanya dan suaminya.
Dari sisi psikologi: tindakan isteri anda membuktikan ketidakmampuannya mengendalikan jiwanya dan sekaligus menekan jiwa suami sekaligus menjatuhkan harga diri suami sebagai seorang pemimpin dalam rumah tangga. sedangkan dari sisi sosial: merusak keharmonisan hubungan suami isteri.
Menghadapi isteri anda yang pemarah, tampaknya anda cukup banyak bersabar dan lebih banyak mengalah. Meskipun menurut anda, anda sudah berusaha menasehati isteri namun justru membuat kemarahannya akan meledak kembali.
Sehingga anda berusaha untuk tidak membuatnya marah dan memilih untuk bersikap pasrah menghadapi sikap kasar isteri. Namun bagaimanapun juga saya mengerti bila anda mulai tidak tahan menghadapi sikap isteri yang demikian.
Memang menghadapi kekerasan dan sikap kasar isteri, yang terbaik adalah berusaha bersikap tenang dan tidak terpancing. Karena persoalan akan semakin runyam apabila suami membalasnya dengan kekerasan pula.
Dalam permasalahan ini, sebaiknya juga diingat sikap isteri yang demikian kasar pada anda pastilah ada penyebab yang melatarbelakanginya. Karena pastilah, tidak ada satupun perlakuan tertentu selain selalu ada hubungan sebab-akibat. Karena itu tidak ada salahnya anda melakukan introspeksi diri, siapa tahu sikap kasarnya merupakan akibat dari sesuatu hal yang mungkin pernah anda lakukan diluar kesadaran.
Sudah menjadi tugas anda sebagai suami untuk membimbing dan mendidik isteri yang menjadi amanah dan tanggung jawab anda. Lakukan lah dengan rasa cinta dan keinginan mulia untuk membangun keluarga yang tenang dan penuh kasih sayang dengan isti tercinta.
Untuk menasehati isteri, sebaiknya dilakukan saat kondisi emosi anda dan isteri tenang. Perhatikan juga waktu yang tepat. Jangan langsung membahas sikap kasarnya, sebaiknya terlebih dahulu mengajak isteri untuk saling introspeksi diri.
Saling mengingatkan tujuan dan komitmen awal pernikahan. Bila komunikasi dengan isteri, tidak menemui titik temu, sebaiknya anda menyertakan orang ketiga yang dihormati isteri, (misalnya orangtuanya atau ustadzah) untuk turut menasehatinya.
Ketegasan anda juga diperlukan untuk menjaga wibawa anda sebagai seorang suami dimata isteri. Hal ini mutlak diperlukan guna menegakkan fungsi qowwam (pemimpin, pengayom) dalam rumah tangga. Supaya isteri tidak dapat bertindak semena-mena tehadap suami.
Namun ketegasan di sini janganlah disalah artikan sebagai bertindak keras apalagi kasar. Ketegasan di sini adalah sikap yang tegas memberi sangsi dari yang paling ringan (memisahkan tidurnya) sampai paling berat (dan akhirnya menjatuhkan talak), apabila sikap isteri masih belum menunjukan perubahan.
Semoga apa yang saya sampaikan sedikit banyak menjadi pertimbangan bagi anda menyikapi permasalahan anda.
Wallahu’alam bishawab
Wassalamualaikum wr, wb.